About selfish

1.1K 132 14
                                    

Terkadang.. saat seseorang dalam keadaan terdesak, maka dia akan melakukan beberapa hal gila, seperti yang sedang Amaris lakukan. Gadis itu sudah terlalu putus asa memikirkan jawaban, hingga dia memutuskan untuk mendatangi Aiden dan mencari tahu sendiri tentang sesuatu hal yang ingin dia pastikan.

Amaris diam diam masuk ke dalam kamar Aiden setelah makan malam dan memeluk pria itu dari belakang.

Aiden yang sedang memilih pakaian merasa terkejut saat sebuah tangan tiba tiba melingkar di perutnya. Dia pikir yang datang adalah Irish. Maka dari itu dia tertawa kecil dan berkata, "Baby.. Aku baru saja akan berkunjung ke kamarmu, tapi kau sudah lebih dulu datang kemari. Aku menunggumu di meja makan tapi kau tak datang, Irish."

"Apa yang ada di pikiranmu hanya Irish saja, Sammy?"

Jujur saja.. Hati kecil Amaris merasa tercubit saat Aiden mengira dirinya adalah Irish. Belum menikah saja Aiden sudah seperti ini. Bagaimana jika nanti dia sudah menikah?

Mendengar suara itu Aiden dengan segera berbalik dan melepaskan tangan Amaris yang melingkar di perutnya.

"Ammy.. Kau yang datang?" Aiden bertanya dengan segenap keterkejutannya.

Oh, jangan salahkan Aiden.

Ini memang sebuah hal yang sangat langka.

Seorang Amaris datang terlebih dahulu padanya? Oh, ayolah.. Amaris nyaris tidak pernah datang ke kamarnya, apalagi jika tanpa alasan.

"Kenapa kau kemari Ammy? Biasanya kau memanggilku untuk datang ke kamar mu jika kau membutuhkanku."

Amaris mengerucutkan bibirnya sebal. Itu terdengar seperti Aiden tidak mengijinkan Amaris datang ke kamarnya.

"Aku hanya ingin datang, apa itu salah? Temanku sejak kecil sebentar lagi akan menikah, dan aku hanya ingin mengucapkan selamat padanya. Apa tidak boleh?"

Aiden tertawa kecil sambil mengacak pucuk kepala Amaris. "Tentu saja boleh, Ammy.. Aku hanya sedikit terkejut kau datang tiba tiba."

Amaris memeluk Aiden dan pria itu membalas dengan sama eratnya.

Di dalam hati Amaris merasa sedikit lega karena Aiden masih memperlakukannya dengan baik. Pria itu masih mau menerima pelukannya.

"Ada sedikit hal yang ku takutkan, Sammy. Maukah kau berjanji sesuatu hal padaku?" Kata Amaris tanpa melepas pelukannya.

"Apa yang perlu ku janjikan padamu, Ammy?"

"Berjanjilah padaku bahwa kau akan tetap selalu ada untuk ku meski kau sudah menikah dengan Irish nantinya."

Aiden terdiam.

Bukankah ini terdengar seperti sebuah kesalahan?

Apakah sebuah tindakan yang benar suatu saat nanti jika dia sudah menikah dengan Irish, namun tetap selalu ada untuk Amaris? Bagaimana jika sesuatu yang Amaris minta justru membuat Irish merasa tersakiti atau keberatan? Bukankah itu bisa menjadi masalah dalam rumah tangganya nanti?

Bukannya Aiden tidak suka direpotkan oleh Amaris. Sudah dikatakan sejak awal bahwa Aiden sangat menyayangi gadis itu. Hanya saja Aiden takut jika ia masih terus memperhatikan Amarais, hal itu akan membuat Irish salah paham.

Tapi Aiden juga tidak setega itu mengatakan tidak pada Amaris. Dia sudah terbiasa menuruti semua yang Amaris minta. Aiden tidak pernah bisa menolak semua kemauan gadis itu.

Lalu harus bagaimana sekarang?

Dia tidak ingin mengecewakan Amaris, namun dilain sisi Aiden juga tidak mau menyakiti Irish.

The SASSY GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang