Irish way #2

1.3K 108 0
                                    

Hari yang menyenangkan itu belum usai.

Aku memutuskan untuk mengajak Aiden mengunjungi tempatku bermain. Ya, kali ini benar benar bermain dalam artian yang sesungguhnya.

"Kemana kita akan pergi, baby?" Aiden bertanya dari balik punggung ku dengan sedikit berteriak karena kami masih berkendara dI area perbukitan.

"Kita akan ke suatu tempat, Aiden. Kau pasti aka menyukainya." Aku juga membalas dengan berteriak padanya.

"Semua hal pasti aku suka jika bersamamu."

Aiden tertawa setelah itu. Aku tau dia sedang mencoba untuk menggoda ku.

"Dasar pembual."

"Apa, Irish? Aku tidak dengar." Suaraku terdengar samar bagi Aiden.

"Pembual!" Kataku sekali lagi.

"Apa? Penjual?"

Aku tertawa setelah itu, menertawakan kekonyolan yang kami buat. Aiden yang merasa tidak terima ditertawakan justru menggelitik pinggangku dan membuat motor kami sedikit oleng.

Oh, itu bukan masalah besar untuk ku. Tentu saja aku masih bisa mengatasinya. Aku terbiasa berada di arena balap liar, dan tentu saja lawan main ku tidak pernah absen untuk bermain curang. Kendaraanku berkali kali di tendang saat berada di kecepatan maksimal. Awalnya aku sering terjatuh, namun lama kelamaan aku sudah mulai ahli mengendalikan motor oleng sekalipun dalam kecepatan tinggi.

"It's fine, Aiden. Don't be afraid."

Aku mengusap punggung tangan Aiden yang melingkar dengan erat di atas perut ku setelah dia membuat motor kami kehilangan kendali.

Hampir satu jam perjalanan berlalu hingga aku mulai menepi di sebuah tanah lapangan besar. Ada semacam festival yang sedang di adakan disini setiap tiba bulan sekali dan kebetulan hari ini acara festival itu sedang berlangsung. Aku sangat hafal dengan jadwal acaranya karena aku selalu datang kemari bersama teman teman geng ku untuk bermain.

"Kita ada dimana, Irish? Apa kau tahu tempat ini?" Aiden bertanya setelah kami turun dan dia melingkarkan tangganya di pundak ku.

"Tentu saja aku tahu. Aku sering datang kemari dengan teman teman ku. Aku mengenal banyak orang disini, jadi jangan heran jika nanti kita akan disapa banyak orang. Tapi kau jangan takut, Aiden. Meski penampilan orang disini terlihat menakutkan, mereka sebenarnya adalah orang yang baik."

"Begitu, ya? Lalu apa yang akan kita lakukan disini?"

"Ada banyak permainan di dalam sana. Kita visa mencobanya satu persatu sepuas yang kita mau."

Aku mengambil langkah terlebih dahulu, meninggalkan Aiden yang masih sibuk mengamati keramaian yang ada di hadapannya.

"Hei, baby tunggu aku.."

Tawa kecil ku terdengar saat Aiden berlari kecil menghampiriku. Pria itu juga menelusupkan jemarinya ke sela jari milikku. Lagi lagi jantung ku berdentam tak menentu saat tangan kami saling bertaut dan memberikan kehangatan.

Oh, Jika boleh berharap, dapatkah tautan ini tidak terlepaskan? Melupakan fakta bahwa tangan ini pula yang pernah mencekik leher ku hingga aku nyaris kehabisan napas.

Oke, sorry...

Mari enyahkan semua hal hal buruk tentang Aiden untuk saat ini. Sudah ku bilang, aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Aiden.

Langkah kami mulai memasuki kerumunan. Ada banyak sorot lampu berbagai macam warna yang menyambut begitu kami mulai mendekat.

Aku bisa melihat Aiden mengamati sekitarnya. Dia melihat orang orang yang sedang membuat mural di dinding yang disediakan khusus, kemudian beralih menatap satu persatu stand permainan.

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now