Cinta dan Tugas

11K 897 9
                                    

Selamat malam
Up bab baru
jika ada typo coment saja ya 😊
Happy reading
Jika suka ceritanya
Jangan lupa Votement-nya

💕💕💕

Ganendra Pov

Pagi tadi saat aku baru saja selesai menyuapi Vina, aku di telfon bang Alvand untuk segera datang ke lapangan tembak. Aku yang rencananya akan menemani Vina therapy yang pertama gagal, akhirnya aku meminta tolong ayah, mommy dan mamah untuk menemani istriku.

Selesai diskusi, aku duduk di pinggir lapangan tembak, langkahku untuk kembali ke rumah sakit rasanya berat, aku bingung memikirkan kata yang akan aku ucapkan pada Vina, karena aku di pilih sebagai pengganti anggota yang terpilih untuk lomba tapi mengalami kecelakaan.

Aku bingung harus berkata apa, Vina baru saja bangun dari tidur panjangnya, aku masih merindukan senyumnya, tapi kini harus terpisah, berbeda benua dan negara selama sepuluh hari.

Memang bukan waktu yang lama, hanya sepuluh hari. Aku juga yakin, Vina akan mengijinkannya, tapi aku sendiri yang tak tega meninggalkannya.

Hari sudah petang, aku melangkahkan kaki menuju mobil dan melajukannya menuju rumah sakit, aku menyempatkan membeli bunga mawar putih kesukaan istriku, semoga saja mawar putih ini bisa mengurangi sedihnya karena harus aku tinggal.

Sampai di rumah sakit, aku langsung menuju bassment khusus karyawan rumah sakit. Karena di sini aku sudah di kenal sebagai menantu ayah Dhika, pemilik rumah sakit, jadi aku bisa parkir di sini.

Aku melangkahkan kaki menuju ruang rawat istriku, sejak tadi aku terus kepikiran dia, mungkin karena terlalu memikirkan bagaimana caranya pamit tanpa membuatnya sedih.

Aku mengetuk pintu ruang rawat dan membukanya, "Assalamualaikum." Mataku memindai seisi ruangan, karena kosong tak ada siapapun, hanya ada barang - barang istriku, kemana mereka semua? Apa sedang keluar? Aku menutup kembali pintu ruang rawat, berjalan menuju ruang jaga perawat dan dokter.

"Malam sus."

"Malam pak Nendra."

"Maaf mau tanya, apa istri saya masih ada therapy?"

"Loh, pak Nendra belum tahu ya?" Aku mengerutkan kening, belum tahu apa ini? Kenapa mendadak perasaanku nggak enak.

"Tahu apa?" Tanyaku.

"Saat ini dokter Vina masih di tangani di ICU, tadi pingsan."

"Apa?" Betapa terkejutnya aku mendengar istriku yang kembali masuk ICU, aku tak lagi bertanya, aku langsung berlari menuju ICU, bunga yang berada di tanganku langsung aku tinggal di atas meja.

Di depan ruang ICU, ada papah mamah dan mommy, "Kenapa nggak ada yang kasih tahu Nendra kalau Vina pingsan." Kataku langsung, membuat ketiga orangtuaku menatap ke arahku.

"Nendra." Papah berjalan mendekat.

"Vina baik - baik saja 'kan pah?" Tanyaku cemas.

"Berdoa saja, ayahmu masih di dalam."

"Kenapa bisa pingsan? Apa efek therapy?"

"Kami semua belum tahu kenapa, karena selesai therapy Vina minta ke taman, mommy dan mamah pergi ke kantin, Vina bersama ayah tapi pas kami datang, Vina sedang menangis dan tak lama jatuh pingsan." Jelas mommy.

"Nangis?" Cicitku dan Mommy mengangguk.

Kenapa Vina menangis? Apa dia kembali mengingat anak kami? Bagaimana aku bisa bicara denganya, tentang tugas ke Australia. Kondisi Vina sedang tidak baik.

Alvina Kaulah Takdir CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang