13

2K 295 50
                                    

Pagi itu, Sehun dengan semangat menenteng tasnya dan berbelok memasuki pagar rumah Jongin. Mommy dan Daddynya bilang harus pergi ke suatu tempat dan dia harus bermain sebentar dirumah Jongin.

Sehun senang karna ini adalah hari minggu. Ada appa dan umma lengkap di rumah. Ia tersenyum lebar dan melambaikan tangannya saat melihat Suho yang sibuk dengan majalah bisnisnya.

"Appaaa"

"Yes sweetheart?"

"Whey ithh jongin?"

"Dia di kamar, Love" ucap Suho dengan nada suara yang sangat amat lembut. Well. Suho dan Lay secara tulus menyayangi Sehun. Dan perlakuan mereka pada Sehun secara otomatis berbeda dan begitu kontras dibanding perlakuannya pada putra mereka sendiri.

Sehun menghampiri Suho dan membiarkan Suho mengecup keningnya. Lalu Sehun berlalu menuju kamar tidur Jongin. Membuka pintunya -tentunya gagang pintu kamar Jongin sudah dipendekkan-. Sehun mendorong pintunya terbuka dan melihat Jongin tengah berbaring diatas ranjang.

Ia melepas tas ransel beruangnya lalu memanjat naik ke ranjang King size milik Jongin. Ia melihat Jongin sedang memejamkan matanya.

"Jonginnnn, ay' yu thiliipinggg?"

Jongin membuka satu kelopak matanya, "Jongin cedang jadi putli tidul" ucapnya lalu kembali terpejam. Sehun menatap Jongin lekat. Putli tidul? Sehun belum dibacakan cerita itu karna ia tergila-gila dengan cerita cinderella, ia selalu meminta dibacakan cerita itu berulang-ulang.

"Waiitttt!!"

Sehun bergegas turun dari ranjang. Jongin yang disuruh menunggu patuh dan tetap diam. Sementara Sehun berlalu keluar dan berbelok ke kanan, tepatnya menuju kamar Namjoon.

Tok tok tok!!!

"Yuuuunggg!! Ay yu deeyyyy?"

Brak!! Brakk!! Brakk!!!

"Juuuuuuuuuuuuuuuunnnnnnnnnnn yung!"

Cklek'

Pintu terbuka. Menampilkan wajah bantal Namjoon yang menatap Sehun dengan tatapan; 'Apa?!!'

Sehun tersenyum. Kaki kecilnya yang bersarungkan kaus kaki pink strawberry bergerak mengetuk lantai. Tangannya saling bertaut didepan perut buncitnya.

"Mmhh.. yung, helllppp piilllithhhh"

"Help? Untuk?"

Namjoon mempersilahkan Sehun memasuki kamarnya. Sehun memanjat ranjang Namjoon lalu duduk diatasnya dengan nyaman.

"Celitakan dongeng puyytii tiduyy?"

"Putri tidur?"

"Eumm!!"

Namjoon mengernyitkan alisnya. Sebelum kemudian ia ingat fakta ia punya adik laki-laki dengan otak yang langka. Ia tersenyum.

"Suatu hari ada seorang putri yang tertusuk jarum, lalu mati"

"Eeennnn?"

"Dia mati"

Sehun mengerutkan alisnya. Alisnya benar-benar mengerut bingung dan bibir merahnya mengerucut sempurna. "Tokkk ndak heeppii?"

"Sehunnie. Tidak semua cerita dongeng berakhir bahagia"

"H-huh?"

"Bahkan Snow White saja berakhir mati"

"H-huh? Aaannyyaaa!! Thenouww waitt ithh heppiii!! Thiii ithhh mayying pyinnnncczzz!!"

"No. Kisah aslinya, Snow white meninggal. Dia kan makan apel, ingat? Diberikan oleh nenek sihir"

Sehun menggeleng tak setuju namun Namjoon menghela nafasnya panjang. "Serius. Hyung lihat konspirasinya di YoutubE"

Sehun menatap Namjoon lekat dengan mata yang perlahan terlihat berkaca-kaca. Kaki-kai kecilnya bergerak panik dan kesal, lalu menangis.

"..... Hiks- Hiks.... JONGIIIIINNN!!!"

Sehun tak terima ucapan Namjoon jadi ia menangis sejadi-jadinya diatas ranjang Namjoon.

Dan tentu saja, itu membuat pintu kamar Namjoon di dobrak oleh Suho, yang disusul dengan Jenny dan Jongin serta Lay dengan spatula ditangannya.

"KIM NAMJOON!!"

"Hehehe.. annieyooo.. sshhh, bercanda aja kok"

Jongin dengan sebal menghampiri Namjoon dan memukul bokong sang hyung dengan tangan mengepal. Cukup sakit hingga Namjoon meringis. Setelahnya ia menangkup pipi Sehun dan mengusap bekas air matanya.

"Yuk, ikut pangeyan kembali ke kelajaan"

"Hiks... eum! Hiks..."

Jongin dengan berpegangan tangan bersama Sehun segera berlalu menuju kamar Jongin dan membanting pintunya untuk tertutup.

Lay dan Suho saling menatap lalu berlari ke kamar Jongin dan meletakkan telinga mereka pada daun pintu.

"Berapa umur mereka?" ucap Lay sambil terus menguping bersama suaminya.

"Empat" jawab Suho seadanya. Ia juga mengikuti apa yang Lay lakukan. Tak memperdulikan tatapan Namjoon dan Jennie yang menatap keduanya dengan tatapan; 'Seriously What The Fck are they doing!'

"Diulang tahunnya yang kelima, ayo kita buat mereka bertunangan!"

Suho mengangguk. Ide bagus. Ia sepertinya harus melamar Sehun untuk Jongin nanti sore, saat Kris dan Chanyeol kembali kerumah.



"Junie- hiks.. junie yung ilang- hiks... Thenouww waitt daiiiiiiiii!!!"

"Anniya.. cenow wait kan menikah dengan pangelan!!"

"Hiks.. benaykaann?"

"Eum!"

Jongin terus meraba wajah Sehun dan menghapus jejak air matanya. Ia mengusap kepala Sehun dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Cetop menangic ne? cup cup"

Sehun mengangguk dan menghapus air matanya sendiri. Bulu matanya yang lentik basah, namun menimbulkan kesan menggemaskan dimata Jongin.

Cup! Cup!

Jongin mengecup kedua mata Sehun hingga Sehun mengerjap. "Hehe" Suara tertawa kecil Sehun mengalun dengan polosnya. Jongin tersenyum lebar.

"Boleh Jongin cium hunnie di bibilll?"
































...
































"Shit"

Kris menatap Chanyeol yang duduk disampingnya dengan alis mengerut. Chanyeol tampak memegang keningnya dan menghela nafas berat.

"Kenapa?"

"Perasaanku tidak enak"

"Hm?"

"Sehun. Sepertinya malaikat polosku sedang berada dalam bahaya"

Kris tertawa. "Baby, Suho dan Lay sangat memanjakan Sehun. Tidak mungkin dia berada dalam bahaya-

"Maksudku, keberadaan Kim Jongin"

Kris terdiam. "Well, Shit." Ucapnya lalu segera menginjak pedal gas mobilnya agar cepat sampai dirumah.

4 Years Old SehunnieWhere stories live. Discover now