Just have me, he said.

1.6K 151 0
                                    

Mansion mendiang Grandpa Adam dirubah menjadi sebuah tempat pesta yang sangat elegan.

Hari ini semua pimpinan shadow economy akan datang untuk menghadiri pesta pengangkatan raja baru. Tentu saja paman Xavier sebagai tuan rumah tidak ingin mengecewakan para tamu undangannya.

Semua orang sibuk mengurus banyak hal di mansion ini. Tidak terkecuali Irish dan Amaris. Mereka berdua mendapat tugas sebagai pengawas dekorasi. Jika ada beberapa hal yang dirasa kurang, maka mereka tinggal mengatur ulang dan meminta para pekerja untuk mengulanginya.

Disinilah mereka berdua. Sedang bersiri di depan pintu besar mansion, mengawasi para pekerja yang sedang mendekor pintu masuk.

"Menurutmu akan bagaimana pesta ini nantinya, Irish?"

Amaris bertanya pada Irish yang sedang berdiri di sampingnya.

"Lancar. Ku dengar paman Xavier sudah mengumumkan tentang Franklyn yang akan mengganti posisi Aiden. Yang tidak setuju boleh mengajukan protes pada paman dan diberikan waktu 3 hari untuk itu. Tapi ini sudah satu minggu dan tidak akan protes dari pihak manapun. Jadi, ya.. Kau tau lah. Mereka semua setuju.. mungkin."

Amaris menganggukkan kepalanya.

"Kau hebat, Irish. Kau selalu tahu hal hal yang berkaitan dengan shadow economy. Tidak seperti diriku yang tidak tahu apa apa."

Tawa kecil Irish terdengar.

Lucu sekali. Wanita yang dianggap sempurna oleh semua orang justru memuji dirinya? Oh, ayolah.. Irish pun tahu kalau dia tidak ada apa apanya jika di bandingkan dengan Amaris yang sempurna. Cantik, beratitude, dan pintar.

"Itu karena memang aku bekerja di dunia mereka, Amaris."

"Ya, ya,.. Kau benar. Emm.. By the way, kekasihku akan datang di pesta malam nanti."

"Oh, ya? Pasti sangat menyenangkan untukmu."

Irish ikut tersenyum senang dan memeluk Amaris sebagai bentuk suka cita. Karena setelah sekian lama, akhirnya kekasih Amaris di ijinkan mengenal keluarga ini sedikit demi sedikit.

"Kau akan datang bersama siapa malam ini? Apa kau akan sendiri?"

Irish tampak menggedikkan bahu.

"Aku--"

"Irish akan bersamaku malam ini, Ammy."

***********

"Mom, please.. Ini sangat bukan diriku."

Aku masih merengek  kepada ibuku.

Red satin gown, high heels, and make up. Hei! Seorang Irish memakai benda benda seperti itu? Yang benar saja.

"Lalu kau mau memakai apa? Celana jeans dan jaket kulit? Kau mau pergi ke pesta, Irish. Bukan ke tempat tongkrongan."

Ibu menjawab sambil menggelung rambut panjang ku. Ya.. Hari ini dia yang menjadi penata rias ku.

"Tapi bagaimana jika ini tidak cocok? Bagaimana jika aku justru terlihat tidak cantik--"

"Kau meragukan kemampuan ibumu ini dalam merias, huh?"

Ouh.. Tatapan ibu terlihat mengerikan dari pantulan cermin di hadapanku.

"Bukan begitu.. Hanya saja aku tidak terbiasa dengan semua ini dan aku--"

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now