32

1.3K 190 51
                                    

“Dari test DNA, hasilnya menunjukkan bahwa dua helai rambut itu, adalah rambut sepasang ayah dan anak laki-laki”

Kris terdiam. Wajah stoicnya datar menatap kertas itu. Dokter pribadinya berdiri dihadapannya dengan tegang. Dokter itu lalu meletakkan sebuah flashdisk diatas meja Kris.

“Hanya aku yang berada di laboratorium. Enam bodyguard milikmu menjaga pintu dengan baik, tak ada yang melihat hasil test itu selain diriku dan kau. Jika tidak percaya, di flashdisk itu terdapat video cctv. Intinya, hasil test tersebut tidak dimanipulasi”

“Aku tahu. Aku mendapat laporan dari anak buahku bahwa kau benar-benar sendirian di dalam lab sejak kemarin”

“Kalau begitu, aku permisi tuan Wu”

“Ya”

Dokter itu undur diri. Meninggalkan Kris yang kini memijat pelipisnya. Ia menatap kertas diatas mejanya.

Ini tidak masuk akal.
Kenapa?

Kenapa Xiuyuan membohonginya. Apa yang gadis itu rencanakan.
 
Kris bangkit dari kursinya dan berjalan menuju salah satu jendela di ruangannya dan membukanya lebar.

Kris membakar kertas itu di jendela ruangannya yang terbuka. Membiarkan abunya terbang tak bersisa.

Namun sayangnya, membakar kertas itu tidak menyelesaikan masalah sama sekali.

Ia menarik nafasnya lalu berjalan keluar meninggalkan ruangannya tanpa membawa tasnya, ataupun jasnya. Hanya ponsel di kantung celananya, dompetnya, juga kunci mobilnya.

Ia tidak berjalan pulang sore itu. Ia mengendarai mobilnya ke bar. Tempat yang menjadi pelariannya ketika ia sedang merasa tertekan.

   
  
   
  
    
   
    
   
    
    

 
  
Sesampainya di bar, Kris memesan sebotol wine dan menikmatinya dengan meneguknya. Tak ingin repot repot menggunakan gelas.

“Kau suka kesini juga?”

Kris mellirik Liying yang muncul dan duduk disisinya dan menatapnya dengan serius. Lalu gadis itu tertawa.

“Hasil DNA menunjukkan dia putramu kan?”

“Dimana Xiuyuan?”

“Kau harus mencarinya sendiri”

Kris enggan berbicara lagi. Ia diam dan memejamkan matanya. Lalu menenggak kembali botol wine hingga isinya habis.

“Lusa, bisakah kau menyempatkan-

“Tidak”

“Itu hari ulang tahu Zitao, ge”

Kris menggeram. Ia memesan satu botol wine kembali lalu menegaknya. Liying menatap Kris lekat, lalu mengusap punggungnya dan meremas bahunya. Kris melirik wanita itu lalu menepis tangan Liying dan melemparnya tatapan tajam.

“Zitao, tidak pernah mengenal ayahnya” ucap Liying dengan suara pelan, “Jadi ku mohon kasihani dia”

“Kalau begitu beri tau aku. Dimana Xiuyuan?”

“……”

“Aku perlu bertemu langsung dengannya-

“Untuk apa? Apa dia mengganggu hidupmu? Selama ini, dia mengandung Zitao, melahirkan Zitao, membesarkan Zitao susah payah dengan tenaganya sendiri. Kau dimana saat itu?”

“Itu sebabnya ini semua tidak masuk akal. Kenapa dia diam saja selama ini? lalu mengutusmu kesini? Apa yang dia inginkan? Hartaku? Status sebagai seorang Nyonya Wu?”

4 Years Old SehunnieWhere stories live. Discover now