PART 29

170 20 0
                                    

Chika memejamkan matanya, mencoba mengingat apa saja rumus-rumus yang harus ia gunakan untuk mengisi tugas olimpiadennya. Hari ini adalah hari terakhir Chika dan Chiko berlomba, karena hari ini adalah semi final dalam perlombaan olimpiade matematika.

“Chik, udah belum?” tanya Chiko yang berada di sebelahnya.

“Sedikit lagi selesai,” balas Chika masih fokus dengan kertas-kertas tugasnya.

Chiko menghela nafas panjang, menungggu Chika hingga selesai membereskan tugas-tugasnya. Setelah itu, mereka disuruh berkumpul untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari panitia lomba.

Jumlah peserta yang masuk semi final hanya berisikan 20 orang, itupun hanya satu orang yang mewakili sekolahannya. Chika yang ditunjuk oleh Chiko untuk mewakili sekolahnya, menolak keras. Karena gadis itu tidak yakin akan mampu menjawab soal-soal yang akan di berikan panitianya nanti.

“Chik, lo aja yang wakilin. Otak lo 'kan cepet nangkepnya, lah gue? Ngerjain 30 soal aja, lemotnya nauzubillah,” ucap Chika berkata jujur. Memang benar, karena sedari tadi ia sendiri yang paling lama mengerjakan tugas-tugasnya.

“Hah? Kok gue, 'kan dari kemaren lo yang ngebet mau wakilin sekolahan, gimana sih,” ketus Chiko berdecak kesal dengan tingkah Chika yang berubah-ubah.

Chika menghela nafas panjang, menatap Chiko dengan tatapan membosankan. “Gue berubah pikiran.”

“Seenaknya lo bilang—.”

“Perwakilan dari SMA Wyata Dharma, dimohon untuk segera berkumpul di aula perlombaan semi final!” teriak seorang panitia dari arah lapangan.

Chika menatap Chiko tajam agar lelaki itu menyetujui keinginannya. Chiko yang melihat tatapan dari Chika pun mendengkus sebal. Tidak lama kemudian Bu Jurina datang sambil membawa air mineral di kedua tangannya.

“Chika, Chiko. Ayo kita ke lapangan. Siapa di antara kalian yang akan mewakili sekolahan untuk semi final?” tanya Bu Jurina kepada kedua muridnya.

Chika dan Chiko saling pandang satu sama lain. Mereka saling berdiskusi lewat tatapan matanya membuat Bu Jurina mengernyitkan dahinya heran.

“Ayo cepat, siapa yang akan mewakilinya?!” sentak Bu Jurina dengan ketegasannya.

“Dia!” Tunjuk mereka berdua satu sama lain.

Bu Jurina menepuk jidatnya sambil menggelengkan kepalanya. “Yang benar yang mana? Chika? Atau Chiko?”

“Chiko Bu!” seru Chika saat Chiko hendak membalas ucapannya.

Karena waktunya sudah hampir di mulai. Bu Jurina pun dengan segera menarik tangan Chiko menuju lapangan, diikuti oleh Chika di belakangnya. Gadis itu tidak henti-hentinya cekikikan melihat wajah Chika yang merah padam seperti menahan kekesalannya.

Semua peserta perwakilan dari berbagai sekolahan sudah berkumpul di lapangan. Mereka ditunjuk oleh panitia untuk maju ke depan satu persatu, lalu setelahnya pertanyaan dan soal berebutan.

Chika tidak henti-hentinya menyemangati Chiko yang berada di tengah lapangan. Laki-laki itu pun tersenyum tipis melihat Chika yang dulunya tidak mendukung sekarang ia mendukung dari jajaran pertama, Bu Jurina saja kalah dengan suara lantang dari Chika.

“Seekor burung berada pada koordinat
(X ; Y) = (15 m ; 25 m) akan di tembak menggunakan senapan angin yang kecepatan penurunan (Vo) = 24 m/s. Maka berapa sudut laras senapan (Q)  harus di angkat agar supaya objek burung tersebut nyaris kena tembak  ? Dan jika hasil perhitungan < Q sudah di dapat masukan kerumusan Y apakah sama dengan Y yang sudah di ketahui ? (Y = 25 m).”

Chiko menoleh ke kanan dan ke kiri, tatapannya jatuh kepada Chika yang terus meneriaki namanya. “Chiko ayo, semangat!”

Lagi-lagi Chiko tersenyum tipis. “Oke Chiko, tenang dan kerjakan dengan santai. Ini soal sangat mudah Chiko.”

Tangannya kini mulai menari-nari di sebelah kertas yang tadi diberikan oleh panitia. Chiko menyemangati dirinya sendiri, dan terus bergelut dengan rumus-rumus yang pernah ia pelajari dari awal sampai akhir.

“Siapa yang bisa menjawab?” tanya seorang panitia menatap ke seluruh peserta semi final satu persatu.

Tidak ada yang berani mengangkat tangannya karena pertanyaan dari panitia pertama baru saja mereka kerjakan. Setelah sekian lama berkutat dengan pikirannya, Chiko pun mengangkat tangannya ke atas.

“Saya Pak!” seru Chiko lantang.

Panitia tersebut berjalan mendekati Chiko. “Iya kamu, perwakilan dari SMA Wyata Dharma. Yang bernama Chiko Gatra Pamungkas.”

Tepukan riwuh dari penonton pun saling bersahutan. Chiko berdiri dari bangkunya dan memberikan selembar kertasnya kepada panitia yang kini berdiri tegap di hadapannya.

Panitia tersebut tersenyum. Sembari memperlihatkan kertas jawaban Chiko, kepada seluruh penonton yang berada di lapangan.

X = Vo t CosQ
Y = f(X)
   = Vo t SinQ - 1/2 g t^2.

“Kerja bagus, Chiko.”

__________________________________________

MENDEKATI END!!!🙀

Fight Smart [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang