Ngidam

14.7K 937 1
                                    

Selamat malam, yang lagi ngidam mau lewat dulu nih 😘
Jangan lupa Vote & commentnya biar author makin semangat hehehe
Happy reading 😘💕

💕💕💕

Kabar kehamilanku sudah tersebar di seluruh keluarga Mahya dan Abhimanyu, aku sampai kewalahan membalas pesan dan juga mengangkat telfon dari keluarga yang mengucapkan selamat atas kehamilanku, apa lagi di keluarga papah Hadi, ini cucu pertama sehingga mereka semua menyambutnya dengan gembira.

Mbak Zia meski sedang hamil tua, pagi tadi sudah sampai rumah dinasku membawa satu kantong kresek berisi mangga muda, bang Alvand juga bertanya aku sudah ngidam apa, aku jawab saja.

"Vina ngidam, Diamond and Tanzanite Cluster Necklace, koleksi Tiffany Paper Flowers." Kataku sambil nyengir, memamerkan deretan gigiku.

Bang Alvand langsung mendengus kesal mendengar jawabanku, detik berikutnya kepalaku di jitak, membuatku mengaduh, sebenarnya tidak sakit aku hanya berpura - pura sakit saja.

"Itu sih bukan ngidam dek, ngidam tuh misalnya kamu pengin cium ketiak abang, atau pengin cium aroma kentut, itu baru ngidam." Kata bang Alvand membuatku langsung melotot, yang benar saja, ngidam macam apa itu nggak elite banget.

"Ish abang, ngidam macam apaan itu menjijikan sekali. Anak Vina 'kan istimewa, jadi ngidamnya juga lain dari yang lain." Kataku.

Mbak Zia hanya tertawa saja melihat interaksiku dengan bang Alvand.

"Apa ini?" Aku langsung berjengkit kaget saat tiba - tiba saja ada tangan yang menjulur dari belakang dan suara bariton tepat di telingaku, membuat aku yang tadi sempat melamun mengingat saat tadi banh Alvand dan mbak Zia berkunjung ke rumah langsung tersentak kaget. Pelakunya? Siapa lagi kalau bukan suamiku yang baru pulang selesai lari pagi.

"Ya ampun mas! Kaget tahu, kebiasaan deh tahu - tahu muncul, udah kaya jelangkung saja." Gerutuku sambil mengusap dada, mas Nendra malah terkekeh.

"Masih pagi sudah melamun, mas tadi sudah ucap salam tapi nggak ada jawaban." Kata mas Nendra yang menarik kursi di meja makan dan duduk di sampingku, tangannya masih bergerilya membuka kantong kresek bawaan mbak Zia yang masih berada di atas meja makan.

"Mangga muda, sama kedondong dari mbak Zia." Kataku.

"Wah, kayanya enak nih, kupasin dong yang."

Aku langsung menatap mas Nendra, sejak kapan dia suka yang asam - asam? Bukannya dia ada masalah sama lambung.

Aku menggeleng, "Nggak boleh, masih pagi belum juga sarapan, ingat mas punya masalah lambung."

"Mas mau sekarang, air liur mas sudah mau berjatuhan yang, kupasin." Katanya lagi sambil merengek seperti anak kecil.

"Nggak!"

"Yang, please." Katanya lagi sambil menangkupkan kedua tangannya membuatku makin heran.

"Mas kenapa sih? Ngidam?"

Mas Nendra diam tampak sedang berpikir, kemudian menatapku dan mengangguk, "Sepertinya iya yang, mas ngidam pengin makan yang asam - asam." Katanya.

"Ketek Vina mau?" Kataku sambil tertawa, mas Nendra langsung mendengus kesal membuatku makin tertawa, "Lah, katanya pengin yang asam - asam, ketek Vina masih asam nih belum mandi, 'kan nggak pakai deodorant."

"Sayang." Kata mas Nendra merengek.

"Sarapan roti dulu, sambil nunggu Vina kupas buahnya." Aku langsung berdiri mengambil pisau dan juga piring, mas Nendra menurutiku karena saat aku kembali sedang mengunyah roti dengan selai nutella kesukaannya.

Alvina Kaulah Takdir CintakuKde žijí příběhy. Začni objevovat