23. Passionate

6K 670 91
                                    

Chaeyoung menuang teh hijau dari teko ke dalam cangkir berwarna putih. Setelahnya, ia tambahkan dua sendok madu ke dalam teh yang masih mengepul, kemudian mengaduknya perlahan.

Berbarengan dengan putaran sendok di cangkir, suara langkah kaki Jaehyun yang mendekat terdengar. Tak berselang lama, sosoknya yang mengenakan piyama biru gelap muncul di ambang jalan masuk dapur.

"Rion sudah tidur?" Chaeyoung menatap Jaehyun yang baru saja menarik kursi makan dan duduk di sana.

"Sudah," jawab laki-laki itu dengan mata yang terpaku pada layar ponsel.

"Ini teh kamu."

Jaehyun menaruh ponselnya di meja makan, lalu melirik cangkir berisi teh madu yang baru saja disodorkan Chaeyoung.

Dengan senang hati, Jaehyun mengambil cangkir dan menyeruput isinya perlahan. Berbarengan dengan cairan berwarna hijau bening itu masuk ke kerongkongan, tubuh Jaehyun menghangat.

"Nanti kalau kamu sudah selesai, cangkirnya taruh di tempat cuci piring. Dan jangan lupa matiin lampur dapur."

"Mau kemana?" Jaehyun menahan tangan Chaeyoung yang sudah mau berjalan melaluinya.

"Mandi. Kenapa? Mau ikut?" tanya Chaeyoung dengan satu alis terangkat.

Jaehyun tak acuh dan malah menepuk-nepuk kursi yang ada di sebelahnya. "Sini, temenin aku sebentar."

Tidak biasanya Jaehyun seperti ini. Kalau minta dibuatkan teh madu, ya, hanya dibuatkan saja, tidak pernah segala minta ditemani.

Jaehyun menarik tangan Chaeyoung dan membawa perempuan itu duduk di kursi sebelahnya.

"Kenapa, sih?" tanya Chaeyoung to the point.

"Nggak kenapa-kenapa. Aku cuma minta temenin, memang salah?"

"Nggak salah, tapi aneh," jawab Chaeyoung dengan mata menyipit curiga. Sedangkan yang ditatap sama sekali tidak merasa risih.

Jaehyun malah degan santai menyodorkan teh madunya. "Mau coba?"

Chaeyoung menggeleng. "Nggak."

"Padahal ini enak, loh."

"Buatanku memang selalu enak" sergah Chaeyoung dan Jaehyun tersenyum tipis.

Laki-laki itu menyugar rambut tebalnya, sebelum kembali sibuk dengan cangkirnya. Sesekali meniup permukaan air teh untuk menurunkan suhu yang panas sebelum menyeruputnya.

Melihat Jaehyun yang tenang menikmati tehnya, membuat Chaeyoung berpikir kalau mungkin laki-laki itu memang hanya minta ditemani.

Makadari itu, Chaeyoung mulai menyandarkan punggung ke sandaran kursi untuk bersantai.

"Sore tadi, kamu ngobrolin apa saja dengan Chanyeol?" pertanyaan Jaehyun sukses mengalihkan perhatian Chaeyoung yang awalnya terpaku pada gambar Rion yang tertempel di kulkas.

"Kenapa memangnya?"

"Hanya penasaran, obrolan apa yang kalian bicarakan sampai-sampai kamu lupa kalau aku dan Rion nungguin kamu."

Chaeyoung berkerut alis.

Ini hanya perasaanku saja, atau memang nada suara Jaehyun terdengar sinis?

"Aku nggak lupa. Saat itu, aku lama karena mengantri di kasir, bukan karena keasyikan ngobrol dengan Chanyeol."

"Lalu apa yang kalian bicarakan?" Desak Jaehyun.

"Hanya bertukar kabar dan basa-basi seperti biasa," jawab Chaeyoung singkat namun jujur.

Jaehyun menenggak isi cangkirnya dan menaruh keramik berwarna putih itu di atas meja.

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now