28. Park Alice

4.6K 645 42
                                    

"Alice!" Chaeyoung menghambur kepelukan sang kakak.

"Yo, sister long time no see." Perempuan dengan rambut pendek sebahu dan makeup smokey eyes itu balas memeluk Chaeyoung erat.

"I miss you," ucap Chaeyoung.

"I miss you too, Silly."

"Boleh aku bergabung?" Lisa menatap kakak beradik Park dengan tatapan iri. Hal itu membuat Alice terbahak-bahak.

"Kemari, kamu juga adikku." Alice menyuruh Lisa mendekat, dan Lisa menurut.

Tak ada lelucon atau pun bahan candaan, tapi ketiga perempuan itu tertawa seperti sedang menonton sitkom. Chaeyoung adalah orang pertama yang mengurai pelukan erat itu.

"Kenapa dadakan sekali?" tanyanya.

"Aku mau buat kejutan untuk keponakanku," jawab Alice. "Dimana dia sekarang?"

"Ada di kamar."

"Aku harus melihatnya sekarang juga."

"Alice, kamu harus cuci tangan dulu." Chaeyoung berteriak kepada sang kakak yang sudah menyelonong lebih dulu ke dalam rumah. Alice menjawab dari dapur sebelum kemudian berjalan ke arah kamar Chaeyoung untuk menemui Rion.

Chaeyoung melihat koper besar Alice yang ditinggalkan begitu saja di depan pintu.

Ugh, kakaknya yang satu itu memang suka semena-mena.

Dengan bantuan Lisa, Chaeyoung membawa koper itu ke dalam rumah. Baru saja menaruh benda dengan berat belasan kilo itu di ruang TV, suara teriakan tertahan Alice terdengar dari dalam kamar.

"Kakakmu sepertinya semakin bar bar saja," komen Lisa.

"Aku harap Rion nggak trauma setelah lihat makeup Alice yang mirip penyanyi rock tahun 80-an."

Lisa terkikik geli. "Kakakmu aneh. Sekarang itu jamannya makeup no makeup, tapi dia masih saja setia dengan eyeliner tebal dan eyeshadow gelap."

"Aku juga nggak ngerti." Chaeyoung mengangkat bahu.

Park Alice adalah segala keterbalikan Chaeyoung. Jika Chaeyoung diibaratkan sebagai warna putih maka Alice adalah hitam. Jika Chaeyoung kucing persia maka Alice macan tutul.

Begitu berbeda kepribadian mereka berdua, sampai jarang ada yang percaya kalau dua perempuan bermaga Park itu adalah kakak beradik.

Saat SMA dulu, Lisa pernah menjadi salah satu korbannya. Karena sering melihat Chaeyoung mengobrol dengan Alice di halaman belakang sekolah, Lisa mengira kalau Chaeyoung sedang dibully. Maka dari itu, dengan berapi-api Lisa mendatangi mereka dan berteriak di depan wajah Alice.

"PERGI! JANGAN GANGGU TEMANKU! KALAU AKU LIHAT KAMU BULLY CHAEYOUNG LAGI, AKU AKAN LAPORIN KAMU KE KEPALA SEKOLAH! AKU NGGAK PEDULI KAMU KAKAK KELAS SEKALIPUN!"

"Lisa...,"

"Chaeyoung! Kamu nggak boleh diam aja. Kamu itu harus bisa ngebela diri. Kalau kamu di-bully harus dilawan. Kalau didiamkan mereka akan semakin menjadi-jadi."

"Lis...,"

"Buahahahahaha!" Park Alice tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

Melihat kakak kelasnya yang terkenal tomboy dan urakan itu tertawa, Lisa kebingungan. Ia menoleh ke arah Chaeyoung yang ternyata sedang menatapnya dengan pandangan miris.

"Lis, aku nggak di-bully. Dia itu Alice, kakakku."

"..."

Chaeyoung tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Ekspresi wajah konyol Lisa, tawa Alice yang menggelegar, dan perasaan bersalah yang merayap di perut Chaeyoung, semua itu masih bisa ia rasakan sampai saat ini.

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now