PART 25

167 21 0
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan Chika, Chiko dan guru-guru yang lainnya ke Bandung. Tempat perlombaan olimpiade matematika di adakan, Chika termenung melihat mobil Chiko yang sudah terparkir manis di halaman rumahnya. Awalnya Chika akan membatalkan perlombaan ini karena Cellin akan di bawa ke rumah sakit terbesar di Jakarta akibat dirinya yang belum sadarkan diri.

Sebelum Chika berangkat ke Bandung, ia sempat mengunjungi rumah Cellin yang tampak sepi tidak berpenghuni. Kedua orang tua Cellin pun tidak pernah datang ke Jakarta, boro-boro datang. Ditelpon oleh Medina saja selalu tidak di angkat, bagaimana mau pulang?

Melihat Cellin yang tidak sadarkan diri selama sebulan penuh membuat Medina kehilangan pekerjaannya karena sering mengambil cuti. Tetapi untungnya perusahaan Papahnya Chiko membantunya karena dulu, mereka sahabat semasa SMA.

"Kamu baik-baik disana, Chika. Jangan menyusahkan Chiko," ucap Medina mencium kening Chika lama.

Gadis itu mendengkus sebal. "Ihh Mama, cuma seminggu aja, kok. Lagian Chika 'kan anak baik, nggak mungkin nyusahin orang."

Chiko yang melihat nada bicara Chika yang manja pun ingin sekali angkat bicara. Tetapi Chiko sadar, kalau dirinya bukan siapa-siapa Chika, selain patner belajarnya. Itupun semasa olimpiade ini berjalan, tidak tahu kedepannya seperti apa?

"Kalau gitu Chika sama Chiko berangkat ya, Mah. Mama kalau Cellin udah sadar, jangan lupa hubungi Chika yah." Melina menganggukkan kepalanya seraya memeluk tubuh anaknya sayang.

"Pasti itu sayang." Tatapannya beralih kepada Chiko yang sedari tadi memperhatikannya. "Chiko, Tante minta tolong jagain Chika selama disana. Dia suka telat makan, karena sibuk belajar. Kamu nanti jangan jauh-jauh sama Chika, ya."

Chiko tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Iya, Tante."

Chika menatap Chiko sinis. "Dihh apaan sih, Mamah. Kenapa harus nitipin aku sama dia? Emang aku barang? Lagian Chika udah gede, nggak harus dijagain sama siapa-siapa."

Melina terkekeh melihat wajah Chika yang cemberut, menandakan dirinya tengah kesal saat ini. "Iya-iya, Mamah percaya kok sama kamu. Udah siang nih, berangkat gih."

Chika mengerucutkan bibirnya kesal. Tetapi ia masih bisa tersenyum agar Mamahnya ikut senang, mereka menyalami tangan Melina dan berjalan ke arah mobil Chiko untuk berangkat ke Bandung. Namun sebelum itu, mereka berdua harus memasukkan beberapa barang Chika ke bagasi mobilnya.

"Berat banget nih koper, lo bawa apa aja sih?" tanya Chiko memasukkan koper terakhirnya ke bagasi mobil, lalu masuk ke dalam mobilnya dan melakukan mobilnya dengan santai.

Chika yang mendengar celetukan Chiko pun memutar bola matanya malas. "Lo cowok, gue cewek. Wajar dong kalau barang gue lebih banyak ketimbang barang yang lo bawa."

Chiko mengernyitkan dahinya heran. "Lah? Apa bedanya? Sama-sama orang, pakai sampak, baju, celana."

"Beda lah, gue pake bh, baju tidur, baju sekolah, baju nyantai---."

"Stop-stop! Pantes aja banyak, orang baju sehari dapet lima setelan." Chiko menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan Chika yang membawa baju-bajunya melebihi dirinya.

Semasa perjalanan mereka hanya diam tidak membuka suara. Sesekali Chika mencuri-curi pandang ke arah Chiko yang tampak fokus menyetir, jarak Jakarta ke Bandung lumayan jauh. Dan itu membuat Chika mengantuk di tengah jalan.

"Pak Bandi udah kasih tau belum, kalau kita udah sampai ke alun-alun?" tanya Chiko masih fokus menyetir.

Chika mengembungkan pipinya sambil berucap. "Udah, barusan. Katanya kita langsung aja ke perumahan dekat alun-alun. Kita sewa perumahan disana buat sementara kita tinggal."

Chiko menganggukkan kepalanya, lalu melanjutkan perjalanannya ke perumahan yang dimaksud oleh Chika tadi. Sesampai disana mereka langsung membereskan barang-barangnya masing-masing.

*****

Tidak terasa sore hari pun telah tiba. Perlombaan akan dilaksanakan pada esok hari, Chika dan Chiko tengah berada di taman bersama Bu Jurina yang mengajarinya. Mereka menyiapkan beberapa trik untuk perlombaan selama seminggu penuh itu.

"Jangan bersuara, fokus kepada pelajaran, konsentrasi, dan jangan lupa kerjasama. Kalian akan mendapatkan tugas dari panitia nanti, dan kalian harus mematuhi semua peraturan yang sudah disiapkan. Apa kalian siap untuk perlombaan besok?" tanya Bu Jurina menutup bukunya yang baru saja dipelajari oleh Chika dan Chiko.

"Siap Bu!" seru mereka berdua kompak.

Bu Jurina tersenyum senang melihat kekompakan kedua muridnya itu. "Ya sudah, ini sudah hampir malam. Kalian makan dulu, dan langsung tidur, agar pagi nanti tubuh kalian sehat dan bugar."

Chika dan Chiko menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan ke kamarnya masing-masing. Namun sebelum itu Chiko mencekal lengan Chika sebentar.

"Chik."

Chika menoleh ke arah Chiko. "Apa?"

"Good night."

_________________________________________

Welcome to ending 😂

Fight Smart [SELESAI]Where stories live. Discover now