HOLLAAA...
APA KABAR?SAYA KEMBALI DENGAN MEMBAWA INFOMASI
APA ITU?
AWALNYA SAYA NULIS CERITA INI GAK MAU KASIH KONFLIK YANG BERAT BERAT. SETELAH DIPIKIRKAN LAGI, SEPERTINYA MEMBERI SEDIKIT KONFLIK BERAT TAK APA KALI...SAYA JUGA AKAN MERUBAH JUDUL. DARI
A C E R [BOCAH PENTOLAN KOMPLEKS]
MENJADI
A C E R
KEMAPA '[BOCAH PENTOLAN KOMPLEKS] NYA DIHAPUS?
KARENA TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA CERITA KARENA SAYA TELAH MERUBAH IDE CERITA...DAN YANG MINTA DOUBLE UP KEMARIN, MAAF GAK BISA PENUHIN KARENA SAYA SUSAH SEKALI MELAWAN RASA MAGER...
PADAHAL. IDE SUDAH ADA...DAH, ITU SAJA...
SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK
"Hiks... Mommy hiks..."
All mengusap punggung Abi menenangkannya. Ia sangat panik saat ditelepon jika Ressi pingsan dikamar mandi.
"Udah, gak papa, mommy gak papa kok, " ujar All menenangkan Abi. Walau tak dipungkiri ia pun sama paniknya. Namun ia harus tegar untuk Abi. Pintu UGD terbuka menampilkan dokter muda dengan jas putihnya, All dan Abi berdiri menghampiri sang dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya, dok?"
Dokter itu tersenyum. "Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan selamat, istrimu sedang mengandung!"
******
"Abi, sini!" panggil Ressi pada Abi yang hanya diam. Ressi tahu ketakutan Abi, karena ia pernah bertanya pada Abi masalah adik. Dengan tegas Abi menjawab tidak, ia takut jika mempunyai adik, ia tidak lagi disayang.
Ressi awalnya khawatir saat tahu ia hamil, namun All mengatakan Abi akan senang mempunyai adik. Hanya butuh waktu saja untuk menjelaskannya.
All mengangkat Abi, mendudukkannya disebelah Ressi. Abi menautkan kedua tangannya, merasa gugup.
Abi mendongak kala merasakan usapan pada kepalanya. All tersenyum, membawa satu tangan Abi menuju perut Ressi.
"Disini ada adek bayi Abi, loh," ujar All.
"Seneng gak mau punya adik?" tanya All.
Abi diam, tak berniat menjawab. Ia bingung harus menjawab seperti apa, karena saat tangannya menyentuh perut Ressi, ada rasa senang tersendiri dalam hatinya.
"Abi kok diem?" Abi menatap Ressi, matanya berkaca kaca. Tumpah sudah tangisnya saat memeluk Ressi.
"Abi, hiks... Takut mommy!"
"Na-nanti hiks... Mommy sama hiks... Daddy, gak sayang Abi Huwaaa!!!"
"Eh, siapa bilang? Mommy sayang Abi kok. Walau pun nanti ada adek bayi, sayang mommy ke Abi gak akan berkurang, malah bertambah!"
"Benel mommy?" Ressi mengangguk seraya tersenyum. Ia mengusap wajah basah Abi.
"Bener apa kata mommy. Punya adik itu enak tahu. Abi ada temen mainnya nanti!" imbuh All.
"Yaudah, Abi mau punya adek."
All dan Ressi tersenyum mendengarnya. Mereka berpelukan dengan senyum yang merekah. Dalam hati, All tak henti hentinya memgucap syukur. Impiannya untuk mempunyai anak kedua terkabul.
*****
"Geli All!" kesal Ressi saat All terus saja mencium perutnya, namun tak urung tertawa juga.
Mereka berdua tengah berada dikamar Ressi dirumah mommy. Saat tahu akan kehamilan Ressi, kedua orang tua All dan Ressi memutuskan untuk mengadakan syukuran kecil kecilan, atau lebih tepatnya makan malam bersama.
"Aku seneng kamu hamil lagi. Aku juga seneng akhirnya Abi mau menerima kehadiran adiknya." ujar All. Ressi tersenyum saja, tak menanggapi perkataan All.
"Udah sana kamu mandi. Sebentar lagi makan malam dimulai," All mengangguk. Beranjak dari tempat ternyamannya. Tidur dipaha Ressi, dengan Ressi yang senantiasa mengusap kepalanya.
Ressi menyiapkan pakaian yang akan All kenakan. Menaruhnya diatas tempat tidur. Lalu setelahnya, ia menuju kamar Abi yang ada disebelah kamarnya. Memastikan apakah anaknya itu sudah mandi atau belum.
Belum satu langkah ia beranjak, dentingan notifikasi ponselnya membuatnya membelok arah menuju nakas. Dahinya mengernyit kala melihat nomor asing.
+628XXX...
'Berbahagialah atas kehamilanmu sekarang, karena setelahnya kau akan menangis darah karenanya'
Tubuh Ressi menegang seketika, ia menoleh kesekitar dengan degub jantung yang tak karuan. Kakinya yang bergetar takut, ia langkahkan menuju balkon kamar. Membuka pintunya, membuat rambutnya tersibak angin malam.
Matanya memicing saat melihat siluet seseorang diujung jalan. Gelapnya malam membuatnya tak bisa melihat wajah itu.
"Hah?!" Ressi memegang dadanya karena kaget.
"Kamu ngeliatin apa? Kok mukanya serius gitu?" tanya All. Ia baru selesai mandi, tak mendapati Ressi. Pintu balkon yang terbuka membuatnya melangkahkan kaki kemari.
"Gak ngeliatin apa apa kok. Udah kamu ganti baju sana, nanti masuk angin," ujar Ressi, saat menyadari All hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya.
"Kamu juga masuk, angin malam gak bagus untuk kesehatan."
*****
"Hah? Iya?"
"Kamu ngelamunin apa, sih? Mommy dari tadi ngomong sama kamu, loh!"
Ressi mengusap tengkuknya. Ia sama sekali tak memperhatikan apa yang mommynya bilang.
"Kamu mikirin apa? Dari tadi kamu melamun terus?" tanya All. Sedari dimeja makan tadi, sudah tiga kali Ressi kepergok melamun. Saat ditanya selalu menjawab 'gak ada kok'
"Gak kok, aku gak lagi mikirin apa apa."
"Kamu lagi hamil, gak boleh banyak pikiran. Kalau ada apa apa bilang sama kami," ujar Cleo.
All mengangguk membenarkan. "Kamu gak lagi sembunyiin sesuatu kan?"
"Gak, gak kok!"
All menatap Ressi intens. Mata Ressi tak berani menatapnya membuatnya yakin jika Ressi berbohong.
"Mommy Abi ngantuk," rengek Abi. Matanya sayu karena mengantuk.
"Aku tidurin Abi dulu."
Ressi menggendong Abi menuju kamar. Abi itu penakut. Jika ingin tidur, maka ia harus ditemani hingga benar-benar tertidur.
PenulisRR:')
Kamis 20 Mei 2021 (19:45)

ESTÁS LEYENDO
I'm Yours
De Todo[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...