PART 01

481 73 38
                                    

Saat para murid-muridnya asik bernyanyi, bercanda gurau, gibahin kelas tetangga, dan lain sebagainya. Chika lebih suka menyendiri di pojokan sambil menenggelamkan wajahnya di kedua lipatan tangannya. Sudah dapat ditebak, bahwa gadis itu sekarang tengah tidur, tanpa mendengarkan ocehan-ocehan dari teman sekelasnya.

Cellin mengetuk-ngetuk dagunya. Menyenggol bahu Anton yang berada di sebelahnya. "Gabut deh, kalau free class diem-dieman kayak gini."

Anton mengangguk-angguk kepalanya, pertanda menyetujui ucapan Cellin. Tak lama kemudian ia pun tersenyum miring sambil memperhatikan kelasnya yang seperti pasar serba murah meriah.

"Gimana kalau kita—."

"WOI NYANYI YOK!" seru Dina Mariana salah satu sekertaris yang malas-malasan jika menyangkut soal pelajaran.

Anton berdecak sebal karena ucapannya terpotong. Meskipun begitu, ia tetap mengiyakan ajakan temannya. Tanpa ba-bi-bu lagi mereka menaiki meja sambil membawa alat-alat musik seperti sapu, botol minuman, kertas yang sudah disobek-sobek. Dan alat-alat tempur lainnya.

Cellin mengambil botol minuman punya Chika dan mulai bernyanyi dengan suara cemprengnya.

"KALA KU PANDANG KERLIP BINTANG NAN YANG JAUH DI SANA!"

"SAYUP KUDENGAR MELODI YANG MENGGEMA!"

"TERASA KEMBALI GELORA JIWA MUDAKU!"

"KARENA TERSENTUH!"

"ALUNAN LAGU!"

"Semerdu kopi?" celetuk Tarjo yang paling dikenal dengan gelar Sultan tiktok di kelasnya.

"DANGDUT!" Timpal Anton yang bernyanyi menggunakan sapu di tangannya.

ASEEKKKK

SERRRRR

Chika yang sedang tidur pulas pun terganggu dengan suara-suara jahanam mereka. Ia pun membuka matanya lebar-lebar dan melayangkan buku-buku yang berada di dimejanya kemana-mana.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Beberapa murid yang bernyanyi di atas meja terjatuh karena hantaman buku tebal milik Chika. Anton memegangi pantatnya yang terasa berdenyut, sedangkan Cellin memegangi keningnya yang berciuman dengan lantai. Apalagi yang lainnya ikut heboh karena serangan tiba-tiba dari Chika yang berada di meja pojok.

Sampai-sampai handphone Tarjo yang sedang tiktokan pun melayang entah kemana karena didorong-dorong oleh beberapa temannya.

"HP GUE!" pekik Tarjo saat mendengar suara ...

Culametan met-met ... Culametan met-met ... Cigahnamah kalau ada makanan dimeja mengelegleg ...

Bugh!

Bersamaan dengan handphonenya yang diinjak-injak teman-temannya, Tarjo tumbang di bawah meja Anton yang sedang memegangi pantatnya.

"ADU MAMAE PANTAT DEDEK SAKIT WOI!" teriak Anton lebai.

"HUAAA SIAPA YANG NIMPUK GUE PAKE BUKU SEGEDE GABAN! SAKIT NIH JIDAT GUE!" Cellin berteriak sekeras kaleng rombeng. Bahkan Anton yang berada di sebelahnya pun hanya bisa menutup telinganya rapat-rapat.

Sedangkan murid-murid yang lainnya sudah tertawa terpikal-pikal karena melihat kedua temannya terjungkal akibat lemparan maut dari Chika.

Brakh.

"BERISIK!" bentak Chika menenggelamkan wajahnya kembali di lipatan kedua tangannya.

Keadaan kelas menjadi hening. Tak lama kemudian murid-murid pada ribut karena mendengar suara ketukan sepatu yang mendekati kelasnya. Chika menggeram kesal karena tidurnya terusik. Tetapi ia enggan untuk membuka matanya kembali. Jadi biarkan saja mereka berteriak-teriak sesuka hatinya.

Fight Smart [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang