Tantangan

12.3K 1.1K 1
                                    

Author Pov

Ganendra berjalan mondar mandir mencari keberadaan gadisnya, yaitu Alvina. Sudah empat hari sejak pulang dari Posyandu mereka tak bertemu, lebih tepatnya Vina seperti menjauhi Nendra karena setiap Nendra mendekatinya dengan secepat kilat Vina menghilang.

Saat jadwal jaga di Klinik juga Vina malah tukeran sama dr. Dwi, dia lebih memilih tugas di luar. Bahkan saat kedatangan Bidan baru, Vina juga nggak ada dan saat malam hari Nendra mendatanginya selalu saja dia sudah tertidur padahal masih sore membuat Nendra kelimpungan.

"Pak Danton." Panggil seseorang.

"Ya." Jawab Nendra.

"Sampai sekarang saya belum bertemu dokter Alvina, apa beliau memang tugasnya di luar terus? Ada beberapa hal yang mau saya tanyakan, kemarin tanya dokter. Felix beliau bilang saya suruh ke dokter Alvina langsung karena yang pegang data dokter Alvina, saya juga sudah ke tempat tinggal beliau tapi selalu sudah tidur." Kata Bidan Ika, ya yang memanggil Nendra Bidan baru yang bernama Ika bukan dokter cantiknya.

Nendra mengangguk, "Coba nanti saya bicara sama dokter Vina, karena saya juga sudah beberapa hari nggak ketemu, mungkin dokter Vina kecapean karena habis jalan kaki, kapan - kapan bu bidan bisa ikut biar bisa merasakan perjalanannya, kalau tim dokter Vina sudah kembali ke Jakarta dan ada tim baru berarti tanggung jawab bu bidan untuk memandu." Jawab Nendra.

Tanpa Nendra sadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan interaksi Nendra dengan bidan Ika, dia hanya bisa tersenyum getir, entah kenapa rasanya sangat menyesakkan dada.

"Kalau sudah nggak ada lagi yang di bicarakan saya permisi bu bidan."

"Pak Danton mau kemana? Mmm...maksud saya." Bidan Ika menatap Nendra, ini nih yang paling Nendra nggak suka baru berapa hari kenal sudah begini sangat berbeda dengan dokter cantiknya.

"Saya ada tugas, mari." Nendra langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari bidan Ika.

Nendra kembali melanjutkan mencari keberadaan dokter cantiknya, sungguh Nendra sangat merindukan dokter cantiknya itu. Walaupun dia selalu jutek dan galak pada Nendra bagi Nendra itu tak masalah, karena Nendra sudah benar - benar mencintanya.

Nendra tahu jika sebenarnya Vina gadis yang baik, Nendra sudah sering melihat Vina yang suka membantu warga, dia juga sangat ramah dan murah senyum.

Vina bersikap kebalikannya jika bersama lawan jenis yang menurut Vina akan menyukainya,Vina seakan membangun tembok pembatas agar tak ada pria yang mendekatinya.

Berbeda dengan pria lainnya yang langsung mundur karena sikap Vina, Nendra justru kebalikannya dia semakin gigih mendekati Vina, dia merasa tertanyang karena baru kali ini ada kaum betina yang selalu menolak pesonanya.

"Danton cari dokter Vina ya?" Nendra menoleh ke belakang, ternyata Serda Adit yang bertanya dan Nendra mengangguk.

"Tadi saya lihat dokter Vina lagi duduk sendirian di batu besar pinggir sungai." Kata Serda Adit, "Terima kasih." Nendra menepuk bahu Serda Adit dan segera berlari menuju sungai.

Sampai di pinggir sungai mata elang Nendra memindai, mencari keberadaan gadisnya dan ketemu, dia sedang duduk sambil tangannya melempar kerikil ke sungai.

Nendra berjalan mendekati Vina dan duduk di sampingnya, membuat Vina terkejut karena tiba - tiba Danton menyebalkan yang sudah membuat suasana hati Vina dalam beberapa hari ini kacau ada di sampingnya.

Vina memang sengaja menjauhi Nendra karena dia tak mau memberi banyak harapan untuk Nendra walau sejujurnya Vina juga memiliki rasa pada Nendra, tapi untuk saat ini dia sedang tak mau mengenal cinta karena kenangan beberapa tahun yang lalu masih saja berkelebat di kepalanya.

Alvina Kaulah Takdir CintakuWhere stories live. Discover now