The One That I Lost

1K 161 41
                                    

Inspired by myo_caron's sakuatsu twtfic.


__


Semua orang mengira Joohyun dan Taehyung saling membenci. Setidaknya itulah yang terlihat di dunia. Manik gelap Joohyun yang gelap seketika akan memincing setiap kali menemukan Taehyung di sekitarnya. Alis tebal milik Taehyung akan mengerut turun setiap kali mendapati Joohyun di sekitarnya. Mereka saling membenci. Oleh karena itu ketika Taehyung mengalami kecelakaan hebat yang merenggut separuh memorinya, orang-orang berpikir tidak akan ada yang terjadi di antara Joohyun dan Taehyung.

Joohyun akan tetap sibuk dengan pekerjaannya sebagai legal di sebuah perusahaan start-up ternama dan Taehyung akan menjalani rehabilitasi untuk membawa kembali memorinya. Hanya itu.

Akan tetapi, hal tersebut mengganggu Taehyung tanpa diketahui penyebabnya. Lelaki itu tahu bahwa Joohyun dan ia tidaklah dekat seperti yang orang-orang katakan. Ia tahu, bahwa meskipun mereka berada di lingkaran pertemanan yang sama—mereka saling membenci. Taehyung tahu, jika pun terdapat memori dan kenangan di antara mereka—itu tidak akan sebanyak memori yang dia ciptakan bersama Jimin atau teman-teman lainnya. Mereka hanya dua orang yang dipaksa masuk ke dalam sebuah lingkaran pertemanan yang sama. Menikmati kebersamaan dengan orang lain terkecuali mereka.

Namun kini setiap kali Joohyun berada di sekitarnya, batin lelaki itu seakan beriak tanpa sebab. Beriak seakan-akan ingin mendapatkan perhatian wanita itu, menginginkan kedua netra gelap itu jatuh pada dirinya. Batin lelaki itu seakan memaksa dirinya untuk mengingat sesuatu yang ia lupakan—namun tidak diketahui apa penyebabnya.

"Tapi bagaimana bisa?" pertanyaan tersebut mengisi kepala Taehyung selama berhari-hari.

Kenapa dia di masa lalu membenci Joohyun? Kenapa Joohyun tampak tidak senang dengan kesembuhannya? Kenapa kini ia begitu menginginkan perhatian Joohyun? Dan bagaimana bisa ia membenci seorang Bae Joohyun ketika setiap kali pualam pria itu mendapati Joohyun di sekitarnya, hatinya berdesir hebat?

Masih banyak pertanyaan yang mengakar dan terus tumbuh di kepalanya. Namun satu pertanyaan yang paling menjadi momok utama di pikirannya adalah, kenapa Joohyun tampak sedih?

Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab pertanyaan itu, bahkan teman baiknya sendiri. Karena seperti yang dunia tahu, mereka saling membenci. Tidak ada ikatan apapun di antara mereka selain teman satu lingkup dan teman satu kantor.

Oleh karena itu, demi menuntaskan pertanyaan yang terus mengakar di kepala, Taehyung berniat mengajak Joohyun untuk makan malam bersamanya sepulang dari kantor--dan Joohyun menerima ajakannya.

Yah, mereka memang menghabiskan makan malam bersama, namun tidak ada percakapan di antara mereka. Joohyun terus mengunci mulutnya, tidak menampakan sedikitpun niat untuk membuka suara atau mengajak Taehyung mengobrol ringan. Sedangkan Taehyung, ia tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengatasi hal tersebut.

Tidak ada harapan maupun pemikiran di kepala Taehyung untuk menghabiskan waktu lebih banyak lagi bersama Joohyun seusai makan malam. Tapi, di luar dugaan, Joohyun mengajaknya menghampiri apartment wanita itu.

Apartment Joohyun tidaklah seluas dan semegah yang Taehyung bayangkan--mengingat posisi Joohyun sebagai legal mendapat upah relatif tinggi di perusahaan. Malah, apartment Joohyun tampak sederhana namun hangat sampai-sampai batin Taehyung kembali beriak memaksa dirinya untuk mengingat kejadian lama.

"Apa aku pernah kesini sebelumnya?"

Joohyun tidak segera menjawab pertanyaan Taehyung. "Ya, kau pernah kesini sebelumnya bersama yang lainnya pada saat malam natal." jawab Joohyun dengan lekuk kecil di ujung bibirnya, menciptakan senyum tipis terpaksakan yang begitu jelas di pualam Taehyung. "Tapi aku jarang menerima tamu di apartment-ku. Aku yakin kau tidak punya banyak memori di sini."

VIEWWhere stories live. Discover now