Coming Home [2]

1.3K 243 53
                                    

"Sungainya tidak terlalu dalam. Arusnya juga tidak terlalu kuat." ucap Taehyung seraya menatap kedua kakinya yang terendam air. Ia mengangkat kepalanya, menatap Joohyun, "Tapi mungkin akan semakin dalan di tengah nanti."

Joohyun mengangguk pelan. Kedua netra cerahnya menatap kembali air sungai yang telah merendam kaki berotot lelaki Kim itu, kemudian beralih pada kedua kakinya yang terbalut celana panjang. Ia melenguh kecil, seharusnya aku memakai celana selutut saja.

"Celanamu tidak akan basah." ucap Taehyung.

Tubuh wanita itu terlonjak kaget ketika mendapati seorang Kim Taehyung-partner mendaki gunungnya-berjongkok tepat di hadapannya hingga membuat hampir setengah tubuhnya terendam air sungai, lalu melipat tinggi celana panjang yang Joohyun pakai hingga seatas lutut.

"Satu-satunya yang akan basah di sini hanya aku, kau tidak perlu khawatir." lelaki itu menegakan tubuhnya, mengulas senyum manis pada Joohyun. "Ayo, pos 5 sudah dekat." ia mengulurkan tangannya.

Alis Joohyun terangkat heran menatap uluran tangan Taehyung. "Untuk apa ini?"

Lelaki itu terkekeh pelan, "Tentu saja untukmu, Joohyun. Pegang tanganku. Kau bisa saja terbawa arus karena tubuhmu yang kurus itu."

Bocah sialan, maki Joohyun dalam batin. Namun tidak dapat menyembunyikan senyum pada bibirnya kala ia meraih telapak besar milik Taehyung, menggenggamnya erat lalu melangkah menyebrangi sungai.

Ini bukanlah kali pertama Joohyun menyebrangi sungai dengan kedua kakinya, atau bahkan mendaki gunung. Biasanya, ia melakukannya dengan Namjoon. Lelaki dengan lesung yang terlihat menawan itu selalu menemaninya. Karena kebetulan, ia pula memiliki kegemaran yang sama-mendaki gunung-ketika dunia terasa runtuh di atas kepala. Mereka sangat menyukai dengan sensasi yang mereka dapatkan ketika mendaki gunung. Udara segar yang memenuhi paru, merasakan sinar mentari membalut kulit, dan-oh, jangan lupakan sensasi di mana embun pagi merundungi mereka.

Joohyun sangat menyukainya, dan sensasi itu tidak lagi asing baginya.

Ia mengangkat netra, menatap punggung lebar Taehyung sesaat lalu beralih pada tautan jemari kuat yang Taehyung lakukan padanya. Terasa hangat dan nyaman. Ia menekan bibir ruamnya, merasakan sensasi asing yang menjulur di setiap tubuh. Terasa asing, namun menyenangkan. Dan Joohyun menyukai itu.

"Mau tetap berpegangan tangan?" suara bariton Taehyung menyadarkan ia dari lamunannya. Lelaki itu terkekeh menatap raut Joohyun, "Jangan melamun, kita di kaki gunung sekarang."

Sebuah helaan napas lahir dari Joohyun kala mendapati mereka telah berada di pinggir sungai. Ia melirik ke arah kakinya yang tidak lagi terendam air, kemudian kembali menghela napas. "Maaf." ucapnya seraya melonggarkan genggaman tangan mereka.

Namun ketika ia ingin menarik tangannya kembali, Joohyun dapat merasakan genggaman hangat Taehyung yang semakin menguat dari sebelumnya. Dan kala ia mengarahkan irisnya pada Taehyung, meminta sebuah penjelasan, Joohyun mendapati senyum manis yang terulas pada bibir Taehyung.

Suara berat itu kembali terdengar, "Jangan dilepas. Aku suka."

Taehyung membalikan tubuhnya, melanjutkan perjalanan mereka dengan tangan yang masih saling bertaut. Menggugurkan kesempatan untuk mendapati rona kemerahan yang muncul pada pipi Joohyun.

Pipi sialan. Joohyun melirik tautan tangan mereka. Ia tersenyum tipis, tapi aku juga suka dengan sensasinya.

Kim Taehyung, lelaki yang belum lama ini mengisi harinya, adalah lelaki bertubuh jangkung dengan wajah rupawan dan senyum yang manis. Semanis perilakunya terhadap Joohyun selama mereka bersama. Lelaki selembut sutera namun sekuat karang yang selalu menemaninya dan memperhatikannya.

Seorang lelaki sempurna yang selalu ia idamkan setiap malamnya.

Ya, Taehyung adalah perwujudan dari lelaki sempurna yang selalu Joohyun inginkan untuk menghabiskan seluruh waktunya. Mereka memiliki kegemaran yang sama, memiliki mimpi yang sama, memiliki keinginan yang sama. Oh, ini membuatnya jatuh lebih dalam dari yang ia kira.

Kim Taehyung yang sempurna.

Senyum tipis di bibir Joohyun perlahan luntur, kala iris cerahnya mendapati cincin pertunangannya yang masih melingkar manis di salah satu jemarinya-yang bertaut dengan tangan milik Taehyung.

______

A/N:

kalo kalian nebak aku lagi author's block, kalian benar :'(

maaf jika tidak memuaskan. terimakasih sudah berkunjung :)

ryukheii, 2020.

VIEWWhere stories live. Discover now