Sweetest Little Things

2.7K 279 91
                                    

Theodore K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theodore K. Gilangtara

 Gilangtara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene B. Domani

=====

Theo menurunkan standar motor yang ia kendarai, melepas helm hitam kepunyaannya, kemudian bercermin pada kaca spion-membenarkan surai hitam legamnya yang tampak sedikit berantakan setelah hampir satu jam berkendara dari daerah Margonda hingga Salemba. Singkatnya, dari ujung ke ujung.

Merasa penampilannya sudah kembali sempurna, Theo segera mengambil tiga plastik pada sangkutan motor yang berisi boba milk tea, nasi padang, dan tteokbokki yang ia beli di sepanjang jalan Margonda raya ketika dalam perjalanan menuju tempat kost khusus perempuan-tempat kekasihnya tinggal.

Kembali bercermin pada kaca spion kemudian menggusak kembali surainya, Theo menarik senyum miring seraya bergumam menyemangati diri. "Semangat ganteng!"

Segera turun dari motor, Theo membuka pintu pagar tinggi kost tersebut. Menampakan sebuah lapangan kecil tempat dimana para penghuni kost-dan juga ibu kost-menjemur pakaian. Di ujung lapangan dekat rumah sang ibu kost tinggal, terdapat kursi taman besi sepanjang satu meter yang tepat di sebelahnya terdapat susunan motor para penghuni kost yang memarkir di sana.

Biasanya, kursi taman besi itu selalu kosong, terlebih ketika malam seperti sekarang. Namun khusus hari ini, Theo mendapati Hendery-anak pemilik kost yang katanya sama tampannya dengan Pangeran Eric-mendudukan diri di atas jok motor tepat di samping kursi, menghadap seorang gadis dengan surai sebahu yang sempat mencuri pandang ke arahnya kemudian menuduk malu.

Cih. Nggak modal, pacaran di rumah doang.

Theo menaikan kerah jaketnya, "Dery! Nyokap lo di rumah?"

Lelaki dengan kaus hitam berlogo band rock Guns N' Roses itu seketika menoleh ke arah Theo lalu menaikan sedikit dagunya sebagai tanda sapa. "Di rumah. Kenapa?"

"Bilangin anak pungut kesayangannya lagi ngapel," ucapnya mengarahkan pada diri sendiri sebagai 'anak pungut kesayangan ibu kost'. "Gue naik duluan." imbuhnya sebelum menaiki tangga di ujung gedung menghampiri kamar kekasihnya.

VIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang