41. Dunia dalam Genggamanku

5K 635 52
                                    

Jung Jaehyun berdiri dengan kedua tangan berada di sisi kanan dan kiri Chaeyoung. Matanya menatap tajam.  "Itu nggak seperti apa yang kamu pikirkan," katanya dengan suara pelan namun tegas.

"Memang apa isi pikiranku? Aku hanya bertanya bagaimana pekerjaanmu di Jeju?"

"Aku dan Jiho tidak hanya makan malam berdua."

"..."

"Kamu tahu, kan, kalau aku dan Jiho bekerja di satu kantor yang sama. Jiho di kantor cabang Incheon dan aku di Seoul. Lalu, kami berdua bertemu di Jeju karena urusan pekerjaan. Dan makan malam itu termasuk dalam agenda pekerjaan."

"Lalu bagaimana dengan makan malamnya?"

Jaehyun terlihat jengkel dengan respon Chaeyoung. Namun, ia tetap menjawab. "Tidak ada yang spesial."

"Kalau begitu, aku boleh pergi sekarang?" Chaeyoung melirik kedua tangan Jaehyun yang memerangkapnya di tembok.

"Tapi kamu belum jawab pertanyaanku."

"Aku dan Chanyeol nggak ada hubungan apapun." Saat ini, Chaeyoung merasa sangat lelah dan ingin cepat-cepat beristirahat. Makadari itu, ia berniat untuk menjawab semua pertanyaan Jaehyun dengan jujur dan cepat. "Terakhir kali kami berhubungan itu setelah pemakaman Yewon. Setelahnya tidak ada. Aku juga bingung kenapa pihak rumah sakit malah menghubungi dan bukan anggota Exlyxion atau managernya."

"Kapan kamu dapat telepon itu?"

"Jam delapan malam."

"Apa yang kamu lakuin di sana?"

"Mengisi beberapa berkas administrasi, menghubungi Baekhyun, Kai, lalu menunggu kondisi Chanyeol membaik dari masa kritisnya."

"..."

"Kalau kamu marah karena aku membawa Rion ke rumah sakit untuk mengurus Chanyeol, aku minta maaf." Chaeyoung memelankan suaranya. "Aku nggak kepikiran untuk menitipkan Rion ke siapapun. Lisa sedang di Amsterdam dan—"

"Aku bukan marah, Chaeyoung," potong Jaehyun cepat. "Aku itu khawatir."

"Aku tahu—"

"Dan bukan hanya Rion yang aku khawatirkan tapi kamu juga."

Bibir Chaeyoung terkatup. Mata keduanya sempat beradu untuk beberapa saat sebelum Chaeyoung membuang muka.  "Sekarang kamu nggak usah khawatir lagi. Permisi, aku mau ke istirahat."

"Aku nggak suka kamu mengurusi hidup laki-laki lain." Suara Jaehyun menghentikan langkah Chaeyoung menuju pintu kamarnya. "Kamu itu sudah menikah. Kamu bukan perempuan yang bisa dengan santainya keluar malam hanya untuk mengurusi mantan pacar kamu."

"Demi Tuhan, Jung Jaehyun, semua ini di luar kuasaku!" Chaeyoung berbalik. Emosinya yang semula sudah tenang kembali bergejolak mendengar kalimat Jaehyun yang terdengar menyudutkannya.

"Aku nggak mau dengar kabar kalau kamu keluar berdua dengan laki-laki lain lai."

"Kalau begitu, boleh aku juga meminta hal yang sama? Aku nggak mau dengar kabar kalau kamu keluar berdua dengan perempuan lain."

"Oke."

Chaeyoung tertegun mendengar jawaban Jaehyun. Laki-laki itu berucap dengan sangat enteng, seakan-akan permintaan Chaeyoung adalah hal yang begitu remeh baginya. "Apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata suatu hari nanti aku memergoki kamu dengan perempuan lain."

"Apapun yang kamu mau."

Lagi-lagi, Chaeyoung dibuat bungkam. Ini bukan respon yang diharapkannya. Kenapa Jaehyun terlihat begitu santai? Kenapa malah Chaeyoung yang merasa sedang ditantang terang-terangan? "Baiklah, kalau suatu hari nanti aku dengar kabar kamu dengan perempuan lain, aku mau kita pisah dan hak asuh Rion akan sepenuhnya ada di tanganku. Ditambah, kamu nggak akan bisa bertemu dengan Rion lagi"

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now