5. Positif

5.6K 685 12
                                    

Setelah malam tak terlupakan itu, Chaeyoung menjalankan hari-harinya seperti biasa; kerja, main gitar, jalan-jalan ke taman dengan Hank, dan kumpul bareng teman-teman di tempat makan yang sedang happening sekitaran Seoul.

Meski bayangan wajah Jaehyun di malam itu masih sesekali muncul, Chaeyoung dengan cepat mengenyahkannya.

Tidak mudah memang, menghilangkan bayangan seseorang yang sempat membuatmu hilang akal di awal-awal masa kuliah, dan satu malam special di hari reuni.

Tapi setidaknya Chaeyoung berhasil melakukannya satu bulan belakangan.

Chaeyoung akui kalau ia memang menyukai Jaehyun, bukan sekedar suka dengan tampilian fisiknya saja, tapi juga mengagumi sikap ramah dan kecerdasan Jaehyun.

Meskipun begitu, sejak masa kuliah dulu Chaeyoung sama sekali tidak memiliki keinginan untuk memiliki Jaehyun.

Secuil harapan yang sempat ia gantungkan di pagi hari di kamar hotel itu menjadi bukti, bahwa Chaeyoung tidak seharusnya menginginkan apa yang tidak akan pernah bisa menjadi miliknya.

Malam itu hanya sebuah kebetulan; Chaeyoung yang kebetulan sedang butuh perhatian dan Jaehyun yang kebetulan menganggapnya cukup menarik untuk diajak ke kamar hotel.

Sebatas itu.

Chaeyoung tidak menyesali apa yang terjadi dengannya dan Jaehyun. Perempuan itu yakin mereka berdua mendapatkan kepuasan dan keinginan masing-masing.

It's mutual interest.

Tidak ada yang dirugikan di sini. Malah sama-sama untung; Chaeyoung mendapatkan Jaehyun untuk satu malam, dan Jaehyun mendapatkan sex.

Win-win solution.

Satu bulan berlalu, dan Chaeyoung sama sekali tidak bertemu Jaehyun lagi.

Perempuan itu berpikir kalau selamanya akan seperti ini; Chaeyoung yang melanjutkan hidupnya dengan tenang dan begitu pula Jaehyun.

Namun tebakan Chaeyoung meleset.

***

Chaeyoung melempar test-pack keempat yang ia gunakan hari ini ke kasur.

"Nggak mungkin!" Chaeyoung menjambak rambut panjangnya.

Berawal dari rasa penasaran karena tamu bulanannya yang telat lebih dari dua minggu—padahal selama ini mestruasi Chaeyoung selalu tepat waktu—Chaeyoung iseng membeli test-pack.

Hasil dari test-pack pertama, Chaeyoung ditanyakan positif. Tapi tentu saja ia tidak percaya begitu saja.

Chaeyoung membeli empat test-pack lain dari merek yang berbeda-beda.

Sialnya, keempat test-pack itu hasilnya sama; dua garis.

Chaeyoung hamil.

"Nggak. Aku nggak hamil! Aku nggak mau hamil!" tubuh Chaeyoung meluruh ke lantai, dan perempuan itu menangis.

Menumpahkan segala kesedihan, dan penyesalan di dalam dadanya.

***

"Jaehyun,"

"Hm?" Jaehyun hanya bergumam.

"Udah, cukup," ucap Chaeyoung lagi sambil mendorong dada bidang Jaehyun menjauh, namun laki-laki itu menolak.

Bukannya menjauh, Jaehyun malah semakin menempelkan dadanya dengan Chaeyoung. Tubuh polos mereka bergesekan dan Chaeyoung tahu persis kemana hal ini akan menuju.

"Jangan, Jae. Kamu bilang cuma bawa dua kondom."

"Hmm," Jaehyun bergumam tidak jelas sambil menciumi telinga Chaeyoung. Menghembuskan napas hangatnya di sana.

Laki-laki itu sengaja.

Ia ingin membawa gairah Chaeyoung kembali keubun-ubun.

"Udah, ya," ucap Chaeyoung lagi, sambil mengelus rambut Jaehyun pelan. "Dua kali emang nggak cukup?"

"Nggak."

"Cuddle, aja. Oke."

"Satu kali lagi." Jaehyun mengangkat kepalanya dan mata mereka saling bertatap. Mata itu terlihat memohon.

"Tapi, kondomnya—"

"Aku janji hati-hati. Aku keluarin di luar. Aku janji, Sayang."

Entah karena tatapan mata Jaehyun yang memelas atau karena panggilan 'sayang' yang laki-laki itu ucapkan, pada akhirnya Chaeyoung mengalah.

"Janji?" tanya Chaeyoung.

Tapi alih-alih menjawab, Jaehyun malah melumat bibirnya.

Seharusnya itu menjadi alarm untuk Chaeyoung pergi dari sisi Jaehyun saat itu juga. Tapi bukannya pergi, malam itu Chaeyoung malah merengkuhnya semakin dekat

.

To Be Continued

A/N : Aku harap, apa yang terjadi pada Chaeyoung bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua.

Please be smart dan jangan sampai kalian menyesal nantinya.

My Valentines ✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu