PART 30

203 22 1
                                    

Dua hari dari perlombaan olimpiade sudah berakhir. Dan sekarang waktunya pengumuman, siapa pemenang dari perlombaan olimpiade matematika tahun 2021 ini. Seluruh panitia sudah berkumpul rapih, begitupun para guru-guru yang mengantarkan siswa-siswinya yang mengikuti lomba dari awal sampai akhir.

Banyak juga para kamera yang menyorot mereka. Perlombaan olimpiade matematika tingkat nasional 2021 telah selesai, dan kini para panitia akan membagikan hadiahnya kepada sang para pemenang.

Para siswa maupun siswi dari berbagai sekolahan kian berbisik-bisik penasaran, mengenai siapa pemenang tahun ini. Chiko menepuk pundak Chika agar gadis itu menoleh ke arahnya.

“Kalau seandainya gue menang dalam perlombaan ini, lo mau kasih gue apa?” tanya Chiko kepada Chika yang kini menatapnya datar.

“Nggak kasih apa-apa, lagian gue nggak peduli kalau lo menang atau enggaknya,” ketus Chika berusaha menetralkan detak jantungnya yang kian memburu. Aneh rasanya jika dia berlama-lama bersama Chiko, maka detak jantungnya kian menjalar tak tentu arah.

Gue kenapa sih? batin Chika bertanya.

Chiko hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya. Padahal ia berharap, Chika akan memberikannya hadiah untuk kemenangannya jika seandainya memang benar, dia sendiri pemenangnya.

Tatapan semua peserta tertuju ke arah panitia yang berada di atas panggung. Panitia tersebut memberi sambutan terlebih dahulu, dan di akhiri dengan pembagian hadiah yang akan dilaksanakan hari ini.

“Baik, tidak ingin menunggu lama-lama. Langsung saja kita panggilkan, siapa pemenang olimpiade matematika tingkat nasional tahun 2021 ini. Apakah dari SMA Gardenia, SMA Pelita, SMA Negeri Houte, SMA Grozela, SMA Wyata Dharma, dan banyak sekolahan lainnya yang belum saya sebutkan.”

Suasana semakin riwuh karena sang panitia mulai memberitahu nilai-nilai yang sudah mereka peroleh selama seminggu penuh ini. Chiko meneguk salivanya susah payah, jarak antara Chiko dan Chika kian mendekat. Membuat detak jantung keduanya saling bersahutan satu sama lain.

“Dan inilah yang kita tunggu-tunggu. Dibabak semi final kemarin, banyak sekali yang tidak bisa menjawab soal-soal yang telah panitia berikan. Dan tidak banyak pula yang menjawab pertanyaan yang sudah panitia berikan. Suka dan duka kita lewati seminggu penuh, dan saya bangga kepada kalian yang sudah bisa mencapai sejauh ini.”

Sang panitia mengambil satu kertas catatannya. “Berhubung waktunya hanya sebentar, saya umumkan sekarang juga. Dimulai dari juara ke-tiga. Dengan nilai yang cukup memuaskan. 66,4% diraih oleh ... DANI CAHYANI! Perwakilan dari SMA Pelita!”

Suara tepukan riwuh kembali terdengar membuat semua peserta menundukkan kepalanya berdo'a. Chika meremas lengan Chiko seakan-akan takut apa yang panitia itu umumkan.

“Lanjut ke juara ke-dua, dengan prestasi belajar yang cukup memuaskan. Dengan nilai 74,1% diraih oleh ... LAILA FATIYATUSANI! Perwakilan dari SMA Toraja!”

Sang juara ketiga dan kedua, kini sudah berdiri di atas panggung. Tersenyum menghadap kamera dan memberikan terimakasih kepada panitia lomba.

Dan inilah yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta maupun para penonton yang ada. Sang juara pertama yang mampu membuat semua panitia menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan otaknya yang cerdas.

Chiko menatap wajah Chika dalam-dalam. Menikmati kecantikan Chika yang terlihat alami tanpa polesan bedak dan lipstik di wajahnya. “Chik, kalau seandainya gue menang, gue boleh nggak, minta sesuatu dari lo?”

Chika menoleh ke arah Chiko yang berada di sebelahnya. “Minta apaan? Jangan aneh-aneh deh.”

“Nggak aneh-aneh kok,” balas Chiko tersenyum tipis.

Fight Smart [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang