29. Half as Pretty

4.8K 654 28
                                    

"Kenapa kamu keras kepala banget? Aku bilang pergi ya pergi." Jaehyun meringis kala Chaeyoung menempelkan handuk berisi es batu di lengannya yang memar. "Lihat sekarang, badan kamu yang belum sepenuhnya sembuh dari pukulan Chanyeol jadi tambah luka."

Alice mendengus. "Kalau tadi kamu nggak ngehalangin, aku bisa buat dia lebih dari sekedar luka-luka."

"Kamu keterlaluan, Lice."

"Kenapa kamu belain dia?" Alice menyilangkan kaki dan tangan, di sebelahnya ada Lisa yang turut memberikan tatapan galak.

"Bagaimana kalau pukulan kamu benar-benar mengenai belakang kepala Jaehyun? Dia bisa gegar otak."

"He deserves it!"

"Betul," timpal Lisa.

"Kamu mau dilaporin ke polisi lalu masuk penjara?"

"Kalau ada diantara kita yang berhak masuk penjara itu, dia!" Lisa menunjuk Jaehyun dengan jari telunjuk. "Laki-laki brengsek tak bertanggung jawab."

Jaehyun kembali meringis—kali ini bukan hanya karena sakit atas luka memar tapi juga tuduhan Alice. "Karena alasan itu, aku di sini. Aku ingin membereskan masalahku dengan Chaeyoung."

"Jaehyun...,"

"Nggak, Chaeyoung, jangan buat ini semakin sulit."

"Aku nggak akan nurutin kemauan kamu. Aku nggak peduli kalau kamu dihantui mimpi buruk atau hidup kamu nggak tenang sekalipun. Aku nggak mau."

"Kamu lupa dengan omonganku kemarin?"

"Aku nggak peduli," tukas Chaeyoung.

Rahan Jaehyun mengeras. "Kalau begitu aku akan benar-benar melakukannya." Tidak ada yang mau mengalah.

"Kalian bicara apa?" mata Alice menyipit memandang bergantian Chaeyoung dan Jaehyun.

"Jaehyun mau Rion melakukan tes DNA dan aku menolaknya."

"APA?" Alice berdiri. Tangan perempuan itu bergerak menggulung lengan sweaternya untuk bersiap kembali baku hantam. "Jadi, kamu masih ragu kalau Rion itu anak kamu?"

"Bukan begitu." Potong Jaehyun sebelum Alice berhasil melempar vas bunga ke kepalanya. "Malah kebalikannya. Chaeyoung yang bilang kalau Rion bukan anakku. Makanya aku meminta untuk melakukan tes DNA tapi dia malah menolak."

Alice menoleh cepat ke arah sang adik, dan Chaeyoung hanya bisa menghembuskan napas lelah.

"Apa maksud semua ini?"

"Alice, bisa tinggalkan aku berdua dengan Jaehyun? Banyak yang perlu kami bicarakan."

"Tapi—"

"Please, Alice," pinta Chaeyoung.

Alice sebenarnya enggan, namun saat melihat tatapa memohon Chaeyoung pada akhirnya ia mengalah. Perempuan berambut sebahu itu melangkah menuju kamar dibunuti oleh Lisa.

"Sebenarnya apa mau kamu? Kita kan sudah sepakat."

"Apanya yang sepakat? Kamu memutuskan semuanya sendiri." Jaehyun membetulkan letak duduknya agar berhadapan dengan Chaeyoung. "Chaeyoung, biarkan Rion tes DNA. Hanya itu satu-satunya jalan keluar."

"Aku nggak bisa."

"..."

"..."

"Sebenarnya apa yang memberatkan kamu?" Jaehyun memandang Chaeyoung skeptis. Satu sudut bibirnya terangkat. "Kamu sendiri yang bilang kalau Rion bukan anakku dan menyuruhku menjauh. Kalau kamu yakin itu, seharusnya kamu nggak perlu takut. Saat hasil tesnya keluar dan ucapan kamu terbukti, aku akan pergi. Itu kan mau kamu."

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang