Of course, baby

1.3K 104 8
                                    

Suara langkah kaki terdengar begitu perlahan dan sangat hati hati di dalam sebuah hutan di tepi perbatasan antara kota besar dan sebuah desa.

Berburu, anggap saja seperti itu.

Bukan binatang yang akan menjadi mangsa mereka. Berburu hewan tidak pernah menjadi semenantang ini. Manusia sialan, begitulah sebutan paling tepat untuk target perburuan kali ini.

"Oh, shit!"

Axel menghentikan langkahnya ketika mendengar umpatan dari seseorang di belakangnya.

"Ada apa?"

"Jaringan di dalam hutan ini sangat buruk. Titik merah di layar ini terus menerus hilang dan muncul. Kita bisa kehilangan jejak manusia sialan itu."

"Apa titiknya masih jauh?" Axel bertanya sambil memukuli tubuhnya sendiri karena ada banyak nyamuk yang hinggap di tubuhnya.

Melihat Axel yang kewalahan dengan nyamuk nyamuk itu, Albert tertawa.

"Apa kau tidak mandi selama seminggu ini, Xel?"

"Shut the fuck up."

Lagi, tawa Albert kembali pecah mendengar umpatan Axel.

"Apa aku perlu memandikanmu? Oh, jujur saja aku kasihan melihat teman baik ku di serang oleh--"

"Sialan, Albert. Dasar gay. Tutup mulutmu dan fokuslah pada titik merah itu."

Albert terkekeh pelan sambil mengangkat ipad di tangannya, sedikit menggoyangkannya. "Titik merah itu hilang.", katanya dengan nada yang begitu ringan.

Oh, Tuhan..

Axel benar benar ingin memukul Albert sekarang. Kenapa orang gila itu masih bisa bersantai saat mereka kehilangan jejak targetnya?

"Albert, kau--"

Axel sudah bersiap untuk menarik kerah Albert sebelum pria itu sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Daripada kau marah marah dan memukul ku, lebih baik kau diam dan duduklah. Yang bisa kita lakukan hanya menunggu sampai ipad ini kembali mendapat sinyal."

"Oh, fuck! Benar benar sial. Kenapa Irish harus memintaku untuk menemanimu memburu manusia sialan itu."

Axel mendengus.

Dia merebut ipad di tangan Albert dan berjalan meninggalkan pria itu.

"Hei.. Hei, Axel.. Kau jangan meninggalkan ku seperti ini!"

Albert kembali terkekeh. Dia tahu temannya yang pemarah itu sedang kesal. Ya.. Mau bagaimana lagi? Masalah sinyal itu bukan salahnya kan?

Axel memimpin perjalanan mereka berdua, sementara Albert memilih untuk diam dan mengikuti.

Bib.. Bib..

Suara dari ipad menandakan jika titik merah itu kembali muncul. Axel melihat pada layar dan menemukan titik itu berada pada jarak radius 300 meter di depan sana.

"Dia ada di depan. Cepat!"

Krak!

Refleks mereka berdua menoleh ke belakang, ke arah suara patahan ranting itu berasal.

"Xel, ada orang disana. Kita harus melihatnya."

Axel mencekal tudung kepala di hoodie yang dikenakan Albert. Sekarang bukam waktunya melihat hal hal yang tidak penting dan membuang buang waktu sebelum titik merah itu kembali hilang.

"Shit, Axel! Lihat, dia berlari!"

Axel melihatnya.

Dia juga melihat seseorang menggunakan jubah berwarna hitam berlari berlawanan arah dengan mereka.

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now