PART 24

149 20 0
                                    

Seperti biasa, Chika dan Chiko akan belajar di perpustakaan bersama Bu Jurina yang menilai semua soal-soal yang telah diberikan olehnya. Chika dan Chika semakin kesini pun semakin kompak, Bu Jurina yakin kalau mereka akan menang dalam olimpiade matematika bulan ini, karena dipimpin oleh dua orang terpintar dari murid-muridnya.

"Satu minggu lagi kita akan berangkat ke Bandung untuk mengikuti perlombaan. Apa kalian sudah menceritakan ini kepada kedua orang tua kalian?" tanya Bu Jurina seraya memeriksa tugas Chika dan Chika yang baru saja terselesaikan.

Chika menganggukkan kepalanya. "Udah Bu, ehh mau tanya. Ntar disana kita bakalan nginep atau pulang nanti balik lagi? 'kan perlombaannya tiga hari sampai semi final?"

Bu Jurina tersenyum tipis. "Sepertinya kita akan menginap disana. Siap-siap saja, tiga atau empat hari sebelum perlombaan. Kita sudah sampai di Bandung dan belajar disana sebagai bekal agar kalian bisa memenangkan perlombaan ini."

Chiko dan Chika menganggukkan kepalanya paham. Setelah itu, Bu Jurina meletakkan buku-bukunya, menatap kedua murid teladannya serius.

"Kalian bisa pulang sekarang. Tapi ingat, jangan lupa belajar yang giat, nanti saya akan beritahu Pak Bandi untuk keberangkatan kita tiga hari sebelum perlombaannya."

"Baik Bu," balas Chiko singkat.

Setelah lama berdiskusi di dalam perpustakaan. Mereka berdua pun berjalan ke arah parkiran karena sudah waktunya pulang. Saat Chiko melangkah, tangan Chika mencekalnya pelan.

"Tunggu, Chik."

Chiko menoleh ke arah Chika. "Apa?"

Chika menggigit bibir bawahnya gugup. "Lo tau, siapa Carlos?

Deg.

Chiko memundurkan tubuhnya menjauhi Chika yang berjarak tidak jauh dengannya. Melihat gerak-gerik Chiko yang berbeda, Chika pun menautkan kedua alisnya bingung. "Lo tau nggak?!" sentak Chika geram.

"C-carlos---."

"CHIKA! TUNGGUIN GUE!" Ucapan Chiko terpotong karena teriakan Cherryl yang berlari ke arahnya.

Chika menoleh ke arah Cherryl. "Lo belum pulang? Tarjo sama Anton kemana?"

Cherryl menepuk pundak Chika sambil mengatur nafasnya yang naik turun akibat terlalu buru-buru berlari. "Belum lah, 'kan gue nungguin lo. Kalau mereka berdua udah pulang duluan. Katanya sih ada urusan, gitu."

Chika menganggukkan kepalanya. "Ouh ya udah, yuk pulang. Gue capek banget, dari tadi mikir tentang pecah-pecahan mulu. Lama-lama kepala gue yang pecah lagi."

Cherryl terkekeh geli. "Ya udah, ayok." Chika berjalan beriringan dengan Cherryl tanpa menoleh ke arah Chiko yang menatapnya nanar.

Perlahan Chiko pun mendekati mobil putihnya. Ia menghela nafas panjang sambil melihat langit yang begitu cerah. "Apa gue harus cerita sama lo sekarang, Chik. Kalau gue dan Cellin cuma pura-pura pacaran?"

*****

Diam-diam Carlos datang ke rumah sakit dengan pakaian serba hitam agar dirinya tidak dikenali orang-orang. Terlihat Melina yang sedang tertidur di sofa dekat ranjang Cellin. Lelaki itu meneguk salivanya gugup, perlahan kakinya mulai berjalan ke arah ranjang Cellin.

"Cell," bisik Carlos pelan.

Tidak ada sahutan dari Cellin. Gadis itu masih setia tertidur di atas ranjangnya, membuat Carlos menundukkan kepalanya terharu. "Lo kapan bangunnya sih, udah lama nggak ketemu gue. Hampir satu bulanan lo nggak bangun, lo tau Cell? Gue sering nengokin lo dengan cara sembunyi-sembunyi kayak maling."

Carlos melirik Melina sebentar. Lalu menatap wajah Cellin lama. "Gue kangen sama lo, Cell."

Saat Carlos ingin mencium wajah Cellin. Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu sehingga Carlos panik, dan langsung bersembunyi di bawah meja dekat ranjang Cellin.

Ternyata orang itu Chika, gadis itu berjalan mendekati Cellin dan memeluk sahabatnya erat. "Hay Cell, lo belum bangun ya. Gue kesini cuma mau izin sama lo, pacar lo bakalan sama gue selama seminggu. Nggak papa 'kan?"

Chika terkekeh kecil melihat Cellin yang hanya menutup matanya rapat-rapat tanpa ada pergerakan apapun. Melina yang mendengar tangisan Chika pun membuka matanya.

"Chika," pekik Melina mengucek-ngucekan matanya.

Chika menoleh ke arah Mamahnya. "Mamah udah bangun? Kok nggak kerja?" tanya Chika berusaha menghilangkan kesedihannya.

Melina tersenyum tipis. "Tidak sayang, hari ini Mamah cuti selama seminggu. Nggak ada yang jagain Cellin. Kamu juga pasti bakalan ada perlombaan ke Bandung selama seminggu 'kan?"

Chika menggaruk-garuk kepalanya. "Hehe iya Ma ..."

Saat suasana hening. Tiba-tiba Carlos tidak sengaja menendang meja yang berada di dekat ranjang Cellin, sehingga menimbulkan suara yang nyaring.

Dukh!

Chika tersentak kaget. Begitupun dengan Melina yang berada di atas sofa. "Chik, suara apa itu?"

"Nggak tau, Mah. Tapi suaranya di bawah ranjang deh kayaknya," ucap Chika mendekati ranjang Cellin.

___________________________________________

Next!

Fight Smart [SELESAI]Where stories live. Discover now