PART 16

175 27 0
                                    

Cellin mengerucutkan bibirnya kesal. Sedari tadi ia hanya diam tidak mengeluarkan suara, sekarang masih berada di sekolahnya karena menunggu Chiko yang akan mengantarnya pulang, dari kejauhan Cellin hanya menonton Chika dan Chiko yang tengah menyapu halaman sekolahannya.

Chika mendekati Cellin seraya mengambil botol minum yang berada di sebelahnya. Menatap Chiko yang berjalan ke arahnya sambil menenteng sapu lidi serta pengki di genggaman tangannya. Chiko melempar satu lidi itu kepada Chika sehingga gadis itu tersedak karena posisinya yang masih meminum air.

Uhuk ... Uhuk!

Cellin yang berada di sebelahnya pun refleks menepuk-nepuk punggung Chika. "Chik, lo nggak papa 'kan?"

Chika melotot galak ke arah Chiko. Sedangkan laki-laki itu hanya memandangnya datar tanpa berniat meminta maaf kepadanya. "Nggak papa gimana? Nih tenggorokan gue seret!"

"Lagian seenak jidat minum minuman orang. Lo nggak tau, gue juga haus. Sini minumannya," ketus Chiko merebut paksa botol minuman yang berada di genggaman tangan Chika.

Bukannya melepaskan, Chika malam semakin mengeratkan genggamannya. Ia menatap Cellin tajam. "Ini buat gue 'kan Cell? Bukan buat dia?"

"Enak aja, ini punya gue!" Tegas Chiko menatap Chika sinis.

Cellin menggaruk-garuk kepalanya bingung. Ia tidak tahu harus memilih siapa, karena yang satu pacar bohongannya. Sedangkan yang kedua sahabatnya. Bodohnya lagi, Cellin malah membeli satu botol air mineral, kenapa tidak dua?

"A-aduh maaf Chik, itu bukan buat lo. Tapi buat—."

"Gue!" Potong Chiko merampas botol minuman bekas Chika tadi, dan langsung menyeruputnya hingga tidak ada sisa sedikitpun.

Chika berdecak sebal. Cellin sudah berubah semenjak berpacaran dengan lelaki yang bernama Chiko. Melihat wajah Chika yang cemberut membuat Cellin tidak enak hati, gadis itu melangkahkan kakinya mendekati Chika.

"Kita beli aja yuk, jangan cemberut gitu dong, ntar cantiknya ilang loh." Bujuk Cellin menyengir kuda.

Chika yang tadinya kesal pun menganggukkan kepalanya. "Ayo." Saat kakinya baru saja melangkah, tiba-tiba Chika baru ingat kalau kantin di sekolah sudah tutup.

"Gue lupa, 'kan kantin udah tutup jam segini. Terus kita beli dimana?" tanya Chika yang membuat Cellin ikut berhenti melangkah.

Cellin mengetuk-ngetukkan dagunya berpikir. "Aha! Gue tau warung yang buka jam segini. Lo tau 'kan warung di sebrang sekolahan?"

Chika menganggukkan kepalanya. "Ya udah, ayok!" seru Chika menarik pergelangan tangan Cellin tergesa-gesa. Chiko yang melihat itupun terkekeh geli sembari menggelengkan kepalanya.

Kemudian ia mengikuti Cellin dan Chika yang sudah jauh dari halaman sekolahannya. Berhubung hukuman Chiko dan Chika sudah selesai, jadi Chiko tidak melanjutkan menyapunya.

Saat Chiko ingin menyeberang jalan. Tiba-tiba matanya tidak sengaja melihat Chika dan Cellin yang berlari tergesa-gesa menyebrang jalan. Tanpa ia duga, dari kejauhan Chiko melihat mobil besar yang melaju kencang ke arah Chika dan Cellin yang sedang menyebrang.

"CHIKA! CELLIN! AWAS!" teriak Chiko berlari dengan tangan yang terkepal kuat.

Tind ...

Brukh.

Chiko berhasil menyelamatkan Chika yang sekarang berada di dalam pelukannya. Sedangkan Cellin langsung dikerumuni banyak orang karena saat itu Cellin menghantam mobil itu keras. Sedangkan Chika menatap darah yang mengalir dari sebelah tangannya dengan tatapan kosong.

Fight Smart [SELESAI]Where stories live. Discover now