13. Kami Berempat Bertemu

5.1K 699 65
                                    

Jaehyun berdiri kurang dari tiga langkah di hadapan Chaeyoung. Mengenakan celana jeans biru muda, kaos putih polos, dan jaket kulit.

Tidak ada perbedaan mencolok dari Jaehyun dengan yang terakhir kali Chaeyoung lihat saat mereka di Incheon—Mungkin, hanya potongan rambutnya yang sekarang lebih pendek, dan juga daya tarik yang seakan lenyap sesaat setelah ia melangkahkan kaki keluar Epilogue Cafe, meninggalkan Chaeyoung untuk hancur sendirian.

Chaeyoung menelan salivanya dengan susah payah.

Berdiri sedekat ini dengan Jaehyun membuat Chaeyoung menghirup kembali wangi cologne maskulin yang mengingatkannya pada kejadian malam itu.

Aku ingin muntah.

"Chaeyoung?"

Jaehyun berucap dengan mata yang menatap lekat ke perut perempuan yang ada di hadapannya.

"Oh, Hai." Chaeyoung harap senyumnya tidak terlihat kaku. "Aku kira kamu masih tinggal di Incheon."

"Aku..., sedang liburan," jawab Jaehyun pelan dengan gurat wajah sarat kebingungan.

Chaeyoung sepertinya tahu isi kepala laki-laki itu.

"Tenang, aku nggak akan nampar atau berteriak seperti orang gila untuk mencaci maki kamu, kok," ucap Chaeyoung santai, meski tangannya gemetar hebat.

Di sisi lain, Jaehyun tidak mengucapkan apapun dan malah menatap perut buncit Chaeyoung. Karena merasa diperhatikan selekat itu, Chaeyoung menjadi tidak nyaman.

"Kamu seperti lagi lihat hantu. Wajahku seburuk itu, ya?" Chaeyoung memaksakan tawa keluar dari mulutnya, namun hal itu tidak cukup membuat Jaehyun untuk mengalihkan netranya dari perut Chaeyoung.

"Aku hanya kaget bertemu kamu di sini," ucap Jaehyun pada akhirnya. Seperti orang yang baru tersadar dari lamunannya, Jaehyun buang muka dan berjalan untuk menaruh sepatu-sepatu yang barusan diambilnya dari lantai.

"Seharusnya yang kaget itu aku. Setahuku kamu tinggal di Incheon tapi kita malah ketemu di sini ... " Chaeyoung menatap ke sekeliling ruangan. " ... di toko peralatan bayi. Kalau boleh tahu, kamu cari apa?"

Jaehyun berbalik ke arah Chaeyoung.

"Aku cari baju newborn baby."

"Oh, kalau newborn ada di rak yang sebelah sana. Ini aku ambil topi rajut sama sarung tangan juga dari sana." Chaeyoung memperlihatkan isi kantong belanjaannya lalu menunjuk sudut dimana baju-baju untuk bayi yang baru lahir dipajang.

Jaehyun hanya mengangguk pelan dan Chaeyoung sempat berpikir kalau laki-laki itu akan langsun melenggang pergi. Tapi, nyatanya ia malah tetap berdiri mematung di hadapan Chaeyoung.

"Baju baby-nya untuk siapa?"

"Teman."

"Oh, kupikir kamu menghamili perempuan lain." Chaeyoung tertawa sinis.

"Chaeyoung—"

"Diam disana!" Chaeyoung dengan cepat melangkah mundur saat Jaehyun mencoba mengikis jarak diantara mereka. Namun, karena langkahnya terburu-buru ia merasaka sakit yang luar biasa di pangkal panggulnya.

"Sepertinya kita perlu bicara," ucap Jaehyun pelan.

"Bicara apa? Kamu bilang semuanya sudah selesai."

"Saat itu aku terlalu terburu-buru."

"Lalu sekarang kamu merasa lebih santai?" Chaeyoung menatap Jaehyun sinis. "Kalau iya, aku sama sekali nggak peduli."

"Bisa kamu dengarkan—"

"Jaehyun, kucariin sejak—loh, Chaeyoung?"

"Dokter Mino?" Mata Chaeyoung membesar kala dokter kandungannya muncul tiba-tiba.

My Valentines ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن