Part 5: Konten settingan Dimas

1.5K 338 55
                                    

Part 5: Konten settingan Dimas

Duduk lemas di pinggir trotoar dengan tangan memegang kamera yang telah dipasang tripot. Punggung tangannya mengusap peluh yang meluruh dari dahinya, lalu berganti mengipasi diri dengan tangannya. Kendaraan yang menghasilkan suara bising nyaris membuatnya kehilangan kewarasan di pinggir jalan, pasalnya sudah sekitar setengah jam ia berdiam diri seperti orang bambung di pinggir jalan. Polusi dan sinar ultraviolet menusuki kulitnya, membuat kulitnya kehilangan shining, simmering, and splendid. Kini menjadi kusam, berminyak, dan dekil.
Pelaku utamanya adalah si Dimas Anggara KW, youtuber penuh settingan yang menyaingi settingannya artis-artis bangsa ini. Dia licik sekali, penuh kemunafikan hanya untuk meraup viewers bejibun. Apalah daya, ketika mimpi menyaingi Atta Halilintar tak tergapai dengan konten penuh kejujuran, maka settingan menjadi jalan satu-satunya untuk menggeser posisi Atta Halilintar sebagai youtuber dengan subscriber terbanyak di Asia Tenggara. Apakah Dimas berhasil menggeser posisi Atta Halilintar? Jelas tidak! Namun, bisa dikatakan Dimas sukses besar.

Karenanya Mahes terdampar di pinggir jalan, sementara Dimas sibuk briefing dengan orang-orang yang akan Dimas jadikan pengemis. Jadi, konten kali ini adalah konten berbagi penuh riya', sangat penuh riya'! Sudah settingan, dan kontennya pun hanya bertujuan untuk pamer kekayaan saja.

Baru kali Mahes secara langsung tahu kalau youtuber dengan konten settingan itu memang ada, dan itu temannya sendiri. Dahulu ia sekadar tahu rumor tentang youtuber settingan, tidak tahu kebenarannya secara jelas, rupanya temannya sendiri salah satu youtuber busuk itu.

Hanya bisa sabar dan tabah di sini, ia tidak tahu mengapa tiba-tiba ia dijadikan kameramen, padahal ia tidak punya bakat videografer. Dugaan paling akurat adalah, Dimas sudah tidak mampu membayar kameramen pribadinya.

"Jadi, nanti bapak acak-acak tempat sampah itu ya, pura-pura nyari makanan sisa, saya udah taruh nasi padang di dalem tong sampah itu. Masih baru kok, Pak." Dimas menjelaskan pada pria paruh baya yang telah dia dandani kumuh, lusuh dan kotor. Kaus polos birunya dibolongi dengan sengaja di beberapa bagian.

Jelas Dimas mengenal baik pria itu, dia adalah satpam rumahnya sendiri. Argh! Teganya Dimas menyeret seorang satpam untuk alih profesi menjadi pengemis. Sebelumnya, pasti ada beberapa ancaman yang dilayangkan Dimas agar satpam itu terbujuk, seperti; kalau nggak mau, nanti saya pecat!

"Siap Den!"

"Terus buat mas Oleh, nanti dorong gerobaknya, muka dimelas-melasin! Jangan ketawa Mas! Saya nggak mau ngulang-ngulang ya! Dikit aja senyum, saya pecat!"

Pria berumur awal tigapuluhan itu adalah supir pribadi ayahnya, ikut andil karena paksaan Dimas dan ancamannya. Malang sekali nasib pria itu, karakternya yang lawak dan periang dipaksa melas.

"Iya, Den. Hehe."

"Heh! Jangan nyengir!"

Mas Oleh langsung ciut setelah dibentak Dimas, kemudian dia beralih pada wanita berdaster lusuh. Ah, siapa lagi yang Dimas seret sekarang?

"Anak Bibi mana? Kan saya udah suruh ikut?" tanya Dimas sinis, si wanita hanya menunduk takut.

"T-tidur Den, Bibi nggak tega bangunin."

Ternyata seorang ART, kenapa tanggung sekali? Tidak sekalian dia mengajak kedua orangtuanya?

"Hm, iya. Saya maafin." Nada bicaranya terdengar ketus, berbeda lagi ketika kamera menyala, sifatnya mendadak jadi seperti peri-perinya Balveer di kayangan.

"Bibi entar duduk aja di deket Indomaret dengan tampang melas, bilang udah nggak makan dua hari, cuman minum air kran doang. Jangan lupa dilemes-lemesin kayak orang nggak makan dua hari."

GUE CANTIK, LO MAU APA?! (End)Where stories live. Discover now