Bali

10.1K 737 11
                                    

Selamat malam 😊
.
Up Danton tampan
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
.
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Comment juga boleh banget, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.

Ganendra Badhrika Mahya

Sampai di bandara Ngurah Rai Bali, aku dan Vina langsung menuju hotel, karena aku tak tega melihat Vina yang terlihat sangat mengantuk, wajar saja sih semalaman dia nggak tidur sama sekali, kalau aku sudah terbiasa tidak tidur jadi tak masalah.

"Kedua abang kita baik banget ya yang, presidential suit benaran loh, kirain bang Vino becanda." Kataku saat sudah memasuki kamar hotel.

"Pejuang cinta duitnya banyak, sewa buat satu minggu juga dia sanggup meski nggak patungan sama bang Alvand, mulutnya saja yang kadang ngeselin, aslinya sih dia baik ko." Kata istriku dan aku hanya mengangguk saja, memang benar apa yang Vina katakan itu.

"Bersih - bersih lalu istirahat sana, kamu ngantuk banget yang." Kataku sambil mengusap pipinya dan Vina mengangguk, melepas jilbabnya dan langsung menuju kamar mandi, lalu keluar memakai bathrob dan merebahkan tubuhnya di atas bed yang sudah bertabur kelopak bunga mawar, biasanya dia risih dengan begituan tapi untuk kali ini, mungkin sudah sangat lelah dan mengantuk sampai tak mempedulikannya.

Aku membersihkan kelopak mawar yang berada di atas bed, menyelimuti Vina agar makin nyaman tidurnya, aku menuju kamar mandi untuk mengganti pakaianku. Tunggu, pakaian? Aku jadi ingat pesan yang di kirim mbak Andriana pada istriku, jika di dalam koper tak ada pakaian untuk Vina, hanya ada lingeri saja, pantas dia pakai bathrob.

Ya ampun, terniat banget mereka semua mengerjai Vina, padahal jelas - jelas aku dan Vina melihat mereka memasukkan pakaian Vina ke dalam koper, entah kapan mengeluarkannya karena ternyata dua koper yang kami bawa tak ada pakaian Vina sama sekali, hanya ada lingeri saja.

Bahagia? Pasti dong, aku paling menantikan Vina memakai lingeri, apalagi jika berwarna hitam atau merah maroon, warna yang seakan menantangku untuk segera menerkamnya, tapi sayangnya Vina sangat sulit jika aku bujuk untuk memakai lingeri, yang ada dia akan marah padaku, makanya aku tak berani lagi memintanya untuk memakai lingeri. Total sepanjang usia pernikahan kami, baru dua kali aku melihat Vina memakai lingeri, saat baru pindah ke asrama dan kemarin malam saat dia menggodaku.

Selesai mengganti pakaian aku merebahkan tubuhku di samping Vina, malam terakhir di Australia aku tak bisa tidur sama sekali, sampai di Jakarta sempat tidur meski sebentar karena keburu bang Vino membagunkanku, baru di Bali ini sepertinya aku bisa tidur dengan pulas. Aku mencium kening Vina dan memeluk tubuhnya erat, hingga mataku pun ikut terpejam.

***

Aku membuka mata, melihat jam ditanganku sudah jam dua siang. Aku menatap wanita yang saat ini memeluk tubuhku, menenggelamkan wajah cantiknya di dadaku, aku tersenyum dan merapikan tiap helai rambutnya yang menutupi wajah cantiknya.

Waktu yang tanggung jika aku membangunkannya dan mengajak bercinta, kami belum shalat dhuhur, belum makan juga, perutku rasanya sudah sangat lapar, sebaiknya aku pesan makan siang dulu, meski sudah terlambat, baru membangunkan istriku.

Perlahan aku melepas pelukannya, aku menelfon layanan room service memesan beberapa menu makanan untuk aku dan Vina, makan malam nanti sesuai scedule yang di beri tahu bang Vino, aku dan Vina akan candle light dinner, semuanya sudah bang Vino siapkan, kami tinggal terima beres.

Alvina Kaulah Takdir CintakuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon