What do you say?

1K 104 6
                                    

"Sayang, ada apa?"

Kepalaku terasa pening. Segala hal buruk terus berputar di kepalaku, sialan sangat membuatku takut.

Apa ini?

Semua orang pun tahu bahwa aku tidak pernah memiliki rasa takut pada segala hal yang bersifat keduniawian. Namun entah apa yang terjadi, tiba tiba aku merasa takut jika hal buruk terjadi pada Aiden.

Hari ini Aiden nyaris terbunuh-- ditanganku. Bagaimana jika pembunuh yang dibayar untuk membunuh Aiden adalah orang lain? Apa aku masih bisa merasakan pelukannya lagi seperti ini?

He stole my heart. Aiden adalah pria pertama yang berhasil mencuri tempat di dalam diriku yang telah lama kosong. Dia adalah satu satunya yang berhasil mendobrak pintu yang sudah sejak lama ku tutup dengan rapat.

Selama ini aku selalu menjaga batasan dalam hubungan apapun dengan orang lain. Aku tidak mau terjebak dalam perasaan yang orang lain sebut dengan cinta. Karena yang ku tahu, cinta akan selalu membuatmu menjadi lemah meski terkadang cinta juga menjadi alasan kenapa kau menjadi orang yang paling kuat.

Aku jatuh cinta pada Aiden, aku telah benar benar mengakui hal itu beberapa saat yang lalu. Tidak peduli seberapa kokoh dinding pertahanan yang ku buat, Aiden telah berhasil meruntuhkannya dalam sekejap.

"Baby, say something, please.."

Perkataan lembut Aiden kembali terdengar.

Aku mengusap air mataku dan mencoba untuk tenang, mengusir sejenak berbagai rasa yang membuat dadaku merasa tak nyaman.

Aku menelan ludah dengan susah payah sebelum berbicara padanya.

"Aiden, ada.. Ada seseorang yang berusaha membunuhmu--"

"Membunuhku?"

"Ya."

"Siapa?"

"Aku tidak tahu. Tapi dia benar benar ingin membunuhmu--"

Kalimatku berhenti begitu saja saat tawa Aiden terdengar.

Apa dia sudah sialan gila? Nyawanya sedang terancam, tapi dia justru tertawa? Apa dia pikir ini adalah lelucon? Aku bahkan ketakutan setengah mati, tapi Aiden justru menganggapnya seperti sama sekali tidak berarti.

"Aiden, aku serius!" Aku berteriak dan memukul bahunya dengan kuat.

"Irish, tidak ada apa apa disini. Satu satunya orang yang mungkin saja bisa membunuhku sekarang hanya kau. Lihat--- kau membawa senapan. Untuk apa kau membawa senjata itu, sayang?"

Tatapanku beralih pada senapan yang masih berada dalam genggaman kedua tangan ku. Senapan ini.. adalah senjata yang nyaris merenggut nyawanya. Tangan ku tiba tiba bergetar hingga benda berbahaya itu jatuh begitu saja di bawah ku.

Aiden menarik bahuku sebagai respon cepatnya agar senapan itu tidak menimpa kaki ku. Aku tahu dia sedikit kebingungan, sangat terlihat dari ekspresi wajahnya.

"Ada apa dengan orang orang hari ini? Beberapa saat yang lalu Franklyn menelfon ku dan memperingatkan ku untuk hati hati karena sedang ada sedikit konflik di shadow economy. Dan sekarang kau berkata bahwa seseorang ingin membunuh ku?"

Aku tidak tahu harus berkata apa. Satu hal yang aku tahu adalah.. situasi saat ini memang sedang tidak baik baik saja.

Rasanya seperti putus asa. Rencana pembunuhan ini menjadi beban yang memukul ku dengan begitu keras. Hidup kami tidak akan tenang lagi, begitulah satu hal yang kupercayai.

Seandainya kalian tahu...

Menjadi seorang pembunuh dan petarung adalah mimpi besar bagiku, tapi masih ada yang lebih besar dari itu.

The SASSY GirlWhere stories live. Discover now