Part 7: Cara modus sultan

1.2K 307 53
                                    

Part 7 : Cara modus sultan

Pertama-tama, buka Instagram, log out dari akun pribadi, lalu login ke akun fake khusus stalking dan hujat. Sebetulnya, ini akun dikhususkan untuk memantau media sosial Dimas saja, dan sesekali mengetikkan hate komen serangan sebagai pembenci garis keras. Haha, tak peduli mau dikata pengecut karena tak berani menyerang menggunakan akun pribadi, yang penting Nindi puas. Biasanya setelah mengetikkan hujatan, komennya bakal dibalas oleh pasukan Dimas, bahkan sampai men-DM, mereka mati-matian membela junjungannya. Tak heran, bila akun fake lebih ramai notifikasi ketimbang akun pribadinya.

Kenapa Nindi begitu membenci Dimas? Ya, jelas karena dia munafik, dan alasan lainnya karena dia yang membuat Mahes overthinking dan insecure, yang akhirnya Mahes memilih putus darinya, sebut saja dia PHO.

Rupanya ada unggahan terbaru lelaki itu lagi. Sebuah gambar tengah menunjukkan pemuda dengan jaket berbahan jeans dan kacamata hitam yang bertengger keren dipangkal hidungnya, dia berpose candid tengah memberikan bingkisan pada anak-anak jalanan, berlatar di pinggiran jalan. Tak lupa caption, bertuliskan : Segera di channel Youtube Dimas Anggara Vlog, sore ini pukul 16.00

Hilih, pasti settingan, niatnya juga karena ingin pamer harta kekayaan.

Geram melihat unggahan itu, Nindi menuliskan komentar, 'munafik! Settingan terooos!' Ia yakin, setelah ini, komennya bakal dibalas oleh antek-antek setan itu. Mereka akan mengumpatinya, ceramah agama, bawa-bawa keluarga Dimas yang terpandang, polisi juga dibawa-bawa. Hadeh! Apakah Dimas juga ikut membalasnya? Tidak! Dia mungkin tak peduli atau takut karena ada satu oknum yang tahu kemunafikannya. Jadi, Nindi tak pernah khawatir Dimas akan melapor pada polisi dan membawa komentarnya ke meja hijau, karena tidak mungkin! Dia tak mungkin menyangkal sifat munafiknya sendiri.

Radit berdecak dan menggeleng pelan, ternyata dia diam-diam mengawasi layar ponsel Nindi.

"Apa?" Nindi bertanya ketus, efek kesalnya pada unggahan Dimas.

Ngomong-ngomong, Nindi sedang berada di gazebo, biasalah, pelarian saat tidak punya kuota. Sialnya tujuannya datang ke Gazebo hanya untuk melihat update terbaru Dimas.

"Hujat teros!" cibir Radit.

"Gue masih punya dendam ke dia! Mending lo bantu gue hujat dia Dit! Lo sahabat gue 'kan?"

"Kalau gue nggak suka sama orang, lebih tenang ngomong blak-blakan, daripada diem-diem gini. Nggak bakal ada puasnya."

"Ya, masalahnya kita beda! Gue lebih nyaman pakai cara ini!"

Bukannya membantu, malah membuatnya makin kesal. Radit seolah tidak suka cara Nindi membenci seseorang, tapi siapa peduli? Ini untuk memuaskan dirinya yang kelewat membenci Dimas.

Beralih ke Youtube, tidak usah mencarinya di fitur pencarian, karena kontennya telah berseliweran di beranda saking seringnya Nindi menontonnya, tetapi Nindi tidak men-subscribe ya! Gengsi dong!

"Haduh! Gue haters, tapi suka nonton kontennya!" oceh Nindi, kesal pada dirinya sendiri yang ingkar pada egonya.

"Kira-kira apa yang bikin lo suka nonton konten dia?" celetuk Radit.

Nindi terdiam beberapa saat untuk memikirkan jawaban yang tepat."Karena ... Asyik aja sih, pembawaan dia enteng banget, nggak kaku, percaya diri, dan ---"

"Ganteng."

Rasanya dibungkam oleh perkataan Radit. Apa benar, ia menonton konten Dimas karena menikmati wajah tampannya? Atau jangan-jangan, para fans-nya tidak benar-benar menyukai konten orang itu, melainkan hanya menyukai wajahnya yang rupawan? Bisa jadi! Kalau benar begitu, lebih baik dia diam saja, menatap kamera, tersenyum, berkedip dan terus begitu, daripada membuat konten munafik.

GUE CANTIK, LO MAU APA?! (End)Where stories live. Discover now