Hello gengs...
Hampir dua minggu gak up,😔
Gatai kenapa jari ini males banget mengetik...
Maafkan Author tak becus inj 😔Ada yang kangen Gael?
"Mereka siapa daddy?"
All menatap balik Abi yang mendongak padanya. "Mereka yang bakal jagain Abi kalo gak ada daddy sama mommy. Mereka akan ikut Abi sekolah agar dia tidak bisa deketin Abi lagi."
Abi tak bisa berkata-kata. Ia tak percaya daddynya sampai menyewa bodyguard hanya agaf Abi tak bisa bertemu Ramon lagi. Ini hari pertama Abi kembali sekolah setelah libur hampir dua minggu. Dan saat akan berangkat, ia dikagetkan dengan dua bodyguard yang sudah berdiri didekat mobilnya.
"Daddy ini ... Berlebihan," cicit Abi. Ia menatap ngeri pada dua bodyguard berbadan kekar itu. Apalah daya tubuh mungil Abi dibanding mereka.
"Noah, Masel, kemari!" merasa terpanggil, dua bodyguard itu menghampiri All. Mereka membungkuk hormat, memberi salam.
"Abi, kenalin. Ini om Noah dan yang ini om Masel. Ini Abi, putri saya yang akan kalian kawal. Seperti yang sudah saya jelaskan, kalian akan ada dimana pun Abi berada dan dengan siapa saja Abi tak boleh dekat. Jaga dengan baik, atau nyawa kalian taruhannya."
Abi menopang dagu, menatap bosan pada pak Gunawan yang tengah menjelaskan materi didepan. Maniknya berpendar, tak menemukan dia lagi. All-lah penyebabnya. Membuat dia, Ramon kini tak satu kelas lagi dengan Abi. Entah apa dan berapa yang All berikan pada kepala sekolah hingga mau menuruti kemauannya.
Kelas terasa membosankan tanpa Ramon. Biasanya, kala Abi bosan belajar, ia dan Ramon akan memilih pindah duduk di pojok belakang. Entah itu hanya untuk mengobrol ringan atau hanya berpegangan tangan saja.
Abi menepis pelan tangan yang terulur mengelus pipinya.
"Lo kenapa?"
Gael menarik tangannya lagi.
Abi menggeleng. Tak berniat menjawab.
"Kalo masih kurang enak badan, mending ke UKS. Biar gue anter, mau?"
"Muka lo juga pucat. Kita ke UKS aja, ya?"
"Atau mau izin pulang aja? Nanti biar gue yang minta izin."
"Atau-"
"Gael please!"
Abi menatap jengah pada Gael yang terdiam. Semua atensi kini mengarah pada Abi yang tadi berteriak. Membuat pak Guanan menghapiri mejanya.
"Abi, ada apa? Teriakan kamu menggangu bapak yang sedang menjelaskan!"
Abi menunduk. "Maaf pak. Um... Badan saya kuang enak badan, boleh saya izin ke UKS, pak?"
Pak Gunawan memperhatikan Abi. Wajahnya sedikit pucat. Pun pak Guanwan tahu Abi baru saja pulih.
"Ya, boleh. Silakan."
******
Abi membuka matanya saat merasakan sentuhan di pipinya. Itu Gael, dengan nampan berisi makanan dan minuman di tangannya. Ia mendudukkan diri ditepi ranjang UKS. Membantu Abi duduk dari posisi berbaringnya.
"Mau minum." Gael menuruti. Mengambil segelas air putih di nakas, lalu menyodorkannya langsung pada mulut Abi.
"Gimana? Udah enakan?" tanya Gael seraya meletakkan kembali gelas di nakas.
Abi mengangguk pelan sebagai balasan. Kepalanya memang sedikit pusing tadi. Pusing memikirkan Ramon. Hari ini dia belum bertemu pujaan hatinya itu. Abi rindu.
"Gue beliin nasi goreng. Makan, ya, gue suapin."
Abi mengangguk saja. Selain pusing, tubuhnya pun lemas karena ia hanya sarapan sedikit tadi pagi. Memikirkan pujaan hati juga perlu enegi bukan.
"Gael?"
"Hm?"
"Gue mau bicara."
Gael terkekeh. "Dari tadi lo udah bicara, Bi."
Abi mendengus. Gael membereskan bekas makan Abi, meletakannya di nakas. Memperbaiki posisi duduk, Gael merubah rautnya menjadi serius.
"Mau bicarain apa?"
"Tentang hubungan kita."
Gael tersenyum tipis. "Hm?"
"Yakin masih mau sama gue. Lo tahu sendiri kan, alasan gue gak masuk kemarin selain sakit apa. "
Gael tahu apa yang terjadi pada Abi dan Ramon. Gael tahu apa penyebab kemurkaan All pada Abi. Gael tahu. Sakit hati? Tentu. Ia pun punya perasaan.
"Gue bukan cewek yang baik buat lo. Cewek nakal kayak gue gak pantas buet cowok sebaik lo. Gue terlalu astagfirullah untuk lo yang masyaallah."
"Sama kayak lo, gue pun bukan cowok yang baik. Gue gak sebaik yang ada di pikian lo. Tapi gue punya perasaan indah itu. Perasaan berdebar bahagia. Dan gue rasain itu saat sama lo, Abi. Cuma lihat lo senyum aja, gue udah seneng. Sesimpel itu memang."
"Gael... "
"Bolehkah gue berpositif thinking kalau apa yang lo dan Ramon lakuin hanya sebatas khilaf semata? Masa remaja seperti kita memang masa-masa menyenangkan mengikuti nafsu."
"Gael cukup!"
Abi menghirup udara, mengisi rongga dada berharap rasa sesak itu hilang. Ia tak mah menyakiti Gael lebih jauh lagi, tapi ia pun tak bisa berpaling. Dihatinya sudah tertanam Ramon seorang.
"Sadar! Gue gak bisa sama lo. Hati gue cuma untuk Ramon. Dari dulu pun begitu. Dan lo tahu itu."
"Please, jangan rasa bersalah gue semakin besar dengan membuarkan lo di samping gue tapi hati gue hanya ada Ramon seoorang. "
"Gue... Sayang lo Abi."
"Gue gak maksain itu. Bukan salah gue lo punya rasa itu sama gue. Tapi jangan memaksa dia buat bales perasaan lo. Sama seperti lo yang gak bisa kendalikan hati lo untuk jatuh sama siapa, gue pun sama. Namun nyatanya hati gue memilih Ramon sebagai tempatnya. Hargain keputusan gue, please!"
"Hubungan kita... Harus berakhir."
*****
Dikit ya 😔
Gakpapa deh, yang peting bisa ngobatin rasa rindu kalian sama cerita ini...See you next part....
PenulisRR:')
Senin 17 Januari 2022 (20:00)

YOU ARE READING
I'm Yours
Random[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...