30. Fast Forward to Present

5K 669 40
                                    

"Jelek."

"Apa?" Rion mengangkat wajahnya dari buku mewarnai ke arah Junhee.

"Gambal kamu jelek." Dengan lidah yang masih belum lancar mengucapkan huruf R, Junhee terus mengoceh. "Kenapa jelapah walnanya bilu? Jelapah itu kuning."

Junhee seketika mengambil crayon berwarna kuning dan mewarnai sisa tubuh jerapah yang masih belum disentuh warna biru oleh Rion.

"Jangan!" Rion mendorong tangan Junhee namun, gara-gara itu coretan panjang crayon kuning tercipta melintang di sepanjang buku mewarnainya.

Rion menatap horor garis kuning yang mengotori pohon cherry yang telah susah payah ia warnai.

"AARGG!!!" Rion berteriak kesal sembari mendorong Junhee sampai terjungkal dari kursinya.

Tangis Junhee pecah.

"Ada apa ini? Junhee kenapa nangis?" Ms. Jisoo datang dan langsung membantu Junhee berdiri dari posisinya yang tersungkur di lantai

"Lion jahat, Miss! Lion dolong aku," adu Junhee di sela-sela tangisnya sambil menunjuk Rion dengan jari telunjuk.

"Rion—"

"Junhee duluan yang ganggu Rion!" Rion tidak mau kalah.

"Iya, Miss tahu. Tapi Rion nggak boleh dorong Junhee sembarangan. Nanti kalau Junhee luka gimana? Ayo saling minta maaf. Junhee minta maaf sama Rion, Rion juga minta maaf sama Junhee."

"Nggak mau!" Rion berteriak. "Junhee yang jahat duluan ke Rion."

Tangis Junhee semakin menjadi-jadi. "Huwaaaa.... Mamaaaaa..."

"Rion, nggak boleh begitu. Sesama teman harus saling memaafkan. Orang yang minta maaf duluan itu orang hebat, loh." Jisoo mengulurkan tangannya untuk menyentuh Rion, namun bocah empat tahun itu menghindar sambil menggelengkan kepalanya.

Terlihat sekali dari wajah Rion kalau ia merasa tidak nyaman dan ketakutan.

"Junhee...," bocah perempuan dengan rambut panjang yang dikuncir dua tiba-tiba menghampiri Junhee. "Jangan nangis, Junhee."  Anak perempuan itu adalah Yena—teman favorit Rion di TK.

Yena mengusap air mata Junhee dengan jemari kecilnya.

"Ini Yena kasih. Tapi jangan nangis lagi, ya." Yena mengulurkan satu botol kecil yogurt rasa strawberry yang ia bawa sebagai bekal pada Junhee.

Dengan masih terisak, Junhee menerima pemberian Yena. "Telima kasih, Yena."

"Kenapa Yena kasih Junhee?" Rion bersuara dengan wajah yang semakin lama semakin di tekuk.

Yena memandang Rion bingung. Anak perempuan itu tidak tahu harus menjelaskan apa.

"Yena kan selalu kasih Rion. Kenapa sekarang kasih Junhee?" Bibir Rion mencuat dan matanya mulai berkaca-kaca. "Yena sudah nggak mau temenan sama Rion? Yena sudah nggak suka Rion? Huwaaaa..."

Rion menangis nyaring sambil megucek-ngucek matanya.

"Rion...,"Yena yang melihat sahabatnya sedih, merasa kasihan dan pada akhirnya malah ikutmenangis.

***

Jaehyun melangkah masuk ke dalam rumah sambil melonggarkan dasi yang sejak pagi mencekik lehernya.

"Kamu bilang hari ini lembur," sapa Chaeyoung saat sosok Jaehyun masuk ke dalam dapur dan membuka kulkas.

"Nggak jadi. Tadinya mau ada rapat, tapi Pak Taeil mendadak harus ke Singapura malam ini," jawab Jaehyun sembari menuang air dari teko ke dalam gelas.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang