Broke my promise

1.5K 152 8
                                    

"Irish.."

Seseorang memanggil namaku dari balik tubuh ku.

Oh, ayolah.. Aku masih mengantuk. Ini masih sangat pagi, bahkan matahari baru saja meninggi. Tidak ada jawaban lain yang ku berikan padanya selain, "Hmm.."

Jika kalian menebak orang itu adalah Aiden, maka ya.. Kalian benar. Dia tertidur di belakangku dengan tangan yang tak pernah lepas untuk memeluk pinggang ku.

"Irish.."

Dia memanggilku sekali lagi.

Tidak tinggal diam, kali ini dia mulai mengendusi leher ku dan memainkan tangannya di permukaan perut ku. Oh, sedikit bocoran, kaus ku dan kaus Aiden sudah terlepas sejak semalam karena kegiatan panas itu. Beruntung Aiden mampu menjaga dirinya, hingga yang kami lakukan hanya tidak lebih dari ciuman dan sentuhan.

"Irish.."

"Uh-hmm.."

"Aku akan pergi mengantar Ammy untuk pemotretan hari ini."

Spontan aku membuka mata dan berbalik menatapnya. Bukan, bukan karena aku merasa cemburu ataupun tak suka. Justru rasanya menjadi aneh saat dia harus meminta ijin padaku hanya untuk menemani Amaris.

"Ya, pergilah." Aku menjawab biasa saja.

"Kau tak apa?"

"Apa aku harus kenapa napa? Kau memang sudah sering mengantar Amaris sebelumnya."

I'm seriously. Memang apa yang harus dipermasalahkan?

Aiden tersenyum. Dia juga menggesekkan hidungnya ke hidungku, menciptakan rasa geli dan membuatku tertawa kecil karena itu.

"Aku berjanji akan pulang sebelum makan siang. Setelah itu kita akan punya banyak waktu untuk pergi bersama."

"Kau tidak bekerja?"

"Tidak. Apa kau punya pekerjaan?"

Aku menggeleng dan setelah itu berkata, "Tidak. Aku tidak mendapat panggilan dari siapapun."

"Good. Have a nice day, baby." Aiden menghentikan gerakan tangannya di perutku dan memberiku satu kecupan di pelipis ku.

Aku merasa sangat senang pagi ini, setidaknya sampai aku menyadari bahwa kesenangan yang ku dapatkan dari Aiden hanya sementara.

Satu satunya hal konyol yang pernah ku lakukan adalah menunggu Aiden. Seperti yang sedang ku lakukan saat ini. I feel so excited saat mengingat janji Aiden yang akan pulang sebelum makan siang dan mengajakku untuk pergi bersama.

Maka disinilah aku sekarang, sedang menunggunya di depan paviluin ku.

Aku melirik jam tangan di lengan kiriku. Seharusnya Aiden sudah datang sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi, kenapa sampai sekarang dia belum datang? Apa dia melupakan janjinya?

Ah, aku menggelengkan kepala untuk mengusir berbagi pikiran negatif tentangnya. Aiden pasti akan datang, begitulah aku mencoba meyakinkan diriku sendiri.

Ten minutes later.

Keyakinanku masih tetap sama, Aiden pasti akan datang. Mungkin dia terjebak kemacetan di jalan?

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now