42

2K 194 39
                                    

Sehun terbangun malam itu. Ia mengerjapkan matanya karna bingung tak menegnali kamar yang ditempatinya, ia lalu bergerak turun dari ranjang dan membuka pintu yang sengaja tidak ditutup rapat.

“Hei Honey”

“Tuki hamoni?”

Sehun menatap Sang nenek bingung namun Park Jungsoo atau yang dikenal dengan nama Leeteuk itu hanya tersnyum dan berjalan dengan membawa banyak camilan ke ruang tengah.

“Whey ith mommy?”

“Mommy dan Daddy sedang menangkap monster”

“Oh? Monthelll”

“Yep. Duduklah. Halmeoni sedang menonton film” ucap Leeteuk yang kini fokus menatap layar datarnya yang sedang menayangkan film horror thiller.

“Hamoni”

“Mm?”

“Ige monyaaa?” tanya Sehun sambil menunjuk sebuah kaleng berwarna merah.

“Soda”

“Boyeh toba?” tanya Sehun dengan kepala miring dan mata bulat menatap Leeteuk dengan menggmaskan dan memohon.

“Ah, kau memiliki senjata yang sama seperti ibumu rupanya” ucap Leeteuk dengan kesal. “Mata bulat hitam sialan” ucapnya dan akhirnya membiarkan Sehun mencoba minuman soda itu.

“AACCCKKK!! THEMUT THEMUUUT!!”

“Itu bukan semut, itu soda”

“WLEEEKKK gak enak!!”

“Iya, kan bukan untuk anak kecil. Anak kecil minum susu saja ya” ucap sang nenek dan memberikannya sekotak susu coklat.

Leeteuk kemudian duduk disisi Sehun yang sedang menonton film di tv. Sehun menatap film itu lekat, kakinya yang dibungkus dengan kaus kaki strawberry kini saling bergerak terayun.

“Hamoni, pojen”

“Ah, ini saja, seru”

“Geyaaap, hunnie not andethen”

“Iya, film horror kalau terang hantunya gak muncul dong, Hun” ucap sang nenek.

Sehun memajukan bibirnya. Bosan sekali. Ia menatap sang nenek dengan harapan bahwa sang nenek mau mengalah dan memutarkan film frozen untuknya. Namun sepertinya sang nenek sudah kebal dengan tatapan mata polos menyedihkannya.

Sehun menghela nafas lalu bergerak turun dari sofa. Ia memilih untuk bermain sendiri dan bicara sendiri di belakang sofa.
 
  

“AH SIALAN! BODOH! DIA ITU PENJAHATNYA!”

Sehun mengintip sang nenek. “Hamoni wae?” tanyanya bingung, matanya mengerjap ingin tahu.

“ITU! Si idiot itu tidak sadar kalau lelaki tua itu penjahatnya! Sebal sekali. Bodoh sekali!! Film sembilan puluh menit masa ceritanya semembosankan ini?!!”

Sehun tidak mengerti. “If de mofi ith baat, matikaaan? Ayo main thama hunnie” ucap Sehun merayu sang nenek. Namun neneknya itu memutar bola matanya.

“Haboji mana?”

“Pria tua itu di ruang kerjanya”

Sehun langsung berlari menuju ruang kerja sang kakek yang tidak tertutup rapat. Ia mendorongnya dan menemukan sang kakek tengah memejamkan matanya sambil berbaring diatas sofa panjang.

“Bel haboji? Halaboji??”

Sang kakek membuka matanya. Ia menatap Sehun lalu tersenyum lebar. “MWOYA?! SEJAK KAPAN CUCU MANISKU DISINI?”

4 Years Old SehunnieWhere stories live. Discover now