35. A Whole Mess

4.5K 580 22
                                    

".... itu hanya makan malam biasa." Junhoe berkata sembari memotong puding coklat buatan Chaeyoung.

"Ya, tapi semua keluarga kamu ada di sana."

"Malah karena itu."

"Karena itu apa?"

Junhoe menaruh sendoknya. "Karena mereka semua ada di sana, aku mau kamu datang. Aku mau keluargaku kenal kamu."

Chaeyoung menggigit bibir. Hubungannya dengan Junhoe sudah berjalan kira-kira dua bulan dan dalam waktu sesingkat itu, Junhoe sudah ingin memperkanalkan Chaeyoung pada keluarga besarnya.

Chaeyoung tahu, niat Junhoe baik dan dengan rencana itu ia menunjukan keseriusannya dalam hubungan ini. Hanya saja, Chaeyoung merasa ini terlalu cepat.

"Ayolah, Chaeng! Apa yang kamu khawatirkan? Ada aku." Junhoe menarik tangan Chaeyoung dalam genggamannya. Sentuhan tangan Junhoe terasa hangat namun tidak cukup untuk meredakan kegundahan hati Chaeyoung.

"Benar hanya makan malam saja?" raut wajah khawatir Chaeyoung masih terukir.

"100%."

"Tidak lebih dari itu?"

"Aku jamin."

Chaeyoung menimbang-nimbang. Ia ingin sekali menolak, tapi melihat sorot mata penuh harap Junhoe membuatnya tidak tega. "Baiklah," ucap Chaeyoung pada akhirnya.

"Serius?"

Perempuan berambut panjang itu mengangguk.

"Terima kasih." Junhoe tersenyum lebar.

Chaeyoung sering melihat senyuman Junhoe yang itu. Senyuman yang terkadang membuatnya bertanya-tanya. Kenapa ia bisa terlihat sebahagia itu hanya karena hal-hal kecil yang Chaeyoung lakukan.

Terlebih, hal kecil itu tidak sepenuhnya Chaeyoung lakukan untuk Junhoe. Tapi kenapa? Kenapa dia terlihat sesenang itu? Chaeyoung sama sekali tidak mengerti.

Oh! Dan yang lebih aneh lagi, bukannya ikut merasa bahagia, Chaeyoung malah terbebani dengan senyuman Junhoe.

***

Sabtu sore, Chaeyoung sudah bersiap untuk datang ke acara makan malam keluarga Junhoe. Rion tidak ikut, karena Lisa sudah terlebih dahulu 'mem-booking' anak itu sejak dua hari yang lalu. Jadi, malam ini hanya ada Chaeyoung dan Junhoe.

Sejak awal, Junhoe sudah memberitahu Chaeyoung untuk tidak mempersiapkan apapun. Tapi, Chaeyoung tidak bisa mengikuti permintaan Junhoe yang satu itu.

Dengan keterampilan baking-nya yang biasa-biasa saja, Chaeyoung memberanikan diri membuat kue mousse coklat dan selusin cupcake. Junhoe bilang, di acara makan malam nanti akan ada beberapa keponakannya yang masih kecil dan Chaeyoung harap cupcake yang dibuatnya cukup 'lucu' dan 'enak' untuk mereka.

Jam lima sore, suara ketukan pintu menyadarkan Chaeyoung dari kegiatannya merapikan kotak makan. Dengan segera, ia membuka pintu dan disambut oleh penampilan kasual Junhoe.

"Eh, kamu potong rambut?" Chaeyoung menunjuk rambut hitam Junhoe yang hari ini terlihat lebih pendek dan rapi.

"Bagus nggak?" tanya Junhoe sambil mengusap belakang leher. Ia terlihat malu-malu seperti anak SMA yang baru kenal cinta monyet dan Chaeyoung gemas sendiri.

Chaeyoung mengangguk pelan. "Potongannya cocok untuk kamu."

"Thanks," ucap Junhoe. "Kita berangkat sekarang?"

Chaeyoung setuju dan mereka pun berjalan ke arah parkiran bersama. Di sepanjang perjalanan, Junhoe tak henti memberkan kalimat penenang—mungkin karena ia menyadari gerak-gerik Chaeyoung yang terlihat tidak nyaman.

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now