Holaaa....
Aiy combek...
Tak banyak bacot, kuy baca...
Eits... Vot komen dulu dong...Abi mengucek matanya yang terasa perih. Bibirnya tersenyum kala mengingat betapa romantisnya cerita Wattpad yang tadi ia baca. Abi beranjak dari kasur, kondisinya tak bisa dibilang baik-baik saja. Rambut bagaikan sarang burung, muka bagaikan gembel serta baju yang acak-acakan.
"Mommy?!" mata Abi menelisik sekitar. Menuruni tangga menuju ruang keluarga. Tak mendapati yang dicari, Abi berlalu menuju dapur. Abi mengusap leher saat dahaganya terpenuhi. Meletakkan kembali botol minuman dikulkas.
"Bi, mommy mana?" Abi bertanya pada asisten rumahnya.
"Nyonya sama tuan pergi, non," jawabnya. Sebut saja namanya Bi Leha.
"Kalo nara?"
"Non Nara pergi kerumah nyonya Cleo, katanya tadi mau nginep disana." Abi menjawab 'Oh' namun tak bersuara.
Abi kembali ke kamarnya. Mengecek aplikasi whatsapp, tak ada chat yang penting. Abi mengusap perutnya yang tiba-tiba bersuara meminta makan.
"Duh laper, tapi gak mau makan nasi. Pengen seblak," gumamnya.
"Jajan ah!" Abi berseru, lalu beranjak menuju kamar mandi. Mencuci muka dan gosok gigi. Mengganti pakaian, menyambar tas dan ponsel, Abi bersiap pergi.
Abi berdecak kesal, menatap mobil dan motor milik orang tuanya.
"Gini nih, kalo gak bisa mobil sama motor, bisanya jadi beban doang," gerutunya. Tak bisa berkendara, supir pun sedang cuti, sial sekali nasip Abi. Jalan kaki adalah opsi terakhir.
Sinar bulan menjadi penerang jalan Abi. Walau malam belum terlalu larut, tapi jalanan kompleks sudah sepi.
"Astagfirullah, sial banget nasib gue."
Abi segera berbalik saat melihat beberapa cowok berkumpul. Tak mau putus asa, Abi mengambil jalan lain. Semua berjalan baik, sebelum mereka muncul. Tiga orang laki-laki yang kelihatannya tengah mabuk itu mengerumuni Abi. Walau takut, Abi tetap memasang wajah datar. Ia bergidik ngeri melihat tatapan lapar pria-pria itu.
"Loh cantik, tapi gue benci!" racau salah satu dari mereka.
"Jangan ganggu gue, gue tepos, mending cari yang lain aja!" ucapan Abi membuat mereka bertiga tertawa.
"Gak papa tepos, yang penting ada lubangnya!" ucapan cabul itu membuat Abi naik pitam. Tas berharga nan mahalnya harus ia relakan dihantam kepada pria cabul tadi.
"Kurang ajar! Mati loh sana, percuma hidup kalo cuma jadi sampah!"
"Banyak bacot loh! Bro, sikat!" kedua pria tadi menarik tangan Abi lalu mendorongnya ditembok jalan. Abi berusaha melepaskan cekalan mereka, namun apalah daya. Melawan dua pria mabuk tentulah kalah tenaga.
"Sialan! Lepasin goblok!" Abi menendang selangkangan pria yang mencoba menbuka kancing bajunya. Pria itu menggeram, menginstruksikan kepada kedua temannya untuk memahan kaki Abi.
Abi meringis kala kakinya diinjak, membuat ia tak bisa bergerak sama sekali. Air mata Abi luruh saat pria itu berhasil membuka kancing bajunya. Jika tau begini, ia tak akan pernah mau pergi sendirian lagi.
"Siapa pun tolong! Hiks... Tolongin Abi!"
Abi memejamkan mata saat tangan pria itu ingin menyentuk asetnya. Dalam hati, Abi tak henti berdoa agar siapa pun menolongnya.
Hingga doa itu terkabul, malaikat penolongnya datang. Abi terduduk lemas, memeluk tubuhnya sendiri. Malaikat penolong itu masih menghajar ketiga pria mabuk tadi hingga tepar tak berdaya. Ia menghampiri Abi, membantu Abi mengancingkan kembali pakainnya. Abi tak bisa melihat wajahnya karena ia memakai masker hitam. Dilihat dari postur tubuhnya, Abi tau ia laki-laki.

YOU ARE READING
I'm Yours
Random[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...