Beg her

1.5K 170 0
                                    

Tidak ada yang lebih mengerikan di dunia ini daripada menghadapi amarah Daddy.

Aura mengintimidasinya selalu berhasil membuat siapapun tunduk padanya, termasuk aku yang anaknya sendiri.

Daddy tidak pernah basa basi. Terbukti dengan pertanyaannya yang langsung to the point saat aku sudah berdiri di belakangnya.

"Kau tau apa saja kesalahanmu, Sammy?"

Oh, astaga!

Apa saja? Itu berarti aku punya lebih dari satu kesalahan?

Yang Daddy bicarakan pasti masalah tentang Irish kemarin.

Aku menelan saliva ku dengan susah payah. Tenggorokan ku terasa kelu meski hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan Daddy.

"Ya, Daddy.. Aku--"

"The first; kau bodoh karena meninggalkan Irish dalam perjalanannya ke Hong Kong karena menemani pemotretan Amaris."

Okke, satu.

Aku mulai berhitung dalam hati. Menghitung berapa banyak kesalahan yang akan Daddy paparkan.

"Secondly; kau ceroboh. Lupa bahwa itu tanggung jawabmu. Kau terlalu peduli pada Amaris hingga melupakan Irish yang sedang berusaha untuk dirimu."

Dua.

"The third; kau juga lupa mengabari Mr. One kalau Irish akan datang. Dan karena kelalaianmu Irish sempat diserang oleh para pengawal disana. Mobilnya diledakkan dengan meriam tank dan ditembaki puluhan kali."

Holly, shit!

Is that right?

Mulutmu busuk, Aiden. Sebusuk semua perlakuanmu padaku.

Kalimat itu seketika terlintas begitu saja di pikiranku. Aku sungguh merasa jahat sekali padanya.

"Any mistakes, Sammy?"

"Y.. Ya, Daddy. A.. Aku... Memarahinya."

Tatapan Daddy masih terlihat tenang, namun rahangnya sudah terlihat menegang.

"Karena?"

"Karena.. Dia pergi bersama Franklyn."

"Only that?"

"Aku--" tidak. Aku tidak berani mengatakannya pada Daddy. Dia pasti akan sangat marah.

"Go on."

Aku menggeleng.

"Be gentle." Katanya.

"Daddy, aku minta maaf. Aku sedang marah saat itu. Aku tidak--"

"Langsung ke intinya, Sammy!"

Baiklah, tamat sudah riwayatku.

"Aku.. Mencekiknya saat aku marah."

Bugh!

Kejadiannya berlalu dengan begitu cepat saat Daddy tiba tiba memukul ku dengan begitu keras hingga aku terjatuh.

Belum cukup disitu, Daddy meninduh tubuhku dan menarik kerah kemejaku.

"Itu untuk semua kebodohanmu!"

Bugh!

Lagi, Daddy memukul ku.

"Itu untuk kecerobohanmu."

Bugh!

"Itu untuk rasa sakit Irish!"

Bugh!

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now