14

1.9K 248 11
                                    

“Hiks.. Hiks”

Sehun sore itu datang kerumah Jongin. Ia mendapati Jennie sedang menangis di sofa depan televisi. Takut terkena masalah, ia mengendap dan segera berjalan menuju kamar Jongin yang sudah menunggunya.

“Hiks.. huweeeeeeeeeeee!!!”

Sesaat sampai kamar Jongin, keduanya mendengar suara Jennie yang semakin keras menangis. Dua lelaki muda itu saling menatap.

“Toyongiin nuna!” ucap Sehun dengan hati baiknya ia berniat untuk kembali membuka pintu. Namun Jongin menahannya.

“No. Janan!”

“Whaayy? Kaathian nuna nangithhh?”

“No, hunnie. Ada alacan kenapa Namjun yung pula pula tuli cetiap jennie nuna menangic”

“Junie yung diyumah?” tanya Sehun dengan kelopak mata yang mengerjap bingung. Jongin mengangguk.

“Pelatulan nomol catu dilumah Kim Jongin” ucap Jongin lalu mendekati Sehun dan berbisik ditelinganya.

“Jangan campai Jennie nuna menemukan kita caat dia cedang menangic”

“Tenapa?-

“Cccceeettt!! Jangan belcuala. Ayo main lobot caja!”

Jongin menarik Sehun untuk bermain diatas kasur. Bermain robot-robotan. Mereka sejenak sibuk dengan dunia mereka masing-masing.








“TIDAK ADA! HIKS—TIDAK ADA SATUPUN ORANG DI DUNIA INI YANG PEDULI PADAKU—HIKS!!”

Suara Jennie terdengar kencang. Ia menangis dengan semakin tersedu. Sehun kasihan, tapi Jongin justru merapalkan doa agar-

BRAK!!
  


“Hiks.. KIM JONG IIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNN!!”

“N-ne?”

“AKU SEDIIIIIIHHHHHHHH!!!”

Jennie segera menghampiri ranjang dan lompat bebas keatasnya. Ia menangis dengan kerasnya disana. Disamping Sehun yang sudah mulai berkaca-kaca, dan Jongin yang kini kesal setengah mati karna Jennie yang berada di kamarnya.

“Hiks… Hikks… HUWAAAAAAAA!!! AKU SANGAT SEDIHHH!!”

“Cup- hiks.. NUUNAAAA!! UYYJIIIMMAAAAHHH!!!”

  

Sehun menangis juga. Jennie semakin mengeraskan suara tangisannya, seolah mendapat bantuan cakra dari Sehun untuk mengencangkan suaranya.

“HIKS.. DO SOMETHINGG!!!”

Jennie membentak Jongin yang kini menatap dengan bingung. “Apa?!!”

“AKU SEDIHH- HIKS!!”

“Lalu aku haluc bagaiman-

“TERSERAH!!! Hiks… huweeee Sehunnnnn! Nuna sangat sediiihhhh—hiks!”

Jennie memeluk Sehun dan kedua bocah berbeda jenis dan bentukkan tubuh itu menangis dengan sama kencangnya.

“Bagaimana cala jongin bantu nuna?” tanya Jongin putus asa. “Haluckah Jongin ikut menangic juga?” tanyanya dengan bingung.

Jennie dan Sehun menatap Jongin, lalu mengangguk dan akhirinya meskipun tidak tahu untuk apa, Jongin menangis dengan begitu kencangnya.

“HUWEEEEEEEEEE”

“HUWAAAAAAAAAAAA”

“HIKSS… MOMMMYYYYYYYY!!!”
  



BRAK!

“CAN YOU GUYS PLEASE SHUT UP!!”

Ketiganya menoleh kearah Namjoon. Lalu kembali menangis karna dibentak. Namjoon menghela nafas.

“Ice cream?”


“Huuuuh?”

Ketiganya langsung diam. Menatap Namjoon dengan lekat lalu mengangguk cepat.

  

Detik itu juga Namjoon menyesali usulnya.

Namun ia tetap mengawal ketiga bocah kecil itu untuk pergi ke mini market terdekat.

Sehun berjalan ditengah, tangan kanannya dipegang oleh Jennie sementara tangan kirinya dipegang oleh Jongin. Ketiganya berjalan dengan ketiga kaki-kaki kecil mereka.

Sampai di mini market, Namjoon membiarkan ketiganya berkeliling dan memilih apa yang akan mereka beli. Namjoon sendiri memilih duduk santai dibangku depan sembari menunggu ketiga bocah itu belanja.


And guess what?

Total belanja mereka 200.000 Won.

Demi Tuhan.

Namjoon memijat pelipisnya karna terlalu bingung. Ia menatap ketiga bocah itu yang sedang sibuk dengan kantung belanjaan mereka. Belum yang berada di tangan Namjoon juga.

Hahhh…

Kombinasi Jennie yang moodie dan keberadaan Sehun yang polos serta Jongin yang idiot sepertinya akan membunuhnya dengan cepat.

4 Years Old SehunnieWhere stories live. Discover now