PART 03

317 60 4
                                    

Keadaan kantin menjadi ramai karena kedatangan anak baru ke sekolahnya. Siapa lagi kalau bukan Chiko Gatra Pamungkas. Lelaki berkacamata yang kini berjalan memasuki kantin dan duduk bersebelahan dengan meja Chika berserta teman-temannya.

Tarjo yang melihat kedatangan Chiko pun tersenyum miring. "Woi Chik, makannya disini aja, gabung kita-kita. Iya nggak guys?"

Chika yang mendengar ajakan dari temannya pun segera menginjak kakinya sehingga lelaki itu meringis kesakitan. "Maksud lo apa-apaan ngundang dia ke sini?"

"Ya, ngajakin makan lah, lagian kursinya juga masih ada sisa dua. Kasian sendirian dia." Tarjo beranjak dari duduknya berniat mengajak Chiko untuk gabung ke mejanya. Sedangkan Chika mendengkus sebal melihatnya, sedari tadi ia kesal kepada lelaki berkacamata itu. Selain lelaki itu lebih pintar darinya, Chiko juga seorang lelaki tampan. Dan hal itu membuat jiwa narsisnya meronta-ronta.

Saat Chiko sudah dekat di meja Chika. Lelaki itu langsung duduk dan memesan makanan. Begitupun dengan teman-teman yang lainnya.

"Diem-dieman mulu kita. Biasanya juga cekcok. Lo lagi Jo, tumben kagak buat konten makan-makanan?" celetuk Anton memecahkan keheningan.

Tarjo mengunyah makanannya dengan lahap. Sebelum ia menjawab pertanyaan Anton, ia meminum minumannya terlebih dahulu. Lalu setelahnya ia pun bersuara. "Waktunya nggak pas. Apalagi perut gue yang cetar membahana ini pengen dikasih asupan. Jadi gue pending dulu buat kontennya."

Anton menganggukkan kepalanya. Melirik ke arah teman-temannya yang sibuk bermain handphone serta makanan. Sedangkan dirinya hanya bisa makan, lalu melihat-lihat sekitar seperti anak yang tidak di anggap oleh orang tuanya.

Selesai makan Chika pun akhirnya meminum minumannya. Tetapi saat minuman itu habis. "Lah, kok minuman gue rasa cokelat? Bukannya rasa strawberry ya?"

Tarjo yang sedang meminum jus jeruknya pun tersedak mendengar ucapan Chika. Lelaki itu menepuk jidatnya sambil menatap wajah Chika yang bertanya-tanya.

"It—."

"Lo minum, minuman gue," celetuk Chiko memotong ucapan Tarjo yang hendak mengeluarkan suara.

"Hah!" beo Chika kaget. Saking kagetnya Chika langsung menaruh gelas yang berisi minuman cokelat itu ke tempatnya semula. Lebih tepatnya di sebelah Chiko yang sekarang tengah menatapnya datar.

"S-sorry, gue nggak tau. Ntar minumannya biar gue ganti," ucap Chika gugup.

Chiko menghela nafas panjang. Memutar-mutar sedotan minuman bekas Chika dengan tangan kanannya. "Minuman bisa diganti, tapi ciuman gue, sama sekali nggak bisa lo ganti."

Ucapan dari Chiko membuat kedua teman laki-lakinya Chika menganga lebar. Sedangkan kedua teman ceweknya hanya bermain handphone tanpa memperdulikan ucapan mereka. Tarjo yang berada di sebelah Chika pun mengetuk-ngetuk kepalanya agar otaknya itu sedikit berjalan.

"Maksud lo apa, hah?!" Chika terkejut dengan ucapan Chiko. Gadis itu segera menggeser tempat duduknya agar jarak mereka sedikit renggang.

Chiko menatap minuman cokelatnya sebentar, lalu menatap Chika kembali. "Iya, secara nggak sengaja kita ciuman dalam lubang sedotan yang sama."

Bugh.

"Ha ... Ha ... Ha!" tawa Tarjo pecah mendengar jawaban dari Chiko, kursi yang ia duduki hampir terjungkal ke samping. Untung saja disana ada Anton. kalau tidak? Mungkin Tarjo akan terjatuh mengenaskan di bawah lantai. "Astaga otak gue traveling kalau denger cium-ciuman."

Begitupun dengan Anton yang tertawa terbahak-bahak. "Iya anjir. Otak gue ngebug denger 'lubang sedotan yang sama' ha ... ha ..."

Chika mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. Spontan ia memegangi bibirnya. Cellin dan Cherryl yang sedang memakai handset pun hanya bisa saling menatap satu sama lain. Mereka asik mendengarkan musiknya masing-masing, sehingga tidak mendengarkan percakapan antara Anton, Chika, Chiko dan Tarjo.

Fight Smart [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang