VIEW

The Ocean Mask

"Kerja bagus, Inspektur Kim. Untuk sekian kalinya, kau berhasil menyelamatkan kota." Ketua Lee menepuk pundakku dengan tawa khasnya yang membuat perut buncit pria paruh baya itu bergerak naik-turun.

Menarik senyum tipis aku menundukkan sedikit tubuhku—sebagai tanda terima kasih—kemudian menyeruput bir murah dari gelas plastik di tanganku. Pandanganku mengedar ke sekeliling ruangan, mendapati belasan orang berpesta ria setelah kembali berhasil menggagalkan pencurian yang akan dijalankan oleh Irene.

Ya, Irene, pencuri wanita handal yang selalu mencuri perhiasan mewah bahkan hal-hal besar yang dimiliki oleh petinggi kota—dengan ciri khas berupa topeng setengah wajah yang hanya memperlihatkan bibir berpoles lipstik merah berry dan pakaian ketat seksi yang membalut tubuhnya. Oh, jangan lupakan refleks dan kemampuan gymnastic yang ia miliki. Itu yang membuat Irene menjadi sangat sulit untuk ditangkap.

Meski pencuri wanita itu selalu bergerak di bawah bayangan rembulan, Irene selalu membuat pesan bahkan pengumuman pada publik dan kepolisian jika ia ingin mencuri sesuatu. Dia akan meninggalkan surat dengan segel wax bertuliskan benda yang akan dicuri olehnya beserta dengan namanya di ujung surat, mengirimkan kado berisi ledakan confetti dengan surat benda yang akan dicuri, atau bahkan dengan mencoret-coret gedung politik kota dengan pilox merah. Benar-benar gila. Pencuri wanita itu seakan bermain kucing-kucingan dengan kepolisian setempat—menikmati semua reaksi yang dilayangkan oleh aparat setiap kali 'dikejutkan' oleh kedatangannya di TKP yang selalu mendadak.

Dan, ya, Irene selalu berhasil mengejutkan aparat kepolisian. Entah dengan kabar pemberitahuan perihal ia yang akan mencuri suatu barang di rumah petinggi atau dengan kemunculannya yang secara tiba-tiba berada di antara kami atau dengan kemunculannya dengan tangannya yang sudah memegang benda yang sudah kami amankan sedemikian ketat.

Namun belakangan ini, semenjak aku resmi menjadi ketua dalam tim pengejaran Irene, pencuri itu tidak pernah berhasil mengambil barang yang ia sebut-sebut akan curi. Berterimakasihlah pada pemikiranku yang cemerlang dan kemampuan menyusun strategi ku yang berada di atas rata-rata. Hal tersebut tentu membuat kami semua bangga. Yah, meski belum dapat menangkap pencuri licik itu, setidaknya kami selalu berhasil menggagalkan rencananya.

Akan tetapi, meski Irene akhir-akhir ini selalu gagal dalam upaya pencuriannya, pencuri itu selalu tetap mengirimkan pesan pemberitahuan terhadap kami—dan tetap bersenang-senang dengan tim kepolisian yang selalu berhasil ia kecoh dengan semua tindakannya.

Irene selalu tertawa. Dia selalu tertawa setiap kali ketika para pihak kepolisian berhasil terkecoh sehingga mereka tidak dapat menjangkaunya—dan akan tetap tertawa meski ia sudah berada di antara lenganku.

God, pipiku kembali memanas mengingat kejadian beberapa jam lalu, di mana Irene berhasil mengecoh seluruh tim kepolisian—terkecuali aku. Membuatku menjadi satu-satunya orang yang pernah melihat wanita itu dalam jarak yang dekat, merasakan dengan genggamanku sendiri pergelangan tangannya yang terasa halus sebelum pada akhirnya aku memojokkan dirinya dan mengunci tubuh pencuri itu di antara lenganku.

Pada saat itu, sesaat aku dapat melihat manik kelam sang pencuri itu yang tampak berkilauan seperti bintang yang terpantul di samudera. Mengenyahkan seluruh kesadaranku, hingga sesaat aku lupa untuk bernapas dan tenggelam pada manik samudera yang ia miliki.

Aku tidak pernah tahu, seorang pencuri buronan dapat memiliki mata secantik itu. Membuatku penasaran setengah mati, rupa yang selalu ditutupi oleh topeng itu.

Sialnya, aku terlalu terhipnotis dengan manik cantik pencuri itu yang begitu menawan hati. Sialnya lagi, Irene tahu betul bahwa aku terhipnotis dengan mata cantiknya. Membuat Irene, seorang pencuri licik professional yang selalu mencari celah dari lawannya, menyerang langsung celah tersebut dan membuat aku seketika seakan berubah wujud menjadi puding.