Priaku

9.6K 874 14
                                    

Selamat malam 😊
Ganendra & Vina yang sedang LDR Up
Semoga suka
Jangan lupa Votement'a
Happy reading 😘
.
.
.
.

Mengawali hari tanpa adanya dia yang aku cinta, dia yang setiap malam tidur memeluk tubuhku sangat erat, dia yang selalu memanjakanku, dia yang selalu memberikan gombalan recehnya, rasanya cukup menyesakkan dada.

Mas Nendra sudah memberi kabar jika dia sudah sampai di lokasi AASAM (Australian Army Skills at Arms Meeting) di Puckapunyal Military Range, negara bagian Victoria, Australia, baru 24jam aku berpisah dengannya, rasanya sudah sangat merindukannya.

Pagi ini ruang rawat inapku ramai, selain ada mommy, kedua mertuaku juga hari ini datang untuk menemaniku, begitu juga mbak Zia dan mbak Andriana bersama anak mereka, ayah sendiri tadi pamit untuk ke ruang kerjanya sebentar.

Aku sedari tadi menatap Ivana, bayi cantik dan gembul itu sangat menggemaskan, hatiku rasanya sakit jika ingat saat ini tak ada lagi buah cinta aku dan mas Nendra di rahimku, aku harus ikhlas karena mungkin ini jalan terbaik yang Allah berikan untukku, aku yakin akan ada pelangi setelah badai, mungkin Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih istimewa untuk aku dan mas Nendra.

"Vina, mau makan apa sayang? Mamah ambilkan." Kata mamah mertuaku, membuyarkan lamunanku, mamah menawarkan makanan yang cukup banyak terhidang di meja.

Aku tersenyum, "Brownies saja mah." Kataku dan mamah mengangguk, memotong brownies untukku dan memberikannya padaku.

"Terima kasih mah." Kataku sambil tersenyum, mamah mengusap sayang rambutku.

"Sama - sama sayang, kalau butuh apa - apa bilang ya." Aku mengangguk.

Mamah mertuaku, salah satu melati pagar bangsa, ibu kowad yang terkenal galak dan disiplin tapi sangat menyayangiku. Siapa yang tak kenal kedua mertuaku ini, nama beliau berdua berkibar di dunia militer.

Aku sangat beruntung menjadi menantu beliau, aku selalu diberikan kasih sayang tak terhingga, sama seperti mommy dan ayah yang menyayangiku tanpa batas.

Tok tok tok

"Masuk!" kata papah mertua, saat pintu ruang rawat inapku ada yang mengetuk.

Pintu terbuka, masuk dua orang pria dan satu wanita paruh baya yang tidak aku kenal. Aku cukup terkejut melihat reaksi mommy dan mamah yang langsung berdiri dengan wajah seperti menahan amarah.

"Maaf, apa kami boleh masuk?" Kata pria yang lebih tua.

"Untuk apa lagi? Pengadilan sudah memberikan keadilan yang sepantasnya, bahkan menurutku itu masih kurang." Jawab mommy menggebu membuat aku penasaran ingin tahu siapa mereka.

"Sebaiknya bicara di luar." Kata papah.

"Di sini saja, Vina mau dengar." Kataku langsung, membuat semua mata menatapku.

"Maaf pah, apa ini ada hubungannya dengan Vina? Jika iya, Vina mohon tetap di sini karena Vina ingin mendengarnya juga." Kataku menatap papah dan beliau mengangguk.

"Zia, Andriana bawa anak - anak keluar sebentar." Kata mommy yang langsung di laksanakan mbak Zia dan mbak Andriana.

"Katakan, apa yang ingin anda katakan." Kata papah setelah memastikan mereka keluar, suara papah tenang, tapi terdengar mengerikan karena setiap katanya penuh penekanan.

"Saya mohon, biarkan anak saya menjalani pengobatan, dia masih depresi, apa yang dia lakukan di luar kendalinya, hukuman yang anak saya dapatkan terlalu lama, jika dia tidak melanjutkan pengobatannya, bisa - bisa akan semakin parah." Kata ibu paruh baya itu sambil menangis, sepertinya aku mulai tahu siapa mereka.

Alvina Kaulah Takdir CintakuWhere stories live. Discover now