33. Two Way Feeling

4.6K 588 13
                                    

"Sepertinya, mulai minggu depan kamu nggak bisa menginap di apartemenku lagi."

Jaehyun yang semula sedang sibuk melihat-lihat barang yang ada di rak swalayan menoleh. Ia menatap Chaeyoung heran. "Kenapa?" tanyanya.

"Karena aku...." Fokus mata Chaeyoung kemana-mana. "Aku merasa sedang butuh waktu sendirian."

"..."

"Maksudku, aku sama sekali nggak akan ngelarang kamu bertemu Rion. Tapi mungkin waktunya saja yang dikurangi dan aku harap pertemuan kamu dan Rion juga tidak di apartemenku lagi." Chaeyoung menyunggingkan senyum kecil yang canggung. "Kalian bisa bertemu di luar, atau mungkin kamu bisa membawa Rion ke tempatmu. Aku sama sekali tidak masalah."

"Begitu." Suara Jaehyun mengambang dan Chaeyoung mengangguk pelan.

"Kamu nggak keberatan, kan?"

"Tentu saja tidak," jawab Jaehyun. "Aku juga sadar belakangan aku jadi seperti beban tambahan, ya, di rumahmu."

"Tidak begitu juga, sih." Chaeyoung tertawa kecil. "Hanya saja.... seperti yang aku bilang tadi, aku butuh waktu sendiri."

Untuk membereskan isi kepala dan perasaanku yang sedikit berantakan karena kamu. Tambah Chaeyoung dalam hati.

"Baiklah, kalau begitu."

Chaeyoung menghembuskan napas lega. Mereka berdua kemudian kembali melangkah menuju lorong bagian daging. Saat Chaeyoung sibuk melihat-lihat daging mana yang akan ia beli, tangan Jaehyun tiba-tiba terulur menyentuh pipinya. Ia reflek mengambil langkah mundur.

"Ada sesuatu di pipi kamu," jelas laki-laki itu. "Coba sini, biar aku bersihkan."

"Nggak ada apa-apa, kok."

"Ada. Makanya sini deketan. Biar aku bisa lihat lebih jelas."

"Nggak perlu, aku bisa sendiri." Bukannya mendekat seperti apa yang diperintahkan, Chaeyoung malah mengambil dua langkah mudur.

Baginya ini tidak adil. Jaehyun terlihat santai dengan sentuhan-sentuhan itu tapi tidak dengan Chaeyoung. Hatinya bisa-bisa semakin meluruh mendapatkan sikap manis itu.

Ia tidak mau salah langkah lagi.

"Jaehyun, kamu pilihkan dagingnya ya, aku ke bagian susu bayi dulu." Chaeyoung berucap pelan sambil mengajak bibi Choi yang sedang menggendong Rion untuk mengikuti langkahnya.

"Tapi, Chaeyong—" kalimat Jaehyun terpaksa terpotong karena perempuan itu sudah semakin menjauh.

***

Sepulang dari swalayan, Chaeyoung memasak makan malam untuk mereka berdua. Di kepala perempuan itu berputar-putar kalimat 'ini yang terakhir' 'setelah ini semuanya akan baik-baik saja'

"Aku nggak menyangka barangku akan sebanyak ini." Jaehyun mengoceh dari arah ruang TV. Di hadapannya ada koper terbuka yang berisi barang-barangnya yang 'tertinggal' di apartemen Chaeyoung. mulai dari baju, celana, sepatu, sikat gigi, hingga tumblr yang biasa ia gunakan untuk membeli kopi di Starbucks. Di kulkas juga penuh terisi bir dengan merek kesukaannya.

Kalau dipikir-pikir, tanpa mereka berdua sadari Jaehyun sudah meninggalkan jejak di setiap sudut rumah Chaeyoung.

"Makan malam sudah siap. Ayo, makan," ajak Chaeyoung.

Tak lama kemudian Jaehyun menyusul Chaeyoung di meja makan. Pria itu melihat satu persatu masakan yang ada di meja.

"Karena tidak bisa menginap di sini lagi, aku pasti akan kangen banget dengan masakan kamu," ucapnya sambil mengambil sumpit.

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now