Fucking husband

1.4K 102 0
                                    

Suara dering dari alarm yang berbunyi nyaring di atas meja nakas membuat gendang telinga Aiden terasa seperti mau pecah.

Oh, shit! Ini adalah ulah Irish yang sudah berjalan kurang lebih dua minggu belakangan.

Demi Tuhan, Irish sudah lelah jika setiap pagi harus membangunkan Aiden. Masih ingat kah kalian jika Aiden adalah pria pemalas yang sulit untuk bangun pagi? Irish mengumpati si sialan suaminya ini yang hanya bangun pagi saat beberapa hari saja setelah pernikahan mereka. Lalu setelahnya? Pria itu mulai kembali bangun siang dan terlambat untuk bekerja.

Siapa dia berani menyindir Irish dulu ketika dia bangun kesiangan di hari pertamanya menjadi istri? Tampaknya pria itu sungguh tidak tahu diri.

"Sayang.. Matikan alarm itu atau akan ku hancurkan sekarang juga."

Irish yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengikat tali piyama satin memutar bola matanya malas. Melihat tingkah Aiden yang berteriak sambil menutup kepalanya dengan bantal membuat Irish semakin kesal.

"Hancurkan saja. Aku sudah menyetok 2000 benda yang seperti itu di gudang."

"Baby...." Aiden merengek sambil memukul mukul ranjang, merasa terganggu dengan dering alarm yang masih berbunyi.

Irish mendengus sambil mematikan alarm, kemudian duduk di tepi ranjang. Dia merampas bantal yang menutupi kepala Aiden, membuat pria itu menggeliat dan mencari perlindungan di balik bayangan tubuh Irish dari silaunya cahaya pagi.

"Aiden, bangunlah. Kau tahu? Aku sudah sangat lelah setiap pagi mendapat teror puluhan panggilan dari Aaron karena kau selalu terlambat datang ke kantor--"

"Aku akan memecat Aaron nanti jika kau merasa terganggu olehnya."

Bugh!

Habis sudah kesabaran Irish.

Gadis itu mendorong tubuh Aiden hingga jatuh tersungkur ke lantai. Irish tega? Oh, jangan bicara tentang tega sekarang. Salahkan suami sialannya ini yang selalu membuatnya kesal.

"Sayang, kau mendorongku?" Aiden terduduk di lantai sambil menatap Irish dengan tatapan terluka yang dibuat buat.

"Bagaimana jika aku kepalaku terbentur dengan keras? Bagaimana jika aku mati?"

"Oh, ku harap memang begitu."

"Kau--"

"Sudahlah, Aiden. Kau ada meeting satu jam lagi. Jadi cepatlah mandi dan bersiap, sementara aku menyiapkan sarapan."

Morning fight.

Begitulah yang sedang mereka lakukan. Semenjak menikah ini baik Aiden dan Irish hampir selalu bertengkar di pagi hari. Mendebatkan beberapa hal kecil, atau saling mengusik satu sama lain. Rasanya pagi hari tidak akan lengkap jika tidak dibuka dengan pertengkaran.

Iris mulai bangkit dari duduknya untuk mengambilkan handuk untuk Aiden dan memberikannya pada pria itu. Namun baru saja Irish berbalik untuk pergi memasak, Aiden sudah lebih dulu memeluknya dari belakang.

Aiden mengecup setiap inchi lekuk leher Irish. Pria itu juga sedikit menurunkan tali piyama yang bertengger di pundak istrinya dan mulai memberinya banyak kecupan.

Irish memejamkan mata ketika merasakan seperti ada sengatan yang timbul akibat ulah suaminya. Sensasi ini masih begitu asing bagi Irish, namun tak urung gadis itu juga menyukainya.

Aiden mulai meraih dagu Irish, memiringkan kepala istrinya agar bisa dengan leluasa mencium bibir manis kesukaannya.

Gerakan bibir pria itu lebih terasa santai dan tidak menuntut-- tidak sama seperti jika mereka berciuman di malam hari. Irish mulai hafal akan hal itu.

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now