For Her

2K 260 47
                                    

MATURE CONTENT ALERT!

containing inappropriate scene, homicide, and many more.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari yang mereka nanti-nanti. Hari dimana darah berjatuhan seperti hujan dan kepala manusia digantung pada perkarangan rumah layaknya prestasi yang patut dibanggakan. Seperti apa yang dikatakan para leluhur mereka, hari ini adalah hari kemenangan.

Perang saudara antara Suku Tide dengan Suku Kudu sudah berlangsung puluhan tahun. Berbagai cara telah mereka gunakan untuk meredakan perang dan mencapai perdamaian. Namun sayang, perbedaan visi, budaya, dan prioritas memecah mereka hingga pada hari ini, Suku Tide menyerbu Suku Kudu tanpa melewatkan satu pun nyawa.

Pak Tua Kim, kepala suku yang bertanggungjawab dan berjasa pada penyerangan kali ini dengan sangat bangga mengangkat kepala Samjung-kepala Suku Kudu-yang sudah terpisah dengan tubuhnya seperti babi hutan besar hasil buruan. Lelaki bertubuh gempal itu tiada habis tertawa puas sembari terus membanggakan Namjoon selaku penasehatnya yang memiliki andil besar dalam menyusun strategi peperangan dan Taehyung-keponakananya-yang membunuh hampir setengah populasi Suku Kudu dengan pisau dagingnya.

Menurut Pak Tua Kim, keponakannya seperti mesin pembunuh berdarah dingin yang menebas setiap kepala yang ditemuinya. Taehyung adalah salah satu kunci dari kemenangan mereka. Tanpa Taehyung, penyerangan Suku Kudu dan pembabatan habis seluruh populasinya hanya seperti mimpi di siang bolong.

Seluruh penduduk Suku Tide tiada habisnya memuji Taehyung. Di setiap langkah lelaki itu pijak, selalu terdengar suara decak kagum dan rapalan puji terhadapnya. Dan Taehyung pribadi, ia tidak terlalu menghiraukan decak kagum yang selalu di layangkan kepadanya.

"Taehyung, kau membawa lagi?" sahut Hoseok kala pualam hitamnya mendapati tubuh tegap Taehyung melangkah masuk ke dalam rumah potong. Pandangannya bergeser pada tubuh wanita muda yang telanjang bulat yang diseret menggunakan tali oleh lelaki bermimik dingin tersebut. "Dia masih hidup?"

Hoseok mengeryit mendengar racauan minta tolong sekaligus putus asa yang dilayangkan wanita tersebut. Menyiksa musuhnya hingga titik darah terakhir sudah seperti kegemaran tersendiri bagi Taehyung. Meninggalkan tubuh yang tengah ia potong menjadi potongan kecil, Hoseok berdiri dari tempatnya kemudian menghampiri Taehyung beserta buruannya.

"Aku memang ahli potong Suku Tide. Tapi itu bukan berarti kalau aku pembunuh berdarah dingin sepertimu, Kim Taehyung."

Taehyung mendengus kecil. Bagaimana ia bisa lupa kalau kawannya adalah seorang pengecut yang bahkan tidak berani membunuh seekor semut?

Mengayunkan pisau besarnya, Taehyung memenggal kepala tawanannya dengan sekali tebas. Membuat ruangan yang sudah penuh dengan darah mengering, kembali dibanjiri darah segar yang tercium anyir bagi setiap indera yang menangkap.

"Begini 'kan lebih baik." Hoseok tersenyum lebar sembari menangkap kepala wanita muda tersebut yang hampir menggelinding ke sisi ruangan. Ia menatap Taehyung, "Beristirahatlah di samping jendela. Kau akan mendapati pemandangan baru."

VIEWOnde histórias criam vida. Descubra agora