PART 04

250 48 10
                                    

Di depan pintu kelas XI IPA 2, terpampang jelas sebuah kertas yang diyakini adalah pemberitahuan hasil ulangan mereka pada pembelajaran minggu lalu. Semua teman Chika yang berada di kelas pun mengurumuni pintu tersebut.

Semua orang tampak kaget melihat hasil ulangannya. Chika yang melihat namanya yang berada di urutan kedua pun mengepalkan tangannya menahan amarah. Ia merasa tersaingi melihat nama pertamanya bukan nama Chika Anastasya Laksani. Melainkan Chiko Gatra Pamungkas.

Hasil ulangan harian kelas XI pelajaran matematika 23-juni-2021.

01. Chiko Gatra Pamungkas - 99
02. Chika Anastasya Laksani -95
03. Tarjoda Welington -83
04. Zefora Atlantis - 77
05. Cherryl Putri Anindya -76
06. Anton Supomo SH -75
07. Cellin sekartika Zegna - 66
08. Fenita Arie Wibowo - 63
09. Aksara Rania - 61
10. Gilang Ramadhan - 55

Tidak ingin berlama-lama di depan pintu. Akhirnya Chika pun kembali ke tempat duduknya semula. Memicingkan matanya sinis ke arah Chiko yang sedang membaca buku catatannya.

Brakh!

Terlalu kesal Chika memandangi wajah polos Chiko. Dengan sengaja ia pun menggebrak mejanya secara kasar. Chiko yang kaget pun langsung menoleh ke arah gadis itu.

“Kenapa?”

Chika tertawa hambar. “Kenapa? Kenapa lo tanya? Aduh kayaknya lo perlu gue kasih pelajaran deh. Lo itu anak baru, jangan sombong deh jadi orang.”

Chiko mengernyitkan dahinya bingung. “Sombong?” beo Chiko membuat Chika mendengus sebal. “Gue nggak sombong. Dari tadi gue diem, kok. Nggak pamerin apa-apa, kenapa lo bilang gue sombong?”

Chika duduk di bangkunya sambil menatap Chiko tajam. “Berasa paling pintar? Berasa paling wah? Dan seenaknya lo nempatin posisi gue sebagai murid paling pintar, hah!”

Chiko dibuat bingung dengan perkataan yang Chika lontarkan. Saat Chika hendak melanjutkan ucapannya lagi, Cellin—sahabatnya datang tiba-tiba seraya memeluk tubuh Chika dari belakang sangat erat.

“Ya ampun Chik, lo emang pinter dah kalau soal ulangan matematika. Anjirrtt itu keren banget, lo dapet sembilan puluh lima. Sedangkan gue?” Cellin menundukkan kepalanya sedih. Nilai ulangannya sangat jauh berbeda dengan yang Chika dapatkan.

Chika membalikan badannya menghadap ke arah sahabatnya. “Lo buta, ya. Gue nggak sepintar dia.” Tunjuk Chika menggunakan dagunya, melipat kedua tangannya di depan dada sambil memperhatikan Chiko yang masih setia membaca bukunya.

Cellin tersenyum kecil. “Iya sih, lo beda dikit doang sama dia.”

“Dan gue nggak terima,” celetuk Chika kesal. “Gue nggak mau posisi gue di ambil alih sama dia.” Merasa jari telunjuk Chika berada di sebelah telinganya. Chiko pun menoleh ke arah gadis itu.

Laki-laki itu menutup buku-bukunya, lalu menatap Chika malas. “Gue sama sekali nggak pernah ambil posisi itu dari lo, dan lo juga harus tahu, kalau otak manusia nggak selamanya pintar.”

Chika mengepalkan tangannya kuat-kuat. “Maksud lo apaan bilang begitu? Nyindir gue?”

Chiko mengedikkan bahunya acuh. “Gue sama sekali nggak nyindir. Tapi kalau lo ngerasa gue nyindir lo, ya ... I don't know lah.”

“LO—.”

“CHIKA-CHIKA!” Teriakan dari Cherryl mampu menghentikan aksi Chika yang hendak memarahi Chiko. Lantas gadis itupun menoleh ke arah sahabatnya yang berada di sebelah Cellin.

Fight Smart [SELESAI]Where stories live. Discover now