21

1.6K 194 44
                                    

Jaehyun tidak mengerti kenapa ia kini harus mengantar kedua bocah berisik ini ke tk mereka. Jaehyun bukan mengeluh, hanya saja ia baru tidur pukul lima pagi untuk mengerjakan tugas kampusnya yang menumpuk seperti dosa.

Sehun dan Jongin tampak bersemangat sekali. Jaehyun iri dengan mereka. Ia rindu waktu dulu saat ia masih siswa di Preschool, tidak ada beban tugas, tidak ada pr.

“Jeyun”

Jaehyun menatap Jongin dari kaca spion depan. Jongin menatap mata Jaehyun lekat, “Jeyun punya icteli?”

Jaehyun nyaris tersedak ludahnya sendiri. “Tidak punya! Aku masih berusia sembilan belas!” ucapnya dengan nada sewot. “Kau bocah tua, apa-apaan menanyakan istri begitu?!”

“Cih. Cuma tanya!” ucap Jongin dengan kesal. Sehun tidak memerhatikan keduanya sama sekali. Ia sibuk melempar tatapannya keluar jendela mobil.

“Jeyun” panggil Sehun dengan suara kecilnya yang menggemaskan. Jaehyun melirik Sehun lalu bergumam untuk menjawab panggilannya.

“Matahayi itutin titaaa”

“Tidak, dia memang disana. Karna dia besar makanya terlihat seperti dia mengikuti kita” jelas Jaehyun yang membuat Sehun mengangguk.

Jongin menggenggam tangan Sehun lalu tersenyum saat Sehun menatapnya dengan tatapan bingung. “Hunhun ic may caaan”

Sehun tersenyum lebar. “Yillii?” dan dijawab anggukkan oleh Jongin.

“Yep, Lilii!”

“Jika Sehun mataharinya, Jongin apa?” tanya Jaehyun yang membuat Jongin menjawabnya dengan semangat;

“BULAN!”

Sehun mengerutkan alisnya, Jaehyun tersenyum miring. Hehe, dia ingin mengerjai bocah menyebalkan ini.

“Matahari dan Bulan tidak pernah bertemu, tahu? Mereka tidak bisa bersama”

Jongin terkejut. Benar juga. Bulan ada saat malam dan matahari ada saat siang. Ia menatap Sehun yang sudah berwajah murung.

“Kalau begitu, Jongin awan!!”

“Yah.. tapi awan selalu bergerak. Apa itu berarti Jongin akan bergerak meninggalkan Sehun?”

Bibir Sehun semakin jadi melengkung kebawah. Jongin makin panik. Benar juga, ia sendiri sering melihat awan bergerak meskipun sangat lambat mereka tetap bergerak.

“K-kalau begitu, Jongin akan jadi bumi!!”

Jaehyun menggeleng, “Tak bisa. Bumi dan Matahari tidak bisa berdekatan. Karna kalau itu terjadi, berarti bumi akan hancur” jelas Jaehyun dengan serius.

Sehun sudah berkaca-kaca. Ia menatap Jongin dengan sedih hingga Jongin menghela nafasnya. “Ssshh.. Janan nangiccc”

“Hiks- hiks…. Hunniie da mau jadi matahayi!!”

“Ne. Hunnie jadi Hunnie caja ne? Ictelinya Jongin!!”

Sehun mengangguk tanpa bicara. Hal itu membuat Jongin mengernyitkan alisnya, lalu membungkuk untuk mencium punggung tangan Sehun.

Jaehyun yang melihat potongan drama picisan itu hanya menghela nafas panjang. Hingga akhirnya mereka sampai pada sekolah Sehun dan Jongin.

Jaehyun ikut turun untuk memastikan dua bocah itu memasuki kelas mereka dalam keadaan aman tanpa kurang satupun anggota tubuh.
 
  
  

“TI-TI-TITITI-YONG CEMMMMM!!”

Sehun memanggil guru walikelasnya itu dengan semangat. Taeyong tersenyum tipis dan menghampiri Sehun serta Jongin lalu mengusap kepala mereka.

4 Years Old SehunnieWhere stories live. Discover now