Extra 3 : Purple Sky and Kisses

7.7K 703 189
                                    

A/N : Ini adalah bonchap terakhir My Valentines. Selamat membaca teman-teman. Kalau kalian suka dengan cerita ini jangan lupa kasih vote dan komen.

***

Dalam mnghadapi kehamilan keduanya, Chaeyoung merasa santai. Mungkin karena sebelumnya ia sudah memiliki pengalaman hamil dan melahirkan, sehingga ia lebih tenang ketika suatu hal 'aneh' terjadi pada masa kehamilannya. Namun, hal itu sama sekali tidak berlaku pada Jaehyun.

Laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari dua orang anak itu sering paranoid. Ketika Chaeyoung mengeluh sakit sedikit, Jaehyun akan langsung membawanya ke rumah sakit. Jika menolak, Jaehyun tidak segan-segan menggedor pintu rumah Mino untuk memintanya memeriksa keadaan Chaeyoung. Beruntung, sang sepupu, yang sekaligus berprofesi sebagai dokter kandungan, cukup sabar untuk menuruti permintaan Jaehyun.

Melihat reaksi Jaehyun yang selalu berlebihan, Chaeyoung menjadi lebih hati-hati dengan kalimatnya. Ia tidak ingin membuat Jaehyun panik. Jika hanya merasa tidak enak badan sedikit atau pegal-pegal, Chaeyoung tidak mau mengadu.

Sudah tiga bulan belakangan seperti ini. Namun, malam ini ada yang berbeda.

Chaeyoung merasa perutnya terasa kencang dan mulas. Awalnya rasa sakit itu datang saat mereka makan malam dan tak lama kemudian hilang. Barulah, dua puluh menit yang lalu, rasa itu kembali muncul dengan lebih kuat.

Chaeyoung pikir, kali ini ia harus memberitahu suaminya.

"Jaehyun...," Chaeyoung mengguncang bahu sang suami yang tertidur pulas di sampingnya. "Jaehyun, bangun."

Masih tidak ada respon.

Chaeyoung tahu, bagaimana susahnya membangunkan Jaehyun yang sedang tidur. Rion saja sampai harus berteriak di telinga Jaehyun untuk membuat laki-laki itu membuka matanya. Tapi, Chaeyoung tidak ingin melakukan itu.

Jadi, satu-satunya cara untuk membangunkan Jaehyun adalah dengan memencet hidung tingginya dan memutus saluran oksigen dari sana.

Kira-kira kurang dari lima detik kemudian, mata Jaehyun terbuka lebar dan dia dengan rakus menghirup oksigen seperti orang yang habis tenggelam.

"Chaeyoung." Jaehyun mengucek mata lalu mengerang sambil merenggangkan otot tubuhnya. "Jangan bilang kamu mencet hidung aku karena disuruh Baby Peach."

"Nggak disuruh," jawab Chaeyoung pelan.

"Terus kenapa? Mau aku usap-usap punggungnya?"

"Nggak mau."

"Hm..., oke. Kalau gitu kamu tidur lagi. Sekarang masih jam dua pagi."

"Jaehyun...," Chaeyoung meringis menahan sakit saat kontaksi perutnya kembali terasa. "Aku kayanya mau melahirkan."

"MELAHIRKAN?" Mata Jaehyun yang semula terasa berat kali ini terbuka sempurna.

"Dari sore tadi, perutku sudah sakit. Tapi, sekarang rasa sakitnya makin sering kerasa."

"Kenapa kamu nggak bilang dari tadi?" Jaehyun bangkit dari ranjang dengan muka khas bangun tidur dan rambut acak-acakan. "Kita ke rumah sakit sekarang."

"Tunggu!" Chaeyoung menahan tangan Jaehyun yang sudah ingin membawanya keluar kamar.

"Kenapa? Ada apa? Kamu nggak bisa jalan?" tanyanya panik.

"Tas pelengkapan bayi."

"Ohia, tas Baby Peach." Jaehyun buru-buru membuka lemari pakaian.

"Di bagian atas."

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now