Part 19: Dimas dan rencana liciknya

997 216 44
                                    

Part 19: Dimas dan rencana liciknya

Jadwal selanjutnya, syuting konten mukbang bersama Mahes. Bukan tanpa alasan Dimas menggandeng Mahes sebagai partner, alasannya karena Mahes marah padanya, dengan diiming-imingi bayaran, akhirnya Mahes berhenti merajuk seperti perempuan. Dikarenakan Dimas setia kawan dan anti gelut karena perempuan, ia tak mau memperpanjang masalah ini, karena ... hanya Mahes temannya! Mana mau Dimas berteman dengan orang lain? menurutnya hanya Mahes yang selevel dengannya.

Wajah Mahes itu menjual, lumayan tampan, tingkahnya anti-mainstream, jangan pada bilang Mahes aneh ya! Ibarat manusia biasa makan bubur pakai sendok, kalau Mahes makan bubur pakai linggis. Itu contoh sederhana anti-mainstream-nya Mahes. Kemungkinan menarik subscriber baru, dan view bertambah cukup pesat.

Sebelum menuju studio pembuatan konten, Mahes dipersilakan menikmati WiFi gratis di kamar Dimas, sekaligus briefing ringan.

"Hes, gue udah kasih password WiFi gue, kok, Lo malah mainin karpet bulu-buku gue sih?" Mahes yang sibuk mengelus-elus karpet berbulu itu mengubah posisinya yang awalnya tengkurap, menjadi terlentang, menatap kepala Dimas yang menyembul di atas kasur.

"Kalau WiFi di rumah ada, kalau karpet bulu-bulu begini nggak ada. Btw, beli di mana?"

Nah, anti-mainstream bukan? Ada gitu cowok yang menggemari karpet bulu-bulu? Dimas saja sebetulnya keberatan menggunakan karpet itu, alasan lainnya karena warnanya merah muda. Karpet ia dapatkan dari endorse.

"Hasil endorse."

"Spil tokonya dong."

Dimas menggeram kesal seraya mengacak-acak rambutnya."Buat apa sih, Hes?" tanya Dimas, dengan raut tak bersahabat.

"Buat Milka sama anak-anaknya."

"Milka siapa? Cewek Lo yang mana lagi tuh?"

"Kucing gue!"

Dimas tahu soal Mahes yang memelihara kucing, namun ia tidak tahu jika nama kucing Mahes sekeren itu. Jujur, Dimas iri dengan nama kucing Mahes yang sepertinya langka, tidak seperti namanya yang pasaran, apalagi kerap dituduh memplagiat nama aktor terkenal. Andai Author kreatif memberi nama tokohnya, ralat. Maksudnya, andai orangtuanya kreatif memberi nama, mungkin namanya bisa sekeren nama kucing Mahes.

"Udahlah, Hes, nggak penting! Kita diskusi serius sekarang!"

"Oh, briefing ya?"

"Bukan!"

Dimas beranjang dari ranjangnya, kemudian turun dan merebah di sisi Mahes.

"Btw, Lo ikhlas nggak, sih, Hes?"

Mahes menatap wajah Dimas yang berada sekitar lima centimeter di sampingnya. Air muka Dimas tampak serius, namun di sini Mahes merasa awkward sebab, adegan ini seperti di drama-drama Korea yang sering dia tonton. Mahes bergidik jijik, lalu agak menggeser posisi tidurnya. Mengingat Setan ada di mana-mana, khawatir khilaf.

"Ikhlas apaan?"

"Ikhlas kasih Nindi ke gue."

Napas Mahes menghambur, seperti pasrah."Gue kan, udah bilang nggak pa-pa tempo hari."

"Tapi Lo ngambek gitu, gue kan, jadi nggak enak." Bak seorang gadis yang merajuk, Dimas mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan tangan di dada.

"Idih, jijik gue." Mahes bergidik lagi sebagai reaksi terhadap tampang merajuk Dimas.

"Gimana kalau kita saingan?"

"Nggak merasa punya saingan gue, karena .... " Kini berganti Dimas yang bergidik, melihat senyum sok misterius Mahes yang begitu menyebalkan, ingin ia pacul." Karena ... yang ngajak pacaran, bakal kalah sama yang ngajak nikah," sambungnya, setelah menggantung kalimatnya tadi.

GUE CANTIK, LO MAU APA?! (End)Where stories live. Discover now