Bazooka

1.5K 155 0
                                    

Dor.. Dor..

Dua suara tembakan menggema di dalam ruang latihan menembak. Tidak pernah mengecewakan, tembakan itu selalu tepat sasaran.

"Well done, Irish." Archie yang mengutarakan pujian itu. Dia benar benar bangga melihat kemampuan Irish yang tidak bisa dianggap sebelah mata.

Tidak, jangan kalian pikir bahwa Archie adalah guru Irish.

Irish tidak pernah memiliki seorang guru tetap. Bagi Irish setiap pengalaman adalah guru terbaik. Maka gadis itu lebih memilih mengunjungi banyak tempat liar untuk belajar bela diri dan senjata. Street fight dan perkumpulan gelap misalnya. Dia juga sering ikut ayahnya untuk membasmi para mafia yang menganggu urusan shadow economy. Dari itu semua, Irish belajar banyak hal. Langsung dari orang yang sudah ahlinya.

"Terimakasih, paman." Irish tersenyum sambil membalas pujian yang pamannya berikan padanya.

"Bagaimana pekerjaan mu di Berlin, Irish? Apa mafia disana merepotkan? Akhir akhir ini memang banyak kelompok mafia yang mengganggu."

Pekerjaan.

Jika Aiden adalah CEO Adam Group, dan Amaris adalah seorang model. Maka Irish lebih suka bekerja sebagai seorang bounty hunter. Pembasmi para pengganggu, utusan pembawa pesan, mata mata untuk mencuri sebuah informasi, dan lain lain.

Hanya saja Irish tidak pernah mau memiliki tuan. Dia adalah orang yang bebas, tidak suka berada di bawah kendali orang lain. Jika ada orang yang membutuhkannya, maka orang itu yang harus datang padanya.

"Tidak, paman. Mereka hanya kelompok kecil. Mudah bagiku untuk melumpuhkan mereka. Ditambah lagi pasukan paman Xavier memang sangat ahli dan kompeten. Itu semakin mempermudah tugasku."

Archie mengangguk menanggapi.

"Ku dengar kau ditugaskan ke keluarga Mr. One, Irish?"

"Ah, ya paman. Besok aku dan Aiden akan berangkat kesana."

"Kau yakin tidak ingin membawa pengawal untuk kali ini?"

"Paman, tidak mungkin kami akan diserang di keluarga Mr. One, kan? Justru mereka yang akan melindungi kami nanti."

"Baiklah jika begitu. Good luck, Irish."

************

Ada kalanya saat aku benar benar tulus untuk membantu Aiden. Menyingkirkan segala kekesalah yang kerap kali ku rasakan saat dia bertingkah menyebalkan.

To be honest, Aiden adalah sosok yang baik pada semua orang, tidak terkecuali pada diriku. Mengenal Aiden sejak kecil membuatku merasakan banyak sekali perhatian yang dia berikan padaku. Dia menganggapku berharga, dan aku tahu itu.

Namun dari semua itu, Aiden juga menyebalkan. Dia sering mengganggu kesenanganku. Dia suka mengatur diriku, padahal aku sangat tidak suka diatur. Meski harus ku akui bahwa apa yang dia lakukan juga untuk kebaikan ku.

Aiden juga menyebalkan saat dia bertingkah brengsek di hadapanku. Tidak mau mengalah, mengadukan segala kesalahan yang ku perbuat pada orangtuaku, juga kerap kali bertingkah semaunya.

Seperti apa yang dia lakukan hari ini.

He's totally full of shit!

"Irish, aku tidak bisa menemanimu pergi karena Ammy memintaku untuk mengantarnya ke pemotretan."

Brengsek, brengsek, brengsek!

The SASSY GirlDonde viven las historias. Descúbrelo ahora