Don't want it

1.7K 191 1
                                    

"Daddy, C'mon.. Aku tidak mau menjadi penerus posisimu di shadow economy. Aku lebih suka meneruskan perusahaan Adam Corp."

God..

Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan pembicaraan yang ku dengar dari ruang keluarga paman Xavier? Apa ini adalah karma akibat aku mengupingnya tadi? Jika iya, tolong ampuni aku, Tuhan.

I should be not to care.

That's not my business.

Tapi entah kenapa aku menjadi kasihan saat melihat ekspresi memelas yang Aiden berikan di hadapan semua orang.

Pria gila itu terlihat sangat tertekan.

"Hanya perusahaan itu yang menyimpan banyak kenangan bersama Grandpa selain rumah ini."

Sialan!

Aku bersumpah dada ku berdesir mendengar alasan Aiden ingin menjadi penerus Adam Corp.

Tuan Adam, si malaikat tanpa sayap.

Jangankan Aiden yang merupakan cucunya, aku sendiripun yang bahkan bukan siapa siapa ikut mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari tuan Adam.

Sejak kecil aku, Aiden, dan Amaris memang sering menghabiskan banyak waktu dengan tuan Adam. Aku masih ingat saat kecil dulu Grandpa Adam tanpa ragu memintaku untuk masuk ke dalam pelukannya.

Waktu itu aku melihat Aiden dan Amaris sedang bermain bersama. Aku ingin bergabung, namun aku sadar posisi. Aiden adalah cucunya, sedangkan Amaris adalah anak paman Archie yang merupakan asisten pribadi paman Xavier. Amaris tentu masih memiliki posisi yang pantas untuk berada di dekat tuan Adam.

Tapi aku?

Aku hanyalah anak dari kepala pengawal. Meski posisi ayahku berada tepat di bawah paman Archie, dan ibuku bersahabat dengan bibi Megg, namun aku tetap merasa tak pantas untuk berada di dekat mereka.

"Nak, Irish.. Kau disitu?" Tuan Adam tersenyum sambil menatapku yang hanya berdiri memperhatikan mereka.

"Kemarilah, nak. Datang padaku."

Aku ingin berlari ke arahnya, memeluknya dengan erat. Namun aku tak bisa.

"Ada apa, nak? Apa kau tak mau berada di pangkuan ku ? Kau juga tak ingin bermain dengan Sammy dan Ammy?"

Aku menggeleng.

Merasa kecewa, entah pada apa.

"Kenapa?"

"Apa aku pantas bersama kalian, tuan Adam?"

Tahu apa reaksi yang dia berikan?

Tuan Adam justru menghampiriku sambil tersenyum. Tak berhenti sampai disitu, tuan Adam bahkan memeluk tubuh kecil ku dengan begitu erat sambil berkata, "Kata siapa kau tidak pantas? Kau adalah cucuku, Irish. Sama seperti Sammy dan Ammy."

Usapan lembut dari tangan besarnya di kepala ku membuat ku merasa nyaman. Seolah mencoba membuktikan bahwa kasih sayang yang tuan Adam berikan benar benar tulus.

*************

"Sammy,"

Aiden menoleh ke samping saat ia merasakan seseorang mengusap pundaknya. Dia menemukan Amaris sedang duduk di sampingnya sambil tersenyum manis.

Andai dia sedang berada di dalam mood yang baik, pasti Aiden akan membalas senyuman itu. Namun untuk sekarang ia lebih memilih untuk memalingkan wajah karena suasana hatinya sedang buruk.

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now