PART 09

182 42 0
                                    

Seperti yang sudah dijanjikan kemarin. Malam ini mereka akan segera bermain ke pasar malam untuk menghilangkan rasa bosannya. Chika tersenyum pada dirinya sendiri di pantulan kaca rias miliknya. Sedangkan Cellin yang berada di sebelahnya hanya bisa mendengkus kesal melihat Chika yang menggonta-ganti pakaiannya tanpa henti.

“Ayolah Chik, kita itu cuma mau ke pasar malam, bukan mau kondangan. Nggak usah cantik-cantik gitu lah, pake celana jeans aja udah cukup, kok.” Jujur saja Cellin sudah malas melihat baju-baju yang berserakan dimana-mana terutama di atas ranjang milik Chika.

“Tujuan gue ikut ke pasar malam buat nyari gebetan. Plus deketin lo sama Chiko, jadi gue harus cantik dong, daripada lo merhatiin gue mulu, mending telepon Tarjo sama yang lain. Mereka udah nyampe mana?” Chika menggibaskan rambut hitamnya ke belakang sehingga terluhat leher putihnya begitu saja.

Dengan kesal Cellin keluar dari kamarnya. Melihat ke bawah lantai yang ternyata sudah ada teman-temannya beserta keluarga Chika di ruang tamu. “Chik! Ayo buruan!”

Chika menutup pintu kamarnya, lalu menatap Cellin malas. “Nggak usah teriak-teriak bangke, gendang telinga gue masih berfungsi dengan aman dan damai.”

“Kan gu—.”

“WOI BURUAN TURUN! NTAR KEMALEMAN LAGI!” teriak Tarjo memotong pembicaraan Cellin dari bawah tangga.

Kedua gadis itu berdecak sebal. Mereka sama-sama menuruni tangga, berjalan ke arah keluarga Chika yang tengah berkumpul dengan teman-temannya.

“Chika, Mamah baru pulang dari London loh, masa mau ditinggal sih. Kamu nggak kangen sama Mamah?” tanya Melina--- Mamah kandung Chika yang baru saja pulang dari London karena pekerjaannya yang dipindahkan ke luar negeri.

Chika memeluk tubuh Melina erat. I'm sorry. Tapi Chika harus ikut, Mah.”

Melina tersenyum pedih. Mengusap surai rambut Chika dengan sayang. Semenjak kematian Papahnya Chika, hanya Melina yang banting tulang kesana-kemari. Chika tidak sedih karena Cellin pun sama dengannya. Hanya saja Cellin mempunyai kakak, sedangkan Chika hanya anak tunggal sendiri.

“Ya udah, kamu keluar gih. Teman-teman kamu udah nungguin di luar,” ucap Melina mencium kening Chika lama.

Chika tersenyum senang. Lalu berpamitan dengan Melina, diikuti Cellin dan Tarjo di belakangnya. Melina tersenyum melihat Chika yang bahagia bersama teman-temannya. Dan Melina ingin senyuman itu tetap menghiasi wajah cantiknya sampai Melina tiada.

Chika sudah besar, Mas. Dan dia tetap sama. Anak kita sangat ceria seperti dulu. Andai kamu ada, mungkin Chika akan sangat bahagia. Batin Melina.

*******

Saat mereka datang ke pasar malam itu. Mereka disambut dengan lampu kerlap-kerlip yang berkilau. Pengunjung pasar malam sangat banyak sehingga Tarjo berbicara dengan suara keras agar teman-temannya bisa mendengar ucapannya. Meskipun hanya di anggap angin lewat.

“Ehh, Jo. Kita kesana yuk!” Ajak Cherryl kepada Tarjo yang sedang tenar pesona kepada wanita-wanita yang berjalan melewatinya.

Anton yang melihat itupun menggeplak kepala Tarjo, sambil berkata. “Lihat cabe lewat aja, itu mata udah jingkrak-jingkrak mau keluar. Apalagi kalau liat---.”

“TARJO! AYO NAIK WAHANA ITU!” teriak Cherryl kesal karena ajakannya tadi tidak direspon sama sekali.

Tarjo memegangi telinganya yang terasa ingin meloncat dari sarangnya. “Astaga Cher, gue nggak budeg loh. Kenapa harus teriak-teriak hmmm.”

Anton mendengus sebal, menarik tangan Cherryl mendekati wahana yang ditunjukkan oleh Cherryl tadi. “Sama gue aja, ayok.”

Tarjo menggaruk-garuk kepalanya. Melihat ke arah Cellin yang memintanya agar bermain di tempat lain. Tetapi setelah melihat tatapan tajam dari Chika, Tarjo hanya bisa menyengir kuda. “G-gue kayaknya mau kesana deh. Duluan ya!”

Dan kini tinggal Cellin, Chika, dan juga Chiko yang berada di tengah-tengah ramainya pasar malam. Chika mendorong bahu Cellin agar lebih dekat dengan Chiko.

“Mau nyari gebetan dulu ahh, ehh kalian berdua. Gue tinggal ya, babay!” seru Chika berjalan mundur meninggalkan Cellin bersama Chiko yang menatapnya bingung.

Cellin menggaruk-garuk kepalanya. “C-chiko. Kita kesana yuk hehe.”

Chiko menaikan satu alisnya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Chiko terlihat tampan malam ini. Tetapi tetap saja, Chika sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Berbeda dengan Cellin yang sekarang tengah gugup melihat ketampanan Chiko yang sangat berbeda dari biasanya.

Cellin melirik ke kanan dan ke kiri, berharap ada pembahasan yang membuat keduanya saling berbicara. Tidak enak bukan? kalau hanya diam-diam seperti orang yang menahan dendam satu sama lain.

“Ekhem. Gue mau beli minum, lo mau ikut?” tanya Chiko menghentikan langkahnya di dekat kursi yang ramai pengunjung.

Cellin menggelengkan kepalanya. “Gue tunggu di sini aja, jangan lama-lama.”

Chiko menganggukkan kepalanya, berjalan meninggalkan Cellin yang mengotak-atik handponenya tanpa memperdulikan Chiko yang sudah jauh dari pandangannya.

Sepuluh menit, dari Chiko pergi. Tidak ada tanda-tanda bahwa lelaki itu akan kembali. Cellin menjadi khawatir dengan laki-laki itu. “Chiko dimana sih, perasaan udah lama banget. Apa dia nyasar ya?”

Cellin duduk kembali di kursinya. Merasa tidak tenang, akhirnya Cellin beranjak dari duduknya, berniat untuk mencari Chiko yang pergi entah kemana.

Saat Cellin ingin melangkah. Tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya sehingga Cellin bertubrukan dengan seseorang yang berada di hadapannya.

“Maaf, Mas. Gue nggak sengaja. Handphonenya nggak papa 'kan?” tanya Cellin membantu orang itu mengambil barang-barangnya yang berserakan di bawah tanah, karenanya.

Saat keduanya mendongakkan kepalanya. Mata keduanya saling melebar, apalagi Cellin yang hampir tidak bisa bernafas melihat seorang laki-laki tampan yang pernah berjumpa dengannya.

Tangan keduanya saling menunjuk satu sama lain. “BUAYA!

“LILIN!”

Bugh.

Cellin memukul kepala laki-laki yang bernama Carlos itu dengan kasar, lalu bangkit dari duduknya seraya berkata. “Nama gue Cellin, you know!”

__________________________________________

Boleh krisar.

Boleh vote.

Boleh coment.

Boleh share.

Boleh follow.

Boleh promosi.

TAPI NGGAK BOLEH JIPLAK YA GUYS!

NEXT PART 💋

Fight Smart [SELESAI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant